Mengenal Pembaru dari Yaman

Kala itu, dari sebuah desa terpencil bernama Dammaj, yang berjarak sekitar 250 km dari ibukota Yaman, terpancar sebuah dakwah yang mampu menyinari sebagian besar wilayah Yaman. Dengan kondisi Yaman yang dipenuhi orang-orang (Syiah) Rafidhah, Syi’ah Zaidiyah, Sufi, dan komunis, tentu berdakwah di negara ini bukan perkara mudah. Apalagi Yaman terhitung sebagai negara miskin, tentu menambah beban dakwah tersendiri.

Namun, ketika Allah subhanahu wa ta’ala berkehendak, apa pun bisa terjadi. Di tengah karut-marut keberagamaan Yaman, muncullah seorang asy-Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i yang menebar dakwah tauhid, memerangi segala kesyirikan yang bercokol di negeri tersebut. Membendung laju Sufi dan Syiah dengan dakwah as-Sunnah.

Berawal dari mengajari al-Qur’an kepada anak-anak di kampungnya yang kecil yang dikelilingi gunung-gunung, pelan namun pasti, cahaya dakwah asy-Syaikh Muqbil bertebaran ke seantero Yaman. Setiap beliau mengisi muhadharah (taklim) di kota-kota di Yaman, selalu dihadiri ribuan orang, hingga masjid tidak mampu menampung jumlah yang hadir.

Asy-Syaikh Muqbil memang telah diberikan banyak kelebihan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, salah satunya adalah ilmu hadits. Tak heran jika masyarakat Yaman memberi tempat bagi dakwah beliau. Dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala kemudian dengan kesabaran beliau, masyarakat Yaman sedikit-sedikit mulai meninggalkan kesyirikan dan kemaksiatan yang telah mengakar menjadi kebiasaan.

Berdirilah kemudian ma’had (pondok pesantren) Ahlus Sunnah yang pertama dan terbesar di Yaman di desa Dammaj bernama Darul Hadits. Yang menakjubkan, tidak hanya dari masyarakat setempat, berdatanganlah para penuntut ilmu dari dari luar Yaman seperti Saudi Arabia, Indonesia, Mesir, Kuwait, Libia, Aljazair, Maroko, Turki, Inggris, Amerika Serikat, Somalia, Belgia, dan negara-negara lainnya.

Tentu sudah menjadi keniscayaan, para penentang selalu siap sedia menghadang. Apalagi beliau dikenal berani dalam mengingkari kemungkaran. Beliau banyak membantah kesesatan sekaligus menyingkap kedok kelompok-kelompok menyimpang seperti Syi’ah, Sufi, Ikhwanul Muslimin (baca: Ikhwanul Muflisin), Jum’iyatul Hikmah, Jum’iyatul Ihsan, atau ‘Ilmaniyun (sekuler) melalui muhadharah atau tulisan dilengkapi dengan pendalilan yang sangat kuat yang teramat sulit dibantah.

Upaya-upaya pembunuhan yang dilakukan musuh-musuh dakwah untuk menghabisi nyawa asy-Syaikh, bahkan murid-muridnya, tidak pernah menyurutkan langkah asy-Syaikh dan dakwah as-Sunnah.

Kejujuran, keikhlasan, kesabaran, kezuhudan, kesederhanaan, kedermawanan, dan sikap wara’nya, setelah taufik Allah subhanahu wa ta’ala, menjadi kunci keberhasilan dakwah asy-Syaikh Muqbil di Yaman hingga mampu menembus belantara paham Syiah dan Sufi yang mengakar di Yaman. Dakwah beliau begitu menyentuh hingga banyak berpengaruh di hati-hati manusia. Beliau selalu mengajak untuk beragama dengan menyandarkan diri kepada dalil yang sahih. Beliau juga mewariskan banyak tulisan dan nasihat untuk umat. Tak heran jika banyak pujian ulama mengalir ke pribadi beliau.

“Sesungguhnya Allah membangkitkan untuk umat ini di setiap ujung seratus tahun orang yang memperbarui untuk mereka agama mereka.” (HR. Abu Dawud [no. 4291] dan yang lainnya)

Ya, asy-Syaikh Muqbil menjadi pembaru agama di negara yang kemurnian Islamnya telah mulai memudar. Wallahu a’lam.