Kontradiktif?
Saya orang yang baru belajar agama Islam yang murni. Di majalah Asy-Syariah no. 21, hal. 8, poin 8, kok kontradiktif penjelasannya dengan Asy-Syariah no. 22 hal. 59. Mohon penjelasan.
081328xxxxxx
Bila diperhatikan dengan seksama, sebenarnya permasalahan yang disebutkan bisa dipahami dengan mudah. Mungkin memerlukan sedikit ketenangan, ketelitian dan kesabaran dalam membaca.
Telah diisyaratkan pada akhir Rubrik Ibrah edisi 21 bahwa pembahasan tersebut akan bersambung. Dan Rubrik Ibrah edisi 22 merupakan lanjutan dan pembahasan yang lebih mendalam dari pemaparan Rubrik Ibrah pada edisi 21.
Pada edisi 21, penulis menerjemahkan pembahasan dari Taisir Al-Lathifil Mannan karya Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di secara utuh, berikut pendapat yang beliau pilih tentang hakekat Khadhir u, apakah beliau itu nabi atau wali. Dan Asy-Syaikh As-Sa’di memilih pendapat bahwa Khadhir adalah wali.
Adapun pada edisi 22, setelah sedikit melanjutkan pemaparan dari Asy-Syaikh As-Sa’di, penulis membahas beberapa masalah yang terkait dengan Khadhir u secara lebih rinci. Permasalahan tersebut meliputi: nasab Khadhir u, apakah beliau itu nabi atau wali, masih hidup atau tidak. Penulis memaparkan seluruh pendapat para ulama dalam permasalahan-permasalahan tersebut, kemudian menyebutkan pendapat yang paling kuat berdasarkan dalil yang ada, sekaligus ulama yang menetapkan pendapat tersebut.
Insya Allah permasalahannya jelas. Jazakumullah khairan.
Ilmu Laduni
Harap dijelaskan lebih detail pada edisi mendatang (supaya pembaca tidak bingung) tentang dua jenis ilmu dalam kisah Khadhir dan Musa poin (hal. 59 Vol. 2 no. 21) apa bedanya dengan ilmu laduni versi kaum sufi.
085227xxxxxx
Jazakumullah khairan. Insya Allah sudah tercakup dalam penjelasan rubrik Ibrah edisi 22. Yang dimaksud Asy-Syaikh As-Sa’di dengan ilmu laduni di sini (di mana beliau berpendapat Khadhir u adalah wali, sebagaimana disebutkan pada edisi 21) adalah pemahaman yang diberikan Allah kepada seseorang. Adapun menurut pendapat bahwa Khadhir u adalah nabi (sebagaimana pendapat para ulama yang lain, yang dipaparkan penulis pada edisi 22), maka yang dimaksud adalah wahyu. Silahkan dilihat kembali.
Teliti Huruf Kapital
Mohon diteliti pada vol. II/No. 22/1427H/2006, hal. 70, Al-Hijr: 32-35, penulisan huruf “e” pada tulisan “engkau” seharusnya tertulis “Engkau” memakai huruf besar/ kapital, karena ditujukan pada Allah I.
Ibnu Yusuf
081325xxxxxx
Jazakumullah khairan atas koreksinya.
Zakat Profesi
Bagaimana kalau Asy-Syariah membahas tuntas zakat penghasilan dan profesi, sebagai dasar ilmiah untuk masyarakat umumnya.
Abu Faishal
08562xxxxxx
Saran antum kita pertimbangkan. Semoga Allah memudahkan kami untuk membahasnya. Jazakumullah khairan.