Iman

Iman menurut Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah keyakinan dengan hati, pengikraran dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan. Iman bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan perbuatan maksiat.

Jadi, iman terdiri dari tiga bagian:

  1. Keyakinan hati dan amalan hati

Maksudnya, keyakinan dan pembenaran terhadap apa yang datang dari Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya. Ini sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala,

وَٱلَّذِي جَآءَ بِٱلصِّدۡقِ وَصَدَّقَ بِهِۦٓ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ ٣٣ لَهُم مَّا يَشَآءُونَ عِندَ رَبِّهِمۡۚ ذَٰلِكَ جَزَآءُ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٣٤

“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Rabb mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik.” (az-Zumar: 33—34)

Adapun amalan hati di antaranya adalah niat yang benar, ikhlas, cinta, tunduk dan semacamnya, terhadap apa yang datang dari Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala,

إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu ialah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabb merekalah mereka bertawakal.” (al-Anfal: 2)

  1. Ikrar lisan dan amalan lisan.

Ikrar lisan ialah mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengakui konsekuensi dari kedua kalimat tersebut. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ

“Aku diperintah untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan syahadat la Ilaha illallah dan bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah.” (Sahih, HR. al-Bukhari dan Muslim)

Adapun amalan lisan adalah sebuah amalan yang tidak bisa terlaksana kecuali dengan lisan, seperti membaca Al-Qur’an, zikir, tasbih, tahmid, takbir, doa, istigfar, dan lain-lain. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتۡلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرۡجُونَ تِجَٰرَةً لَّن تَبُورَ

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (Fathir: 29)

  1. Amalan anggota badan

Maksudnya ialah sebuah amalan yang tidak terlaksana kecuali dengan anggota badan seperti rukuk, sujud, jihad, haji, dan lain-lain. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱرۡكَعُواْ وَٱسۡجُدُواْۤ وَٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمۡ وَٱفۡعَلُواْ ٱلۡخَيۡرَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ۩ ٧٧ وَجَٰهِدُواْ فِي ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦۚ هُوَ ٱجۡتَبَىٰكُمۡ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِي ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٍۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمۡ إِبۡرَٰهِيمَۚ هُوَ سَمَّىٰكُمُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ مِن قَبۡلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيۡكُمۡ وَتَكُونُواْ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِۚ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعۡتَصِمُواْ بِٱللَّهِ هُوَ مَوۡلَىٰكُمۡۖ فَنِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ ٧٨

“Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan berbuatlah kebajikan agar kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.” (al-Hajj: 77—78)

Kesalahan Memahami Hakikat Iman

Ada beberapa kelompok yang salah memahami makna iman dari hakikatnya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mereka adalah:

  1. Khawarij dan Mu’tazilah

Mereka meyakini bahwa iman adalah ucapan, keyakinan, dan amal. Namun, menurut mereka, iman itu satu kesatuan yang tidak terbagi-bagi atau bercabang-cabang, tidak bertambah juga tidak berkurang. Jadi, jika sebagian iman hilang, berarti hilang semua. Karena itu, mereka menghukumi orang yang tidak beramal atau orang yang berdosa besar adalah kekal di dalam neraka.

  1. Murjiah

Mereka terdiri dari tiga kelompok:

a. Iman adalah hanya yang terdapat dalam hati, yakni pengetahuan hati saja.

Ini adalah keyakinan kelompok Jahmiyah. Kelompok yang lainnya mengatakan, iman adalah juga amalan hati.

b. Iman hanya ucapan lisan.

Mereka adalah pengikut kelompok Karramiyah.

c. Iman hanya pembenaran dalam hati dan ucapan lisan.

Mereka adalah kelompok Murjiatul fuqaha.

 

Ditulis oleh Ustadz Qomar Suaidi, Lc.

hakikat imanimankesalahan memahami iman