Browsing category

Majalah Edisi 021 s.d. 030

(ditulis oleh: Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi Lc.) Seorang calon jamaah haji, sudah seharusnya mengenali jenis-jenis haji dan miqatnya. Agar dia bisa melihat dan memilih, jenis haji apakah yang paling tepat baginya dan dari miqat manakah dia harus melakukannya. Jenis-jenis Haji Berdasarkan riwayat-riwayat yang shahih dari Nabi n, ada tiga jenis haji yang bisa diamalkan. Masing-masingnya […]

(ditulis oleh: Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi Lc.) Mencari gelar haji/hajjah, menaikkan status sosial, atau unjuk kekayaan, adalah niatan-niatan yang semestinya dikubur dalam-dalam saat hendak menunaikan ibadah haji. Karena setiap amalan, sekecil apapun, hanya pantas ditujukan kepada Allah I. Terlebih, ibadah haji merupakan amalan mulia yang memiliki kedudukan tinggi di dalam Islam. Haji ke Baitullah merupakan […]

(ditulis oleh: Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi Lc.) Banyak tradisi berkembang di masyarakat yang mengiringi orang yang hendak menunaikan ibadah haji. Sebagai ibadah yang membutuhkan pengorbanan besar, seyogyanya kita jangan sampai melakukan amalan yang bisa merusak ibadah haji ini. Yang pasti, ibadah haji harus dilakukan di atas niat yang tulus yaitu untuk mengharap balasan dari Allah […]

Surat Pembaca edisi 27

Isi Hadits Berbeda Pada edisi 25 halaman 65, hadits riwayat Bukhari no. 844 ana cari di Kitab Fathul Bari kok isinya tentang dzikir. Mohon penjelasan. Abu Fathan – 0536330xxxx Terkadang memang terjadi perbedaan penomeran hadits antara kitab satu dengan kitab lainnya. Untuk penomeran hadits memang belum ada kesepakatan yang satu di antara para ulama. Jadi, […]

Menjalin Komunikasi yang Lebih Baik

Pembaca yang kami hormati, semoga kita semua dirahmati Allah I. Alhamdulillah, selama perjalanan waktu yang kurang lebih sudah empat tahun, keberadaan majalah Asy Syariah telah mendapat tempat tersendiri di hati pembaca. Kehadiran kami senantiasa dinanti, meski masih saja belum bisa konsisten terbit sebulan sekali. Apapun keadaannya, kami insya Allah tidak akan pernah berhenti memperbaiki keadaan, […]

Ciri-ciri Ahlussunnah

Al-Imam Al-Barbahari t mengatakan: “Barangsiapa yang tidak mempersaksikan terhadap orang yang dipersaksikan masuk surga oleh Rasulullah n maka dia adalah pengikut bid’ah dan kesesatan. Dia telah ragu terhadap apa yang diucapkan oleh Rasulullah n. Al-Imam Malik bin Anas berkata: ‘Barangsiapa yang berpegang teguh dengan As-Sunnah, dan para shahabat Rasulullah n selamat dari (cercaan)nya, lalu dia […]

Sumayyah bintu Khayyat

(ditulis oleh: Al-Ustadzah Ummu Abdirrahman bintu ‘Imran) Keimanan terhadap agama Muhammad n menjanjikan segala kebahagiaan baginya. Janji yang takkan pernah diselisihi. Hingga dia pun rela menanggung segenap kepedihan siksa dunia yang menuntutnya keluar dari kebenaran yang digenggamnya. Dia lalui segalanya sampai akhir hayatnya. Dia adalah seorang wanita yang memiliki kemuliaan, Sumayyah bintu Khayyath x. Dia […]

Khutbah Jum’at Harus Berbahasa Arab?

Assalamua’laikum Saya mau tanya masalah khutbah Jum’at, apakah harus memakai bahasa Arab? Karena setahu saya khutbah itu pengganti dua rakaat. Abdullah apt…@tm.net Jawab: Oleh Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Al-Makassari Dalam masalah ini terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama. Sebagian ulama mengatakan dipersyaratkan untuk memakai bahasa Arab, namun alasannya bukanlah karena khutbah adalah pengganti dua rakaat. […]

Menyambung dan Memperbaiki Hubungan Anak dan Orang Tua (bagian 2)

(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah) Wasiat kedua: Rebutlah kesempatan, karena berbakti kepada kedua orang tua memiliki keutamaan yang besar. Abdullah bin Mas’ud z berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah n: ‘Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?’ Beliau menjawab: ‘Shalat pada waktunya.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Beliau berkata: ‘Berbakti kepada kedua orang […]

Kisah Nabi ‘Isa dan Ibunya (bagian 2)

(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Muhammad Harits Abrar) Allah I telah menentukan kelahiran Nabi Isa u diiringi dengan berbagai kejadian yang luar biasa. Diantaranya beliau lahir tanpa perantara seorang bapak dan ketika masih bayi mampu berbicara sebagaimana orang dewasa. Keadaan ini menimbulkan sikap ghuluw (melampaui batas) orang-orang Nasrani kepada Nabi Isa u, bahkan menjadikan beliau sebagai […]