Apakah Ya’juj dan Ma’juj Sudah Muncul?

Ya’juj dan Ma’juj, bangsa yang nanti akan muncul menjelang hari kiamat, memang sudah ada sekarang di sebuah wilayah yang dipagari oleh sebuah “benteng”. Namun, benarkah mereka telah berhasil menembus dinding besi dan tembaga yang mengisolasi mereka selama ini kemudian mewujud dalam bangsa yang mendiami wilayah Rusia dan negara-negara pecahan Soviet di Asia Tengah dan sebagian Eropa? Benarkah mereka adalah bangsa Mongol (Tartar)?

Tanda-Tanda Kiamat

Asyrathus sa’ah  أَشْرَاطُ السَّاعَةِ mengandung pengertian asy-syarthu الشَّرْطُ yang bermakna tanda (al-‘alamah). Bentuk jamaknya asyrath أَشْرَاطٌ. Tanda sesuatu adalah permulaannya. Misal, seorang komandan, berarti dia adalah orang yang di depan memimpin pasukan (bawahannya). Adapun kata as-sa’ah السَّاعَةُ secara bahasa memiliki makna satu bagian dari bagian-bagian malam dan siang. Bentuk jamaknya sa’at  سَاعَاتٌ  dan sa’a  سَاعَ.

As-Sa’ah menurut istilah syariat ialah waktu terjadinya kiamat. Disebut kiamat lantaran cepatnya hisab pada hari itu, atau pada waktu itu manusia terkejut dalam hentakan sesaat, kemudian semua mengalami kematian dalam satu tiupan. (an-Nihayah fi Gharibil Hadits, Lisanul ‘Arab, dan al-Qamus al-Muhith. Lihat Asyrathus Sa’ah)

Baca juga: Tanda-Tanda Kedatangan Hari Kiamat

Jadi, asyrathus sa’ah adalah tanda-tanda kiamat yang mendahului tibanya (hari kiamat) dan menunjukkan akan dekatnya.

Tanda-tanda kiamat terbagi menjadi dua bagian:

  1. Asyrath shughra

Ia adalah tanda-tanda yang mendahului kiamat dalam rentang waktu yang panjang, seperti pudarnya ilmu (di tengah kehidupan umat, pent.), berkembangnya kebodohan (terhadap agama), merebaknya minuman keras, banyaknya bangunan bertingkat, dan lain-lain.

  1. Asyrath kubra

Ini merupakan tanda-tanda yang berupa kejadian-kejadian besar yang terjadi menjelang hari kiamat. Apa yang terjadi merupakan peristiwa-peristiwa yang luar biasa, seperti kemunculan Dajjal, turunnya Isa alaihis salam, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, serta terbitnya matahari dari barat. (Asyrathus Sa’ah)

Munculnya Ya’juj dan Ma’juj, Tanda Hari Kiamat

Al-Qur’an mengungkap fenomena kemunculan Ya’juj dan Ma’juj sebagai bagian dari kejadian-kejadian menjelang hari kiamat.

حَتَّىٰٓ إِذَا فُتِحَتۡ يَأۡجُوجُ وَمَأۡجُوجُ وَهُم مِّن كُلِّ حَدَبٍ يَنسِلُونَ ٩٦ وَٱقۡتَرَبَ ٱلۡوَعۡدُ ٱلۡحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَٰخِصَةٌ أَبۡصَٰرُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يَٰوَيۡلَنَا قَدۡ كُنَّا فِي غَفۡلَةٍ مِّنۡ هَٰذَا بَلۡ كُنَّا ظَٰلِمِينَ ٩٧

“Hingga apabila dibukakan (dinding) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari kiamat), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata), ‘Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim’.” (al-Anbiya: 96—97)

Dalam surah al-Kahfi ayat 92—99 dinyatakan pula perihal Ya’juj dan Ma’juj,

ثُمَّ أَتۡبَعَ سَبَبًا ٩٢ حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ بَيۡنَ ٱلسَّدَّيۡنِ وَجَدَ مِن دُونِهِمَا قَوۡمًا لَّا يَكَادُونَ يَفۡقَهُونَ قَوۡلًا ٩٣ قَالُواْ يَٰذَا ٱلۡقَرۡنَيۡنِ إِنَّ يَأۡجُوجَ وَمَأۡجُوجَ مُفۡسِدُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَهَلۡ نَجۡعَلُ لَكَ خَرۡجًا عَلَىٰٓ أَن تَجۡعَلَ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَهُمۡ سَدَّا ٩٤

“Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan keduanya, suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, ‘Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan suatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?’

