Buah Keimanan

Keimanan yang benar memiliki banyak faedah dan buah terhadap kalbu, badan, ketenteraman, dan kehidupan yang baik di dunia serta akhirat, baik dalam waktu yang dekat maupun yang akan datang.

  1. Buah keimanan yang paling besar adalah mendapatkan kebahagiaan sebagai wali Allah subhanahu wa ta’ala yang khusus.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (Yunus: 62—63)

Setiap mukmin yang bertakwa adalah wali Allah subhanahu wa ta’ala yang khusus. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tentang mereka:

“Allah adalah wali orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman).” (al-Baqarah: 257)

Maksudnya, Allah akan mengeluarkan mereka dari kegelapan kekafiran menuju cahaya keimanan, dari kegelapan kebodohan menuju cahaya ilmu, dari kegelapan maksiat menuju cahaya ketaatan, dan dari kegelapan kelalaian menuju cahaya kesadaran dan ingat.

Ringkasnya, Allah subhanahu wa ta’ala akan mengeluarkan mereka dari kegelapan berbagai kejelekan menuju cahaya-cahaya kebaikan, dalam waktu yang dekat atau yang akan datang. Sesungguhnya mereka mendapatkan anugerah yang besar ini karena mereka memiliki keimanan yang benar dan mewujudkannya dengan ketakwaan. Sungguh, takwa merupakan kesempurnaan iman.

  1. Berbahagia karena mendapatkan keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala dan jannah (surga)-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.” (at-Taubah: 71—72)

Mereka mendapatkan ridha Rabb mereka dan rahmat-Nya serta keberuntungan berupa tempat tinggal yang baik karena keimanan mereka. Dengan keimanan itu pula mereka menyempurnakan diri mereka dan orang lain dengan cara menegakkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-nya serta beramar ma’ruf nahi mungkar.

  1. Iman yang sempurna akan menghalangi mereka dari masuk neraka. Adapun iman, walaupun sedikit, akan menghalanginya dari kekekalan di dalam neraka.
  2. Allah subhanahu wa ta’ala akan menolong orang-orang mukmin dari segala hal yang tidak disukai dan akan menyelamatkan mereka (memberi jalan keluar) dari segala kesulitan.
    Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman.” (al-Hajj: 38)

Artinya, Allah subhanahu wa ta’ala akan membela mereka dari setiap hal yang tidak mereka sukai, kejelekan setan dari kalangan jin dan manusia, musuh-musuh, dan hal-hal yang tidak disukai, sebelum menimpa mereka atau meringankannya setelah menimpa mereka.

Allah menyebutkan keadaan Nabi Yunus ‘alaihissalam:

Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap bahwa “Tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.” Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. (al-Anbiya: 87—88)

Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman dalam surah ath-Thalaq ayat 2:

“Barang siapa bertakwa kepada Allah…”, dengan menjalankan keimanan dan konsekuensinya, maka: “Allah akan menjadikan baginya jalan keluar.”

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman pula:

“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (ath-Thalaq: 4)

Wallahu a’lam.

Sumber bacaan: Syajaratul Iman karya asy-Syaikh Abdurrahman as-Sa’di hlm. 43—46 dengan sedikit perubahan. At-Taudhih wal Bayan li Syajaratil Iman

Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdul Jabbar