Arab Saudi, Daulah Islam Pengibar Panji Tauhid dan Sunnah

Saudi Arabia Daulah Islam

Kejayaan dan kekuasaan merupakan janji Allah subhanahu wa ta’ala kepada para hamba-Nya apabila syarat-syaratnya telah terpenuhi. Di antara syarat yang terpenting adalah terealisasinya iman, tauhid, dan amal saleh. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِينَهُمُ ٱلَّذِي ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنٗاۚ يَعۡبُدُونَنِي لَا يُشۡرِكُونَ بِي شَيۡ‍ًٔاۚ وَمَن كَفَرَ بَعۡدَ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ

“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Ku. Barang siapa (tetap) kafir sesudah (janji) itu, mereka itulah orang-orang yang fasik.” (an-Nur: 55)

Sejak awal berdiri, Kerajaan Arab Saudi berkomitmen penuh membela agama Allah subhanahu wa ta’ala, menegakkan kalimat tauhid, dan menghancurkan kesyirikan dari muka bumi; bukan berpolitik demi meraih kekuasaan/tampuk kepemimpinan. Inilah misi dan jalan dakwah para nabi dan rasul alaihimus salam.

Arab Saudi merupakan negara Islam pelindung utama dakwah tauhid dan sunnah saat ini. Arab Saudi sukses mendistribusikan kemakmuran kepada segenap rakyatnya, menegakkan keamanan di segenap penjuru wilayahnya, serta satu-satunya negara di dunia yang konsisten dengan penerapan syariat Islam di tengah-tengah modernitas.

Arab Saudi di Mata Para Ulama

  1. Samahatu asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu asy-Syaikh rahimahullah

“Pemerintah kita (Arab Saudi)—alhamdulillah—undang-undangnya adalah Kitabullah (al-Qur’an) dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam.” (al-Fatawa 12/334)

  1. Samahatu asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah, Mufti Umum Kerajaan Arab Saudi sekaligus Ketua Rabithah Alam Islami pada masanya.

“Akidah salafiyah adalah akidah yang diserukan oleh asy-Syaikh al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Itulah akidah salaf, dan itulah akidah Daulah as-Su’udiyah.” (Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, 7/184)

“Di antara sebab terkuat keberhasilan dakwah tauhid adalah Allah subhanahu wa ta’ala menyiapkan pemerintah yang mau percaya terhadapnya dan siap membela dakwahnya, serta melindungi para juru dakwahnya. Itulah pemerintah Dinasti Su’ud, sejak masa al-Imam al-Mujahid Muhammad bin Su’ud rahimahullah, sang pendiri Daulah as-Su’udiyah hingga anak cucunya setelahnya.” (Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, 1/379)

“Keberadaan sebuah negara yang percaya terhadap dakwah tauhid ini dan penerapan hukum-hukum dengan murni dalam semua aspek kehidupan manusia, baik dalam aspek keyakinan, hukum, adat, pidana, ekonomi, dan lainnya.

“Hal inilah yang menyebabkan sebagian ahli sejarah mengatakan tentang dakwah ini, ‘Sejarah Islam setelah masa kenabian dan para al-Khulafa ar-Rasyidin tidak pernah melihat konsistensi yang sesungguhnya terhadap hukum-hukum Islam sebagaimana yang disaksikan oleh Jazirah Arab di bawah naungan Daulah as-Su’udiyah yang mendukung dan membela dakwah tauhid’.” (Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, 1/380)

“Daulah as-Su’udiyah ini adalah negara Islam—walhamdulillah—yang mengajak kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar; negara yang memerintahkan untuk berhukum dengan syariat Islam dan menerapkannya kepada kaum muslimin.” (Rekaman audio yang berjudul Ahdaf al-Hamalat al-I’lamiyah Dhiddu Hukkam wa Ulama Bilad al-Haramain)