Baca juga: Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, Pertanda Dekatnya Hari Kiamat

قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيۡرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجۡعَلۡ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَهُمۡ رَدۡمًا ٩٥ ءَاتُونِي زُبَرَ ٱلۡحَدِيدِۖ حَتَّىٰٓ إِذَا سَاوَىٰ بَيۡنَ ٱلصَّدَفَيۡنِ قَالَ ٱنفُخُواْۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَعَلَهُۥ نَارًا قَالَ ءَاتُونِيٓ أُفۡرِغۡ عَلَيۡهِ قِطۡرًا ٩٦

Dzulqarnain berkata, ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Rabbku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kalian dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi.’

Hingga ketika besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain, ‘Tiuplah (api itu).’

Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, ‘Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu.’

فَمَا ٱسۡطَٰعُوٓاْ أَن يَظۡهَرُوهُ وَمَا ٱسۡتَطَٰعُواْ لَهُۥ نَقۡبًا ٩٧ قَالَ هَٰذَا رَحۡمَةٌ مِّن رَّبِّيۖ فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ رَبِّي جَعَلَهُۥ دَكَّآءَۖ وَكَانَ وَعۡدُ رَبِّي حَقًّا ٩٨ ۞وَتَرَكۡنَا بَعۡضَهُمۡ يَوۡمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعۡضٍۖ وَنُفِخَ فِي ٱلصُّورِ فَجَمَعۡنَٰهُمۡ جَمۡعًا ٩٩

Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Dzulqarnain berkata, ‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila telah datang janji Rabbku Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabbku itu adalah benar.’

Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.”

Baca juga: Kiamat Sudah Dekat

Kemunculan Ya’juj dan Ma’juj merupakan salah satu dari tanda-tanda kiamat besar. Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim rahimahullah dari Hudzaifah bin Usaid al-Ghifari radhiallahu anhu, ia berkata,

Nabi shallallahu alaihi wa sallam muncul di hadapan kami saat kami tengah berbincang-bincang. Beliau bertanya, “Apa yang kalian perbincangkan?”

Mereka (para sahabat) menjawab, “Kami sedang berbincang tentang hari kiamat.” Lantas Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ، فَذَكَرَ الدُّخَانَ، وَالدَّجَّالَ، وَالدَّابَّةَ، وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ، وَيَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ، وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ: خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنَ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ

“Sesungguhnya tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian melihat sebelumnya sepuluh tanda. Kemudian beliau shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan: Dajjal, binatang (yang keluar dari bumi), matahari terbit dari barat, Isa bin Maryam turun (ke bumi), Ya’juj dan Ma’juj, tiga khusuf, yaitu di timur, barat, dan jazirah Arab. Akhir dari semua itu ialah munculnya api yang keluar dari Yaman, menghalau manusia ke tempat berkumpul mereka.” (Shahih Muslim, “Kitab al-Fitan wa Asyrathu as-Sa’ah”)

Bahkan, dalam hadits dari an-Nawwas bin Sam’an radhiallahu anhu (dalam Shahih Muslim) disebutkan kemunculan Ya’juj dan Ma’juj ini dalam satu rangkaian dengan kemunculan Dajjal, Isa bin Maryam, lantas muncul Ya’juj dan Ma’juj. Semua peristiwa tersebut adalah peristiwa-peristiwa yang akan mendahului terjadinya hari kiamat.

