Buah dari Amalan

Barang siapa mengamalkan apa yang ia ketahui, Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikan kepadanya ilmu yang sebelumnya tidak ia ketahui. Ini sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala,

وَٱلَّذِينَ ٱهۡتَدَوۡاْ زَادَهُمۡ هُدًى وَءَاتَىٰهُمۡ تَقۡوَىٰهُمۡ ١٧

“Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya.” (Muhammad: 17)

Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman,

وَلَوۡ أَنَّهُمۡ فَعَلُواْ مَا يُوعَظُونَ بِهِۦ لَكَانَ خَيۡرًا لَّهُمۡ وَأَشَدَّ تَثۡبِيتًا ٦٦ وَإِذًا لَّأٓتَيۡنَٰهُم مِّن لَّدُنَّآ أَجۡرًا عَظِيمًا ٦٧ وَلَهَدَيۡنَٰهُمۡ صِرَٰطًا مُّسۡتَقِيمًا ٦٨

“Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka). Kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.” (an-Nisa: 66—68)

Baca juga: Meraih Hidayah dengan Dakwah Salafiyah

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman pula,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَءَامِنُواْ بِرَسُولِهِۦ يُؤۡتِكُمۡ كِفۡلَيۡنِ مِن رَّحۡمَتِهِۦ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ نُورًا تَمۡشُونَ بِهِۦ

“Wahai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan.” (al-Hadid: 28)

Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman,

ٱللَّهُ وَلِيُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ يُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۖ

“Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman).” (al-Baqarah: 257)

Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman,

قَدۡ جَآءَكُم مِّنَ ٱللَّهِ نُورٌ وَكِتَٰبٌ مُّبِينٌ ١٥ يَهۡدِي بِهِ ٱللَّهُ مَنِ ٱتَّبَعَ رِضۡوَٰنَهُۥ سُبُلَ ٱلسَّلَٰمِ

“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan.” (al-Maidah: 15—16)

Penguat akan hal ini banyak sekali dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Baca juga: Bersyukur atas Cahaya yang Allah Turunkan

Demikian pula, barang siapa berpaling dari mengikuti kebenaran yang telah ia ketahui karena mengikuti hawa nafsunya, dia akan menjadi bodoh dan tersesat. Hatinya akan menjadi buta terhadap kebenaran yang jelas. Ini sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala,

فَلَمَّا زَاغُوٓاْ أَزَاغَ ٱللَّهُ قُلُوبَهُمِۡۚ

“Tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka.” (ash-Shaff: 5)

Juga firman Allah subhanahu wa ta’ala,

فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضًاۖ

“Di dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah tambahkan penyakitnya.” (al-Baqarah: 10)

Baca juga: Jauhi Tiga Sumber Kesalahan

Juga firman Allah subhanahu wa ta’ala,

وَأَقۡسَمُواْ بِٱللَّهِ جَهۡدَ أَيۡمَٰنِهِمۡ لَئِن جَآءَتۡهُمۡ ءَايَةٞ لَّيُؤۡمِنُنَّ بِهَاۚ قُلۡ إِنَّمَا ٱلۡأٓيَٰتُ عِندَ ٱللَّهِۖ وَمَا يُشۡعِرُكُمۡ أَنَّهَآ إِذَا جَآءَتۡ لَا يُؤۡمِنُونَ ١٠٩ وَنُقَلِّبُ أَفۡ‍ِٔدَتَهُمۡ وَأَبۡصَٰرَهُمۡ كَمَا لَمۡ يُؤۡمِنُواْ بِهِۦٓ أَوَّلَ مَرَّةٍ

“Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan bahwa sungguh jika datang kepada mereka suatu mukjizat, pastilah mereka beriman kepada-Nya. Katakanlah, ‘Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu hanya berada di sisi Allah.’ Dan apa yang memberitahukan kepadamu bahwa apabila mukjizat datang, mereka tidak akan beriman? (Begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seakan-akan mereka tidak pernah beriman kepada Al-Qur’an sebelumnya.” (al-An’am: 109—110)

Baca juga: Mengenal Beberapa Faedah Mukjizat

Ini adalah bentuk pertanyaan peniadaan dan pengingkaran, ‘dan apa yang memberitahukan kepadamu bahwa apabila mukjizat datang, mereka tidak akan beriman? Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seakan-akan mereka tidak pernah beriman kepada Al-Qur’an sebelumnya’, menurut qiraah (bacaan) yang mengkasrah innaha (sungguh). Hal ini sebagai penegasan bahwa apabila mukjizat itu telah datang, mereka tidak akan beriman. Kami juga akan memalingkan hati dan penglihatan mereka, seakan-akan mereka tidak pernah beriman kepadanya (Al-Qur’an) sebelumnya.

Oleh karena itu, sebagian salaf, di antaranya Said bin Jubair rahimahullah mengatakan bahwa termasuk balasan atas suatu kejelekan adalah kejelekan yang setelahnya.

Disebutkan dalam ash-Shahihain dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

“Berpeganglah kalian dengan kejujuran, karena kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing kepada surga. Sungguh, ada seorang hamba yang senantiasa berlaku jujur dan membiasakannya, hingga dia dicatat di sisi Allah subhanahu wa ta’ala sebagai seorang yang shiddiq (jujur). Berhati-hatilah kalian dari kedustaan karena kedustaan itu akan membimbing kepada kejahatan, dan kejahatan itu akan membimbing kepada neraka. Ada seorang hamba yang senantiasa berdusta dan membiasakannya, hingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta.”

Dalam hadits ini, Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengabarkan bahwa kejujuran adalah satu pokok yang akan menghasilkan kebaikan, sebagaimana dusta adalah satu pokok yang akan menghasilkan kejelekan/dosa.

Baca juga: Kejujuran

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

إِنَّ ٱلۡأَبۡرَارَ لَفِي نَعِيمٍ ١٣ وَإِنَّ ٱلۡفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ ١٤

“Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.” (al-Infithar: 13—14)

(Diambil dari at-Tuhfah al-‘Iraqiyah fil A’mal al-Qalbiyah, karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, hlm. 5—6, oleh Ustadz Abu Muhammad Abdul Jabbar)

 

 

amalanbalasanbuah amalan