  1. Asy-Syaikh al-‘Allamah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah.

“Terkait dengan pemerintahan (Arab Saudi) ini—alhamdulillah—sebagaimana yang kalian ketahui, merupakan negeri yang berhukum dengan syariat Islam. Para hakimnya tidaklah menghukumi kecuali berdasarkan syariat Islam.” (Rekaman kaset yang berjudul Ahdaf al-Hamalat al-I’lamiyah Dhiddu Hukkam wa Ulama Bilad al-Haramain)

“Aku bersaksi di hadapan Allah atas apa yang aku katakan, dan aku bersaksi di hadapan kalian: aku tidak mengetahui pada hari ini di muka bumi ada yang menerapkan syariat Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana yang diterapkan oleh negeri ini, Kerajaan Arab Saudi.” (Wujub Tha’ati as-Sulthan, 49)

  1. Samahatu asy-Syaikh Abdul Aziz Alu asy-Syaikh hafizhahullah, Mufti Umum Kerajaan Arab Saudi sekarang.

“Sejak awal didirikannya lebih dari dua abad lalu, Kerajaan Arab Saudi—walhamdulillah—merupakan negara yang berdiri di atas asas manhaj salaf.” (Harian ar-Riyadh edisi 12175 Tahun Ke-38, Rabu 8 Sya’ban 1422 H)

  1. Ma’ali asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah, anggota Dewan Ulama Besar Kerajaan Arab Saudi.

“Negeri ini—walhamdulillah—adalah percontohan bagi negara-negara di dunia dalam hal keamanan dan kemantapan akidah, akhlak, dan tata krama, serta dalam segala urusan. Hal itu karena berkah mengikuti al-Qur’an dan as-Sunnah, kemudian berkah dakwah asy-Syaikh al-Mujaddid al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dan para pembelanya dari kalangan para pimpinan negeri ini. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan taufik kepada mereka.” (al-Muntaqa min Fatawa al-Fauzan)

Pernyataan Para Raja Arab Saudi

Para pimpinan Kerajaan Arab Saudi dengan lantang dan terang-terangan menyatakan bahwa negaranya berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah, berdasarkan pemahaman salafush shalih. Sungguh, ini merupakan kemuliaan besar.

Sementara itu, kebanyakan pemimpin negara-negara Islam lain tidak berani menyatakan hal itu dengan lantang. Mereka justru menyatakan bahwa negaranya berdiri di atas prinsip demokrasi, republik, parlemen, undang-undang negara, dst.

Para raja Kerajaan Arab Saudi benar-benar menjunjung tinggi al-Qur’an dan as-Sunnah, menghormati dan memperhatikan bimbingan para ulama, serta komitmen menerapkannya dalam negara mereka. Berikut ini pernyataan-pernyataan tegas para raja Kerajaan Arab Saudi tersebut.[1]

  1. Raja Abdul Aziz bin Abdur Rahman bin Faishal Alu Su’ud rahimahullah

“Aku mengajak kepada agama Islam dan mengajak untuk menyebarkannya di tengah-tengah umat. Aku adalah dai (juru dakwah) ke jalan akidah salafush shalih. Akidah salafush shalih adalah berpegang teguh terhadap Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.”

“Aku adalah seorang salafi, dan akidahku adalah salafiyah. Konsekuensinya, aku berjalan di atas al-Qur’an dan as-Sunnah.”

Pada 1946 M, di hadapan para jamaah haji, Raja Abdul Aziz menyatakan dengan lantang, “Orang-orang mengatakan bahwa kami adalah Wahabiyah. Padahal sebenarnya kami adalah para pengikut salafush shalih yang senantiasa berusaha menjaga agama kami, dan kami senantiasa mengikuti Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Tidak ada antara kami dan kaum muslimin kecuali Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.”

“Seluruh hukum Kerajaan Arab Saudi sesuai dengan Kitabullah dan Sunnah Rasullah, serta yang dijalani para sahabat dan salafush shalih.”