Baca juga: Kiamat Adalah Urusan Gaib

Jadi, tampaklah bahwa peristiwa demi peristiwa menjelang hari kiamat merupakan peristiwa yang tersusun bagai marjan dalam satu untaian tali. Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari Abdullah bin Amr radhiallahu anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

الْآيَاتُ خَرَزَاتٌ مَنْظُومَاتٌ فِي سِلْكٍ فَإِنْ يُقْطَعِ السِّلْكُ يَتْبَعْ بَعْضُهَا بَعْضًا

“Tanda-tanda hari kiamat (bagaikan) marjan yang disusun dalam untaian tali. Apabila tali itu putus, terikutlah sebagian pada sebagian (lainnya).” (Musnad Ahmad 12/6—7, hadits no. 7040[1])

Asal-Usul Ya’juj dan Ma’juj

Ya’juj dan Ma’juj merupakan anak keturunan Nabi Adam alaihis salam (manusia). Dalil yang menunjukkan mereka adalah anak cucu Adam ialah hadits yang diriwayatkan Imam al-Bukhari rahimahullah dari Abu Said al-Khudri radhiallahu anhu dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

يَقُولُ اللهُ تَعَالَى: يَا آدَمُ. فَيَقُولُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ. فَيَقُولُ: أَخْرِجْ بَعْثَ النَّارِ. قَالَ: وَمَا بَعْثُ النَّارِ؟ قَالَ: مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ {وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمۡلٍ حَمۡلَهَا وَتَرَى ٱلنَّاسَ سُكَٰرَىٰ وَمَا هُم بِسُكَٰرَىٰ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ ٱللَّهِ شَدِيدٌ}. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَأَيُّنَا ذَلِكَ الْوَاحِدُ؟ قَالَ: أَبْشِرُوا فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلًا وَمِنْ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ أَلْفًا

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Wahai Adam.” Adam menjawab, “Aku sambut panggilan-Mu dan dengan bahagia aku penuhi perintah-Mu, segala kebaikan berada di tangan-Mu. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Keluarkanlah pasukan penghuni neraka.” Adam bertanya, “Apa pasukan penghuni neraka itu?”

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Dari setiap seribu orang ada 999 orang.”

Ketika itu anak-anak kecil rambutnya beruban, yang hamil melahirkan kandungannya, dan kamu lihat manusia mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena azab Allah subhanahu wa ta’ala yang teramat keras. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa di antara kami yang satu itu?”

Beliau jawab, “Bergembiralah, karena kamu hanya seorang, sedangkan dari kalangan Ya’juj dan Ma’juj seribu orang.” (Shahih al-Bukhari, “Kitab al-Anbiya”, “Bab Qishshah Ya’juj wa Ma’juj”)

Baca juga: Sifat-Sifat Penghuni Neraka

Berdasar hadits ini pula, Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menyatakan bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah keturunan manusia. Kata beliau, “Hadits ini jelas sekali menyatakan bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah keturunan Adam.”

Demikian pula Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah dalam Tafsir Surah al-Kahfi menyebutkan bahwa berdasarkan hadits ini, kita mengetahui kesalahan orang yang berpendapat bahwa Ya’juj dan Ma’juj bukan berwujud seperti manusia. Sebagian mereka sangat pendek dan sebagian lagi sangat tinggi tubuhnya. Sebagian telinganya terpentang dan yang lain berlipat. Semuanya merupakan dongeng Israiliyat. Tidak boleh kita membenarkan (begitu saja). Harus dikatakan bahwa sesungguhnya mereka termasuk bani Adam (manusia). Hanya saja, mereka bisa jadi berbeda seperti perbedaan (di antara) manusia karena keadaan lingkungannya.”

Karakteristik Ya’juj dan Ma’juj

Karakteristik Ya’juj dan Ma’juj di muka bumi ini adalah melakukan kerusakan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

قَالُواْ يَٰذَا ٱلۡقَرۡنَيۡنِ إِنَّ يَأۡجُوجَ وَمَأۡجُوجَ مُفۡسِدُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ

Mereka berkata, “Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi….” (al-Kahfi: 94)

Kata Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah, yang dimaksud al-ifsad (membuat kerusakan) di muka bumi mencakup semua perbuatan yang tidak baik dan tidak memperbaiki. Merusak dengan membunuh, merampok atau merampas, penyimpangan, kesyirikan, dan dalam segala hal.

