Dalil Nama Allah Al-Qawi
Al-Qawi, Yang Mahakuat, adalah salah satu nama Allah yang agung. Allah subhanahu wata’ala menyebutkan nama ini dalam beberapa ayat-Nya.
قُإِنَّ رَبَّكَ هُوَ ٱلۡقَوِيُّ ٱلۡعَزِيزُ
“Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah Yang Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (Hud: 66)
ٱللَّهُ لَطِيفُۢ بِعِبَادِهِۦ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُۖ وَهُوَ ٱلۡقَوِيُّ ٱلۡعَزِيزُ
“Allah Mahalembut terhadap para hamba-Nya, Dia memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Mahakuat dan Mahaperkasa.” (asy-Syura: 19)
إِنَّهُۥ قَوِيّٞ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ
“Sesungguhnya Dia Mahakuat lagi Mahakeras hukuman-Nya.” (Ghafir: 22)
Arti Nama Allah Al-Qawi
Syaikh Muhammad Khalil al-Harras mengatakan,
“Arti nama Allah al-Qawi ialah yang memiliki kekuatan. Kekuatan Allah tidak akan tertimpa oleh kelemahan, kejenuhan, dan kehilangan sebagaimana yang menimpa kekuatan para makhluk. Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan merasa lemah karena menciptakan sesuatu, keletihan juga tidak akan menimpa-Nya.”
Sementara itu, semua kekuatan makhluk pada hakikatnya adalah milik-Nya. Dialah yang menyimpan kekuatan-kekuatan pada makhluk-makhluk itu. Apabila Allah subhanahu wa ta’ala berkehendak mencabutnya, tentu Dia mampu.
Baca juga: Arti Nama Allah: Al-Khaliq
Dalam hadits bahwa kalimat berikut ini,
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ؛ كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ
“Tiada kemampuan untuk mengubah suatu keadaan dan tiada pula kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah,”
adalah salah satu simpanan dalam surga. (Sahih, HR. al-Bukhari dan yang lain)
Dalam kisah pemilik dua kebun yang disebutkan dalam surah al-Kahfi, seseorang menasihati saudaranya,
وَلَوۡلَآ إِذۡ دَخَلۡتَ جَنَّتَكَ قُلۡتَ مَا شَآءَ ٱللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّهِۚ إِن تَرَنِ أَنَا۠ أَقَلَّ مِنكَ مَالًا وَوَلَدًا
Mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu, “Masya Allah, la quwwata illa billah (Sungguh, atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan. (al-Kahfi: 39)
Demikian pula dalam surah al-Baqarah,
وَلَوۡ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ إِذۡ يَرَوۡنَ ٱلۡعَذَابَ أَنَّ ٱلۡقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعَذَابِ
“Seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (al-Baqarah: 165)
Buah Mengimani Nama Allah Al-Qawi
Allah subhanahu wa ta’ala sembahan kita adalah al-Qawi, Yang Mahakuat. Kekuatan kita berasal dari-Nya. Oleh karena itu, kita senantiasa memohon kekuatan dari-Nya dan mensyukuri pemberian-Nya. Tanpa bantuan-Nya, kita adalah makhluk yang sangat lemah.
Kita juga harus menyadari bahwa selaku makhluk Allah subhanahu wa ta’ala, kita tidak boleh merasa sombong dengan kekuatan yang kita miliki. Sebesar apa pun kekuatan kita, itu adalah pemberian Allah subhanahu wa ta’ala. Suatu saat nanti, Allah subhanahu wa ta’ala akan mencabutnya dari kita.
Lihatlah nasib raja-raja yang sombong di muka bumi ini: Fir’aun, Namrud, dan yang lainnya. Lihatlah nasib para diktator di muka bumi ini. Di manakah mereka sekarang? Menjadi apa mereka sekarang? Itulah kekuatan manusia.
Oleh karena itu, janganlah seseorang semena-mena dengan kekuatan yang dia miliki, lantas menindas orang-orang yang lemah dan menzalimi sesama manusia.
Hanya Allah sajalah yang memiliki kekuatan yang mutlak. Dialah sembahan kita. Adapun sembahan selain Allah subhanahu wa ta’ala, ia lemah dan tidak memliki kekuatan yang hakiki. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٞ فَٱسۡتَمِعُواْ لَهُۥٓۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَن يَخۡلُقُواْ ذُبَابًا وَلَوِ ٱجۡتَمَعُواْ لَهُۥۖ وَإِن يَسۡلُبۡهُمُ ٱلذُّبَابُ شَيًۡٔا لَّا يَسۡتَنقِذُوهُ مِنۡهُۚ ضَعُفَ ٱلطَّالِبُ وَٱلۡمَطۡلُوبُ ٧٣ مَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ ٧٤
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (al-Hajj: 73—74)
Wallahu a’lam.