Surat Pembaca Edisi 87

Tema “Bombastis” Poligami

Selamat atas termuatnya tema bombatis khususnya bagi ibu-ibu, POLIGAMI, dan menjadi senyuman renyah para suami. Jangankan menjalaninya, mendengar dan membacanya sudah membuat remuk seluruh rasa. Tetapi kami tidak membenci, walhamdulillahi, meski betapapun beratnya pasti layukallifullahu nafsan illa wus’aha. UA-081329xxxxxx

Tema poligami kami angkat, mohon untuk tidak dipahami secara sempit sebagai kampanye poligami. Namun, kami justru hendak mengurai secara panjang lebar bahwa ternyata ramburambu poligami itu banyak, poligami itu tidak semudah yang dibayangkan orang, poligami butuh ini dan itu yang mungkin bagi keumuman orang nyaris “mustahil” bisa melaksanakannya secara baik. Di sisi lain, kami juga ingin memberi pencerahan bahwa poligami itu tidak seseram yang dibayangkan, sehingga kita tidak perlu apriori, justru bisa mengapresiasi, tidak lantas berprasangka buruk terhadap agama kita sendiri atau terjatuh dalam sikap menghujat syariat.

Apa yang dipaparkan sekaligus sebagai bantahan terhadap tuduhan musuh-musuh Islam yang menjadikan poligami sebagai amunisi andalan untuk menyerang Islam. Kami berharap, dengan tema poligami ini, ada nasihat yang bisa dipetik. Suami tidak lagi bersikap seenaknya terhadap istri-istrinya—biasanya terhadap istri tua—, bisa memenej waktu untuk memerhatikan seluruh istri dan anaknya, bisa melaksanakan poligami dengan penuh tanggung jawab, serta kuat memegang  aturan syariat, tidak mudah terpengaruh oleh pihak lain yang hendak menzalimi salah satu istrinya. Kepada para istri yang “lebih berkuasa” atas suami—biasanya istri muda—, perlu menyadari bahwa ada wanita lain yang mempunyai hak yang sama.

Bagi wanita secara umum, diharapkan tumbuh kelapangan hati jika suami menikah lagi. Bagi laki-laki yang hendak berpoligami agar tidak hanya bermodal nekat, namun benar-benar memupuk kesiapan lahir dan batin serta menyiapkan segala tanggung jawab, sehingga kehidupan berpoligami yang dijalaninya bisa berjalan baik di bawah bimbingan syariat, dan sebagainya, wallahu a’lam. Jazakumullahu khairan.

Penulisan Huruf Singkatan

Sering saya jumpai penulisan singkatan seperti Rasulullah n, Nabi n, Allah k, Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz t. Mohon penjelasannya, adakah singkatan yang lainnya? dienz_xxx@yahoo.co.id

Huruf-huruf yang Anda maksud sebenarnya bukan singkatan, namun merupakan simbol font untuk doa. Dalam font Islamic, huruf l=subhanahu wata’ala=l; k=‘azza wajalla=k; n=shallallahu ‘alaihi wasallam=n; q=‘alaihis salam=q; w=‘alaihas salam=w, e=‘alaihimas salam=e; r=‘alaihimus salam=r; z=radhiyallahu ‘anhu=z; x=radhiyallahu ‘anha=x; c = radhiyallahu ‘ anhum a =c , g=radhiyallahu ‘anhum=g; dan t=rahimahullah=t. Kami mohon maaf, jika masih dijumpai penulisan seperti yang Anda tanyakan, berarti itu luput dari editan kami. Jazakumullahu khairan atas masukannya.

surat pembaca