HAKIKAT KEINDAHAN

Suatu hari, seseorang bertanya kepada al-Imam al-Hasan al-Bashri t, “Wahai Abu Sa’id, pakaian apakah yang paling Anda sukai?”
Beliau t menjawab, “Yang paling tebal, paling kasar, dan yang paling rendah di mata manusia.”
Si penanya berkata, “Bukankah ada riwayat bahwasanya ‘Allah itu Mahaindah dan menyukai keindahan’?”
Beliau t menjawab, “Wahai anak saudaraku, sesungguhnya aku telah menganut tidak hanya satu mazhab. Seandainya keindahan di sisi Allah l adalah pakaian, niscaya orang-orang fajir (jahat) lebih memiliki kedudukan di sisi-Nya daripada orang-orang yang baik. Hanya saja, keindahan itu adalah mendekatkan diri kepada Allah l dengan melaksanakan amalan ketaatan, menjauhi kemaksiatan, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti yang baik. Seperti itu pula hadits sahih yang diriwayatkan dari Rasulullah n bahwa beliau bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
“Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia.”

(Mawa’izh lil Imam al-Hasan al-Bashri hlm. 83)