Surat Pembaca edisi 10

Belajar Agama Cukup Lewat Situs?

Saya sangat tertarik dengan situs “Asy-Syariah”. Terus terang selama ini saya tidak tahu madzhab apa yang saya anut. Tetapi dengan adanya situs ini, hati saya menjadi terbuka. Cukupkah saya mempelajari atau menjadi anggota hanya dengan mempelajarinya lewat situs ini?

Sjachrul HP
mahendra_…@yahoo.com

  • Jawaban Redaksi:

Alhamdulillah, barakallahu fikum.  Dakwah yang dikembangkan majalah ini adalah dakwah As-Sunnah yakni madzhab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Madzhab sendiri muncul di masa-masa belakangan (muta’akhirin). Sehingga para imam madzhab seperti Al-Imam Malik, Al-Imam Asy-Syafi’i, Al-Imam Ahmad, maupun Abu Hanifah rahimahumullah tidak mengenal model madzhab sebagaimana yang dipahami umat saat ini. Mereka dalam banyak riwayat, bahkan meminta murid-muridnya untuk tidak mengambil pendapat mereka jika pendapat tersebut bertentangan dengan Al Qur’an dan As Sunnah.

Mempelajari ilmu agama tentu saja jauh lebih baik jika kita dapat menghadiri majelis taklim (tentunya yang mendakwahkan Al Qur’an dan As Sunnah menurut pemahaman salaful ummah) secara langsung. Sebagaimana ulama-ulama terdahulu yang menempuh perjalanan jauh dalam waktu berbulan-bulan hanya untuk mendapatkan satu hadits. Dengan adanya bimbingan seorang guru atau ustadz, kita akan lebih terbimbing dan lebih mudah dalam memahami ilmu-ilmu agama.

Mempelajari ilmu agama, sedikit tetapi rutin memang lebih baik daripada jarang mengikuti taklim. Namun akan lebih baik lagi jika kita mampu meningkatkan frekuensi kehadiran kita di majelis taklim semaksimal kita.

Bahasa Standar

Redaksi hafizhakumullah, ana ingin memberikan sedikit kritikan, bagaimana kalau bahasa kajiannya dibuat standar orang-orang awam seperti kita. Karena selama ini ana merasa ketika membaca majalah ini kurang begitu memahami jalannya pembahasan yang ada pada majalah tersebut…
Jazakumullah atas dimuatnya uneg-uneg ana.

Abu Ayyub

abuayyub…@yahoo.com

  • Jawaban Redaksi:

Barakallahu fikum.

Kami memang mengusahakan untuk memakai bahasa yang semudah mungkin, hanya saja kami masih menghadapi kendala pada beberapa istilah yang sulit dicari padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Selain itu, redaksi hadits atau kalimat yang berupa komentar dari para ulama memang diterjemahkan semirip mungkin, meski bagi sebagian orang kemudian hal ini dipahami sangat letterlijk atau tekstual. Karena ini menyangkut ilmu agama yang pertanggungjawabannya di akhirat sangat besar, mau tidak mau kita harus menonjolkan sikap kehati-hatian. Jangan sampai terjemahan hadits atau ucapan ulama tersebut melenceng dari maksud dan substansi aslinya.

Namun Insya Allah kami terus mengusahakan untuk bisa lebih baik. Jazakumullahu khairan katsiran.

Pesan Bundel

Saya termasuk suka membaca majalah Asy-Syariah, apalagi dibubuhi dengan dalil dengan teks bahasa Arab. Bisa tidak saya memesan dalam bentuk bundel dari edisi pertama? Syukron katsiran ala musa’adatikum.

Akim

akim_76…@yahoo.com

  • Jawaban Redaksi:

Afwan, untuk sementara waktu kami belum bisa menyediakan bundel majalah. Mungkin antum bisa langsung menanyakan ke agen terdekat apabila mereka menyediakannya. Sebagai catatan, kami mengijinkan bagi para pembaca untuk memfotocopy majalah apabila memang tidak didapati lagi sisa majalah.