Ummu Waraqah bintu Naufal

(ditulis oleh: Al-Ustadzah Ummu Abdirrahman bintu Imran)

Sebenarnya dia bernama Ummu Waraqah bintu Abdillah bin al-Harits bin ‘Uwaimir bin Naufal al-Anshariyah. Namun, dia lebih dikenal dengan nama Ummu Waraqah bintu Naufal x, nisbah kepada kakek buyutnya.
Dia seorang wanita yang begitu berharap mendapat kemuliaan di negeri akhirat. Saat kaum muslimin bersiap untuk Perang Badar, Ummu Waraqah memohon izin kepada Rasulullah n untuk turut dalam peperangan. “Wahai Rasulullah, izinkan saya pergi bersama kalian, agar saya bisa merawat orang yang sakit dan mengobati yang terluka. Mudah-mudahan dengan itu Allah l menganugerahiku mati syahid,” pintanya.
“Tinggallah di rumahmu! Sungguh Allah akan menganugerahimu mati syahid di rumahmu,” jawab Rasulullah n.
Ummu Waraqah pun taat dengan titah Rasulullah n.
Waktu terus bergulir. Tiba masa kaum muslimin diperintah oleh Amirul Mukminin, Umar ibnul Khaththab z. Waktu itu, Ummu Waraqah seperti biasa, selalu shalat mengimami anggota keluarganya.
Namun suatu malam, tak terdengar bacaan Qur’annya dalam shalat. Oleh karena itu, paginya Amirul Mukminin berkomentar keheranan, “Demi Allah, semalam aku tak mendengar bacaan bibiku, Ummu Waraqah.”
Amirul Mukminin tak tinggal diam. Beliau z segera mencari tahu keadaan Ummu Waraqah. Dimasukinya rumah Ummu Waraqah, tapi tak seorang pun tampak di situ.
Amirul Mukminin terus melangkah menuju kamar. Di salah satu sisi kamar, jasad Ummu Waraqah terbujur kaku bertutupkan selimutnya. Sementara budak laki-laki dan budak perempuan milik Ummu Waraqah yang tinggal bersama beliau x di rumah tersebut tak lagi tampak batang hidungnya.
Ternyata, malam itu Ummu Waraqah dibunuh oleh sepasang budak miliknya dengan menutupkan kain selimut, hingga Ummu Waraqah mengembuskan napas yang terakhir. Padahal Ummu Waraqah selalu mendidik mereka berdua dan berlaku baik kepada keduanya. Hanya karena tidak sabar ingin segera mereguk napas kebebasan sebagaimana dijanjikan oleh sang tuan jika ia telah meninggal dunia, mereka pun tega berbuat demikian kepada wanita salehah ini. Setelah membunuh Ummu Waraqah, dua budak itu kabur.
Mengetahui kejadian tersebut, Amirul Mukminin mengatakan, “Telah benar Allah dan Rasul-Nya1!”

Beliau segera mengumumkan di hadapan manusia, “Sesungguhnya Ummu Waraqah telah dibunuh oleh dua budaknya. Sekarang mereka berdua kabur. Barang siapa melihat mereka, harus membawa mereka kemari!”
Kedua budak yang berkhianat dan melakukan perusakan di muka bumi dengan membunuh itu berhasil ditangkap. Mereka dihadapkan kepada Amirul Mukminin. Beliau pun menanyai mereka, dan mereka berdua mengakui perbuatannya.
Amirul Mukminin memutuskan agar dua budak ini disalib. Merekalah orang pertama yang disalib di negeri Madinah.
Ummu Waraqah, semoga Allah l meridhainya…

Sumber Bacaan:
– al-Ishabah, al-Hafizh Ibnu Hajar al-’Asqalani (8/489—490)
– al-Isti’ab, al-Imam Ibnu ‘Abdil Barr (2/601—602)

 

Catatan Kaki:

1 Jauh hari sebelumnya, Rasulullah n telah mengabarkan bahwa Ummu Waraqah akan menemui syahid di rumahnya, saat Ummu Waraqah meminta izin untuk turut keluar berperang menyertai para mujahidin.