BERJUANG MENGGAPAI HIDAYAH

Memperoleh hidayah memeluk Islam adalah nik-mat besar yang dikaruniakan Allah l kepada kita. Dari sekian miliar manusia yang hidup di muka bumi ini, alhamdulillah, kita menjadi bagian dari sekitar satu miliar manusia yang memeluk Islam. Yang lebih patut untuk disyukuri, kita terlahir di dunia ini sudah berada dalam lingkungan Islam. Sejak kecil kita telah menikmati anugerah hidayah ini tanpa ada tekanan, ancaman, gangguan, ataupun siksaan.

Namun, tidak lantas semuanya berhenti hingga di sini. Kita mesti meraih hidayah yang lebih agung dan khusus yakni hidayah As-Sunnah. Tidak semua orang yang diberi hidayah kepada Islam bisa mendapatkan hidayah untuk mengamalkan Islam sesuai dengan sunnah Rasulullah n. Bahkan, telah menjadi ketetapan Allah l, banyak kaum muslimin yang justru menyimpang, menjauh dari ajaran Rasulullah n. Padahal, setiap orang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk Islam dituntut untuk mempelajari serta mengamalkan Islam sesuai dengan bimbingan Sunnah Rasulullah n. Dia harus mengaplikasikan Islam secara kaffah dalam kehidupannya.
Inilah makna hidayah yang sesungguhnya. Hidayah di atas jalan yang lurus. Hidayah di atas As-Sunnah. Meski tentu saja, tingkat keutamaan dan kedudukan manusia yang berada di atas hidayah ini, akan berbeda satu sama lain tergantung pengamalan sunnahnya serta dosa dan kemaksiatan yang dilakukannya. Bahkan, tak menutup kemungkinan, hidayah ini akan pudar dan hilang dari dirinya apabila dia terjatuh dalam jurang penyimpangan dan kesesatan. Bisa jadi pula luput dari hidayah Islam, jika ia murtad atau melakukan pembatal keislaman dan ketauhidan.
Hidayah taufik sendiri memang murni di tangan Allah l. Allah l memberikannya kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Akan tetapi, tidak berarti bahwa kita pasif dan berpangku tangan menunggu datangnya hidayah. Termasuk tuntunan salafus shalih adalah aktif mencari dan mengejar hidayah, mengorbankan segala yang ada, baik harta maupun nyawa, untuk meraih hidayah. Betapa banyak kisah kesabaran mereka dalam mempertahankan hidayah, karena mereka mengetahui mahalnya nilai hidayah, agungnya anugerah hidayah, serta besarnya keutamaan orang-orang yang istiqamah di atas hidayah.
Maka dari itu, setiap hamba disyariatkan untuk menjalani hal-hal yang membuahkan hidayah. Adapun hasil akhirnya, Allah l lah yang menentukan. Orang-orang yang menerima hidayah dan istiqamah di atasnya hingga akhir hayat, akan diberi petunjuk masuk ke dalam surga sebagai buah perjuangan mereka. Oleh karena itu, di samping menjalani sebab hidayah, kita semua tidak boleh lupa untuk selalu memanjatkan doa agar diberikan keistiqamahan.
Seyogianya pula kita terus menjaga kesempurnaan hidayah ini dan tetap teguh atau istiqamah di atasnya, dengan cara semakin bersemangat mengkaji bimbingan As-Sunnah, mengamalkannya dalam kehidupan keseharian, dan mendakwahkannya kepada umat sesuai dengan kemampuan kita.
Tegasnya, hidayah harus terus diperjuangkan, terlebih ada semangat syariat yang mesti digelorakan!