  1. Raja Su’ud bin Abdul Aziz Alu Su’ud rahimahullah

“Kami umumkan kepada khalayak, kami bukan sekadar para raja. Namun, kami juga para dai untuk agama ini. Kami berjanji kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk senantiasa memuliakan dakwah agama dengan harta, pedang, dan jiwa-jiwa kami.”

  1. Raja Faishal bin Abdul Aziz Alu Su’ud rahimahullah

“Kaum muslimin secara umum dan bangsa Arab secara khusus wajib saling berhubungan, saling memahami, dan berpegang teguh dengan tali agama Allah subhanahu wa ta’ala.”

“Sejak awal berdirinya, negara ini senantiasa mengajak kepada kalimat tauhid, yaitu ‘La ilaha illallah’ dan ‘Muhammad Rasulullah’.

“Sungguh, Allah subhanahu wa ta’ala telah memuliakan bangsa Arab ketika Allah subhanahu wa ta’ala mengutus Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dari kalangan mereka. Pemuliaan ini berpengaruh pada bangkitnya bangsa Arab dan kemajuan mereka hingga mereka mencapai penjuru timur dan barat bumi ini.”

“Sesungguhnya kita semua wajib berpegang teguh dengan akidah Islam dan menyatukan barisan kita, dalam rangka melayani agama, umat, dan negeri kita. Sebab, dalam syariat Islam terdapat pilar-pilar keadilan, pembelaan terhadap kebenaran, penetapan hak, kemerdekaan, kemajuan, dan pembangunan di segala bidang. Dengan demikian, kita tidak perlu mengambil atau mendengar prinsip apa pun (selain akidah Islam) yang telah banyak memikat dunia.”

  1. Raja Khalid bin Abdul Aziz Alu Su’ud rahimahullah

“Negeri kita menjadi percontohan terbaik dalam hal keperkasaan dan kemuliaan, kemajuan, dan sinar kemilau.”

“Orang-orang bertanya tentang sebab tercapainya ‘izzah, kekuatan, keamanan, dan ketenangan yang menyebabkan negeri kita unggul. Jawabannya adalah karena kita berpegang teguh terhadap syariat Allah subhanahu wa ta’ala dan menerapkannya, dengan bersumber dari Kitab-Nya yang terjaga dan Sunnah Nabi-Nya shallallahu alaihi wa sallam.”

“Di antara nikmat Allah subhanahu wa ta’ala terhadap negeri ini dan penduduknya adalah menjadikan agama mereka berjaya. Agama yang telah Allah subhanahu wa ta’ala ridhai untuk mereka. Allah subhanahu wa ta’ala mengganti rasa takut menjadi aman bagi mereka. Penduduknya beribadah kepada-Nya satu-satu-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun. Oleh karena itu, al-Qur’anul Karim dan Sunnah yang suci senantiasa menjadi sumber hukum dan syariat di negeri ini, hingga Allah subhanahu wa ta’ala mewarisi bumi ini dan penduduknya.”

  1. Raja Fahd bin Abdul Aziz Alu Su’ud rahimahullah

“Dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala, kami akan menjadi orang-orang yang berpegang teguh dengan  prinsip akidah Islam. Sebab, kami tahu bahwa keperkasaan, kepemimpinan, dan kemenangan kami ada pada sikap tersebut. Sungguh, di antara nikmat-nikmat Allah subhanahu wa ta’ala adalah Dia subhanahu wa ta’ala memberi taufik kepada negeri ini untuk berpegang teguh dengan akidah, menguatkan fondasi-fondasi keamanan, serta memenuhi sarana kebahagian dan ketenangan.”

“Telah datang sang pemersatu jazirah ini dan penghimpun kekuatannya, yaitu al-Malik Abdul Aziz Alu Su’ud, untuk menegakkan negara tauhid, syariat Islamiah, dan dakwah salafiyah, yang melambangkan Islam hakiki dan aspek  keilmuan.”

“Kami di negeri ini merasa bangga dan mulia karena kami berpegang teguh dengan akidah Islam. Kami akan membela akidah tersebut dengan jiwa dan segala yang kami miliki. Kami akan menjadikan akidah sebagai pedoman….”

