Surat Pembaca Edisi 36

Menukil Injil

Afwan ana baca kemarin pada edisi Asy-Syariah dengan topik Iman terhadap turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam, penulis menukil beberapa kalimat dari Injil.

Pertanyaannya, bolehkah kita menukil sesuatu dari Injil? Padahal ada hadits yang menjelaskan bahwa Rasul Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam marah besar ketika melihat Umar bin Al-Khaththab radhiallahu ‘anhu memegang Taurat? Jazakallahu khair. ridho_pxxxx@yahoo.co.id

Jawaban Redaksi

Pada dasarnya tidak boleh melihat-lihat buku (kitab) mereka. Namun bila dibutuhkan untuk suatu maslahat (kepentingan), dalam hal ini membantah mereka, maka diperbolehkan. Hanya saja, hal ini dilakukan oleh para ulama, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para ulama dahulu maupun sekarang. Dan kami juga menukil melalui kitab para ulama.

————————————————————

Ya’juj dan Ma’juj

Ana mau tanya, apakah redaksi majalah Asy-Syariah sudah pernah memuat materi mengenai Ya’juj wa Ma’juj dan dabbah? Kalau belum tolong segera dimuat.. jazakallah khairan.

andreixxxx@yahoo.co.id

Jawaban Redaksi

Tema yang antum usulkan akan diangkat pada edisi 37, insya Allah. Jazakumullah khairan atas masukannya.

————————————————————-

Walimah Sesuai Sunnah

Afwan, ana mau tanya acara walimahan yang sesuai sunnah itu acaranya bagaimana saja? Terus apa saja yang harus kita susun? Tolong ana diberi tahu tentang hal-hal dalam acara tersebut. Jazakallahu khair.

hasan_xxxx@yahoo.co.id

Jawaban Redaksi

Redaksi banyak menerima pertanyaan sejenis. Insya Allah tema tentang pranikah hingga proses walimah, sudah masuk dalam agenda kami. Jadi pembaca harap bersabar. Mungkin jika ada pembaca yang ingin segera mengetahui ilmunya karena hendak menunaikannya, redaksi menyarankan untuk merujuk (salah satunya) pada kitab Adabuz Zifaf karya Asy-Syaikh Albani rahimahullah baik kitab aslinya ataupun terjemahan (tentunya yang dapat dipertanggungjawabkan).

————————————————————

Apa itu Khusuf?

Beri penjelasan mengenai tanda-tanda kiamat kubra, di antaranya disebutkan dalam hadits Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari radhiallahu ‘anhu edisi 34 hal. 16, dikatakan di antara sepuluh tanda itu adalah “… dan tiga khusuf (dibenamkan ke dalam bumi) di timur, di barat, dan di jazirah Arab.” Apa itu khusuf?

081918xxxxxx

Jawaban Redaksi

Kata khasafa, dalam Al-Mishbahul Munir diterangkan خَسَفَ الْـمَكَانُ “Tempat itu mengalami khusuf,” maknanya adalah tempat itu masuk/ tenggelam di dalam bumi. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:

“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan.” (Al-‘Ankabut: 40)

Sedangkan خَسَفَ الْقَمَرُ “Bulan mengalami khusuf” maknanya cahayanya hilang atau berkurang. Wallahu a’lam.