Surat Pembaca edisi 37

Cara Bergaul dengan Masyarakat
1. Tolong dibahas mengenai maksud hablum minan naas. Karena dengan pemahaman dalil yang salah banyak masyarakat yang menyangka bahwa hablum minan naas maksudnya adalah dengan bergaul, berikhtilath (bercampur baur antara pria dan wanita), bercengkerama antara laki-laki dan perempuan, dan banyak hal-hal lain yang menyimpang dari ajaran Islam yang benar.
2. Juga mengenai cara bergaul dengan masyarakat, khususnya akhwat.
Jazakumullah khairan.
Endah Fatmawati
Solo
daXXX@akhwat.web.id

Jawaban:
Jauhnya kaum muslimin dari ilmu agama memang membuat kita demikian prihatin. Hal itu salah satunya terscermin dari tata pergaulan di dalam masyarakat. Namun demikian, dengan keawaman itu kita mesti menyikapinya secara proporsional. Perlahan kita mendakwahi mereka dengan hikmah bukan secara ekstrem -hantam kromo- yang justru bisa memicu fitnah serta kebencian terhadap syariat ini. Insya Allah, tema yang
anti usulkan bisa diagendakan dalam silabi kami. Jazakilallahu khairan katsiran.

Identitas Pengirim Dicantumkan
Ana usulkan agar setiap surat pembaca dicantumkan alamat/teleponnya dengan lengkap, karena memudahkan pembaca untuk saling bertukar informasi. Kalau mengenai kerahasiaan identitas pengirim berita, ana rasa tidak ada para pembaca yang mencoba berbuat hal-hal yang tidak
pantas/senonoh terhadap pengirim surat, Insya Allah. Bahkan manfaat lebih nyata bila dicantumkan. Jazakallah dengan dimuatnya surat ana ini.
Hardiansyah
Bangka Belitung
harXXX_…@phi-jsk-nakertrans.net

Jawaban:
Ada beberapa pertimbangan yang melatari kami menyembunyikan identitas pengirim dari surat pembaca yang dimuat. Alasan pertama dan utama adalah jelas pertimbangan syar’i. Bisa jadi, Insya Allah, sebagian besar pembaca tak punya niat apapun dengan ditampilkannya identitas pengirim dalam hal ini. Namun, kita juga tak menihilkan diri kita sebagai manusia. Selalu ada celah bagi setan untuk menggoda kita. Bisa jadi di antara kita akan “pilih-pilih”, ketika hendak “bertukar informasi”. Misalnya, dengan memilih yang berlainan jenis. Lebih jauh dari itu, dengan memilih
yang mempunyai nama yang “bagus”, misalnya. Awalnya bisa jadi sekedar SMS atau berkomunikasi via email di dunia maya. Namun ketika pintu kerusakan kian dibuka lebar oleh setan, komunikasi yang tadinya bersifat “seperlunya” bisa menjadi “diperlu-perlukan”. Wallahu a’lam. Karena itulah sejauh ini kami hanya menampilkan alamat yang hanya bisa dihubungi via surat. Itupun dengan pertimbangan tertentu, tidak semua harus
ditampilkan. Jazakumullahu khairan katsiran atas usulnya.