  1. Raja Abdullah bin Abdul Aziz Alu Su’ud rahimahullah

“Sesungguhnya prinsip Kerajaan Arab Saudi mengharuskan perhatian terhadap ilmu dan para ulamanya, serta mengambil ilmu dari para ulama dan fuqaha. Sejak terwujud penyatuan Kerajaan Arab Saudi di tangan pendirinya, Raja Abdul Aziz rahimahullah, negeri kita terus melaksanakan prinsip ini. Para ulama adalah orang-orang yang memahami akidah. Mereka adalah para dai yang mengajak ke jalan yang lurus. Akan terus berkelanjutan kerja sama Kerajaan dengan kalian dan dengan para ulama umat.”

“Kerajaan Arab Saudi adalah Daulah Islamiah (negara Islam) dalam hal undang-undang dan peraturan-peraturannya.”

  1. Raja Salman bin Abdul Aziz Alu Su’ud hafizhahullah

“Dengan daya upaya dan kekuatan dari Allah subhanahu wa ta’ala, kami senantiasa berpegang teguh dengan manhaj yang lurus, yang negara ini berjalan di atasnya sejak berdirinya di tangan Raja Abdul Aziz dan para putranya setelahnya—semoga Allah merahmati mereka.

“Kami tidak akan berpaling darinya. Undang-undang kami adalah Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Di negeri yang telah Allah subhanahu wa ta’ala pilih sebagai titik awal risalah-Nya dan kiblat kaum muslimin ini, kami akan senantiasa melakukan segala hal yang menjadi sebab bersatunya barisan, kesatuan kata, dan pembelaan terhadap segala problem umat.

“Kami senantiasa mengambil petunjuk dari rambu-rambu agama Islam yang lurus, yang telah diridhai oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk kami; agama kedamaian, rahmah (kasih sayang), pertengahan,dan keadilan.”

Dalam kesempatan pidato kenegaraan pada 12-3-1437 H (23-12-2015 M), Raja Salman berkata, “Negara Arab Saudi tegak di atas Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, serta mendapat kemuliaan memberikan pelayanan kepada al-Haramain (Makkah dan Madinah) dan para pengunjungnya (jamaah haji dan umrah).”

Kita berdoa, semoga Allah senantiasa menjaga dan melanggengkan Kerajaan Arab Saudi di atas tauhid dan syariat Islam hingga hari kiamat. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menjaga para raja, petinggi negara, dan ulama negeri tersebut agar senantiasa komitmen berjalan di atas akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, serta menjaga mereka dari tipu daya dan makar jahat para musuhnya.

Al-Amir Nayif bin Abdul Aziz Alu Su’ud rahimahullah (mantan Menteri Dalam Negeri pada pemerintahan Raja Fahd, dan Putra Mahkota pada pemerintahan Raja Abdullah) mengingatkan,

“Aku katakan dengan sangat jelas dan terang-terangan, kita menjadi target (untuk dihancurkan) dalam hal akidah kita. Kita adalah target di negeri kita. Aku katakan dengan sangat jelas dan terang-terangan kepada para ulama kami yang mulia, kepada para pelajar/penuntut ilmu, para dai, para penyeru amar makruf nahi mungkar, serta para khatib di masjid-masjid, hendaknya kalian membela agama kalian dengan segala kemampuan yang kalian miliki. Belalah negeri kalian, belalah putra-putra kalian, dan  belalah generasi yang akan datang. Kita harus memandang hal ini sebagai amal yang wajib. Kita gunakan segala sarana/media modern untuk berkhidmat terhadap Islam. Kita suarakan al-haq (kebenaran). Celaan para pencela tidak boleh menghalangi kita untuk menyatakan kebenaran.”[2]

 

[1] Disarikan dari http://www.mofa.gov.sa/ dan beberapa sumber lainnya.

[2] Lihat http://www.alriyadh.com/747136

 

Ditulis oleh Ustadz Abu Amr Ahmad Alfian