Pertanyaan:
Ustadz, apakah ada niat ketika membayar zakat fitrah?
Jawaban:
Jika maksudnya adalah niat dalam hati, tentu saja tidak ada amalan kecuali dengan niat. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Hanyalah amalan-amalan itu dengan niat. Dan setiap orang mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Umar bin al-Khaththab radhiallahu anhu)
Baca juga: Arti Sebuah Niat
Maka dari itu, seseorang harus meniatkan beras yang dia keluarkan untuk fakir miskin sebagai zakat fitrah.
Namun, jika maksudnya adalah melafalkan niat dengan mengatakan, “Nawaitu ….”, ini tidak perlu. Sebab, tidak ada tuntunannya dalam syariat.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
“Niat bersuci, wudhu, mandi, tayamum, shalat, puasa, haji, zakat, kafarat, dan ibadah-ibadah lainnya, tidak perlu diucapkan dengan lisan berdasarkan kesepakatan para imam (ulama) Islam. Bahwa niat letaknya di hati, bukan di lisan, telah disepakati oleh (para ulama).” (Majmu’ Fatawa 22 /230)
Ini adalah hukum melafalkan niat tanpa menjaharkan (mengeraskan) suara. Apabila dijaharkan, itu termasuk amalan bid’ah.
Baca juga: Hukum Melafazkan Niat
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
“Menjaharkan niat (hukumnya) bukan wajib, bukan pula sunnah. Bahkan, orang yang menjaharkan niat adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah). Dia telah menyelisihi syariat apabila dia meyakininya sebagai bagian dari syariat. Dia adalah orang yang jahil (bodoh) dan sesat. Sepantasnya dia diberi pelajaran dan hukuman atas perbuatannya tersebut.” (Majmu’ Fatawa 22 /218)
Wallahu a’lam bish-shawab.