Surat Pembaca Edisi 91

Rubrik SHI Hilang?

Bismillah. Afwan, mengapa rubrik “Seputar Hukum Islam” (untuk empat edisi terakhir) sering tidak ada? Mohon rubrik ‘Khazanah’ dibukukan. Abu Ibrahim-Tegalan 085728xxxxxx

Jawaban redaksi

Kami memohon maaf jika dalam beberapa edisi terakhir, Pembaca tidak menjumpai rubrik “Seputar Hukum Islam”. Ini karena ada hal-hal teknis keredaksian yang membuat rubrik tersebut tidak termuat. Jazakumullahu khairan atas masukan Anda.

 

Ungkapan Berlebihan?

Bismillah. Di Asy-Syariah edisi lama no. 77 (Ulama Hadits Dinista) pada hlm. 11. Tema wafatnya ulama, sungguh benar kita sangat kehilangan, ilmu mulai dicabut. Hanya saja pada paragraf ke-2 tertulis ‘matahari itu kini tenggelam’, bukankah hal ini berlebihan? Pada hlm. 54 paragraf ke-2 ‘ulama adalah rembulan di langit…’, jika ada tambahan kata ‘ibarat/seperti’ maknanya akan lebih tepat. Wallahu a‘lam. 085692xxxxxx

Jawaban redaksi

Ungkapan semacam ini hal yang sudah dimaklumi di kalangan ulama, dan yang dimaksud bukan matahari atau bulan yang sebenarnya. Al-Imam asy- Syafirahimahullah pernah berucap, “Apabila disebutkan tentang para ulama, maka (al-Imam) Malik adalah bintang.” Lihat kitab Jami’ Ushul fi Ahadits ar-Rasul (1/182). Contoh pemakaian lainnya adalah nama/julukan para ulama, semisal Ibnul Qayyim rahimahullah yang dijuluki Syamsuddin (matahari agama). Perlu kita perhatikan, sebaiknya kita tidak bermudah-mudah menyikapi sebuah masalah berdasarkan perasaan atau pemahaman yang belum tentu bisa dipertanggungjawabkan. Kita sangat perlu melihat bagaimana para ulama kita menyikapi hal-hal semacam ini. Barakallahu fikum.

Koreksi

Pada edisi Asy-Syariah edisi 89 rubrik doa sama seperti edisi sebelumnya? 08988xxxxxx

Ada sedikit kesalahan cetak pada majalah Asy-Syariah edisi 90 hlm. 29, teks dalam kotak terlihat kacau. 081392xxxxxx

Jawaban redaksi

Ya, Anda benar. Ini murni kesalahan redaksi. Jazakumullahu khairan atas masukan Anda.

Pada edisi 89 hlm. 12-13, dalam ayat al-Baqarah ayat 29, lafadznya “tsummastawa ilassamai, terjemahannya “Dia berkehendak menciptakan langit”? Tolong jelaskan makna istiwa dalam ayat tersebut. Barakallahu fikum. Abu Abdillah – Sulawesi 085299xxxxxx

Anda benar, ada kesalahan dari Redaksi. Kalimat tersebut hasil copy paste dari program terjemahan, dan qaddarallah lolos dari editan. Makna istiwa sebagaimana yang menjadi akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah tinggi dan berada di atas. Kami bertobat kepada Allah atas kesalahan tersebut. Jazakumullah khairan atas koreksi Anda.

surat pembaca