Surat Pembaca Edisi 100

Nabi Seorang yang Ummi?

Bismillah. Pada rubrik “Hadits” Asy-Syariah no. 99 ada yang saya tidak mengerti.

Pada hadits tersebut diartikan “Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membacanya. Beliau kemudian marah….”

Pertanyaan saya:

  1. Bukankah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam seorang yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis). Mengapa dalam hadits ini beliau bisa membaca?
  2. Apa iya Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca sendiri kitab itu lalu beliau marah dengan bentuk kemarahan yang ditujukan pada ‘Umar radhiallahu ‘anhu? Atau mungkin ‘Umar yang membaca dan ia perdengarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu beliau marah dan mencela ‘Umar? Konteks yang seperti ini pernah saya baca dan dengarkan di taklim-taklim para ustadz.

Abu ‘Abdillah

085258xxxxxx

 

  • Jawaban Redaksi:

Berikut ini kami nukilkan jawaban dari penulis.

Hadits-hadits serupa ini banyak, seperti hadits yang menyebutkan bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam menulis surat-surat kepada para raja dan pembesar. Maknanya, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan membaca dan menulis. Yang seperti ini biasa dalam bahasa, yakni perbuatan dinisbatkan pada yang memerintah. Contoh lain, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam membangun Masjid Nabawi; apakah maknanya semua dibangun rasul? Misal yang lain, perluasan Masjid Haram dilakukan oleh Raja Fahd, apakah berarti beliau yang membangunnya sendirian?

Barakallahu fikum.

 

Penomeran Hadits

Bismillah. Untuk redaksi Majalah Asy-Syariah, mau usul kalau bisa semua hadits yang dimuat dalam majalah ini diberi nomer hadits supaya ana lebih mudah untuk tambahan ilmunya. Contoh di edisi vol. VII/No. 80/1433H/2012 hlm. 51 (Mengharap Berkah….), itu hadits-haditsnya tidak ada nomer kitab yang bersangkutan.

081322xxxxxx

 

  • Jawaban Redaksi:

Walaupun tidak mudah, kami akan terus berupaya memenuhi usulan Anda. Jazakumullahu khairan atas masukannya.

 

SMS Tak Pernah Dibalas

Kami sering SMS tanya lewat redaksi, tapi sering tidak dibalas, kan kita bukan orang pondok, dangkal ilmunya. Kita kan ingin solusi agar tidak terjerumus pada hal yang dilarang. Maka dari itu, mohon bagi para asatidz yang berilmu, memberi ta’awun untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan bagi yang masih jahil, semoga Allah ‘azza wa jalla membalas kebaikan yang banyak.

085728xxxxxx

 

  • Jawaban Redaksi:

Kami mohon maaf jika banyak SMS masuk ke redaksi yang belum dibalas hingga kini. Hal ini dikarenakan SMS yang masuk jumlahnya ribuan. Selain itu, pertanyaan agama membutuhkan penelaahan yang tentu tidak semudah menjawab pertanyaan nonagama. Lebih-lebih tidak sedikit pertanyaan yang mengandung tingkat kesulitan yang tinggi, yang untuk menjawabnya, harus membuka kitab hadits dan perlu pengkajian mendalam. Mohon dimaklumi karena ustadz-ustadz yang mengasuh rubrik di Majalah Asy-Syariah juga memiliki kesibukan di pondok pesantren dan berdakwah baik di dalam maupun luar kota.

surat pembaca