Ibnu Katsir rahimahullah saat menjelaskan ayat,

حَتَّىٰٓ إِذَا فُتِحَتۡ يَأۡجُوجُ وَمَأۡجُوجُ وَهُم مِّن كُلِّ حَدَبٍ يَنسِلُونَ

“Hingga apabila dibukakan (dinding) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.” (al-Anbiya: 96)

menyebutkan bahwa (mereka) orang-orang yang cepat dalam berjalan guna membuat kerusakan.

Baca juga: Kezaliman adalah Kegelapan pada Hari Kiamat

Imam Muslim rahimahullah dalam Shahih-nya meriwayatkan dengan memberi tambahan (pada hadits an-Nawwas bin Sam’an radhiallahu anhu) setelah lafaz “di danau ini pernah ada air” dengan sabda beliau,

ثُمَّ يَسِيرُونَ حَتَّى يَنْتَهُوا إِلَى جَبَلِ الْخَمَرِ، وَهُوَ جَبَلُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ، فَيَقُولُونَ: لَقَدْ قَتَلْنَا مَنْ فِي الْأَرْضِ هَلُمَّ فَلْنَقْتُلْ مَنْ فِي السَّمَاءِ، فَيَرْمُونَ بِنُشَّابِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ، فَيَرُدُّ اللهُ عَلَيْهِمْ نُشَّابَهُمْ مَخْضُوبَةً دَمًا

“Kemudian mereka berjalan hingga Gunung Khamar, yaitu gunung di Baitul Maqdis. Mereka (Ya’juj dan Ma’juj) berkata, ‘Sungguh, kita telah membunuh penduduk bumi. Sekarang, marilah kita bunuh penduduk langit.’ Mereka lalu melepaskan anak panah mereka ke langit. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala kembalikan anak-anak panah mereka itu kepada mereka dengan berlumuran darah.” (Shahih Muslim, tambahan hadits no. 2937)

Begitulah laku lampah Ya’juj dan Ma’juj. Destruktif, membuat onar, berbuat kerusakan di muka bumi.

Kapan Ya’juj dan Ma’juj Muncul?

Timbul pertanyaan, sudahkah Ya’juj dan Ma’juj muncul pada era lalu atau bahkan pada zaman sekarang ini?

Ada beberapa kalangan yang berpendapat bahwa Ya’juj dan Ma’juj telah ada dewasa ini. Dinukil oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah dalam kitabnya, Ya’juj wa Ma’juj wa Fitnatu ad-Dajjal (hlm. 21), bahwa al-Amir Syakib Arsalan dan selainnya berpandangan sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj adalah negara Soviet atau sebagian dari mereka. Tidak diragukan sesungguhnya mereka adalah bagian dari Ya’juj dan Ma’juj. Demikian diungkapkan al-Amir Syakib Arsalan.

Berbeda halnya dengan Sayyid Quthub. Dia berpendapat, secara tarjih, bukan yakin, bahwa janji Allah subhanahu wa ta’ala untuk melubangi dinding telah terjadi; Ya’juj dan Ma’juj telah keluar. Mereka adalah bangsa Tartar yang muncul pada abad ke-7 Hijriah. Mereka telah menghancurkan kerajaan-kerajaan Islam dan menebar kerusakan di muka bumi. (Asyrathu as-Sa’ah, hlm. 378)

Dalam hadits an-Nawwas bin Sam’an radhiallahu anhu disebutkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala memberitahukan kepada Isa alaihis salam akan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj yang tidak ada seorang pun mampu memerangi mereka. Allah subhanahu wa ta’ala memerintah Isa alaihis salam menjauhkan kaum mukminin dari jalan yang ditempuh Ya’juj dan Ma’juj seraya berfirman, “Kumpulkan hamba-hamba-Ku ke Gunung Thur.” (lihat Asyrathu as-Sa’ah, hlm. 369)

Baca juga: Mengharap Syafaat pada Hari Kiamat

Berdasarkan hadits an-Nawwas bin Sam’an radhiallahu anhu dalam Shahih Muslim, akan tampak bahwa kemunculan Ya’juj dan Ma’juj bersamaan masa dengan kehadiran Isa alaihis salam. Maka dari itu, apabila Ya’juj dan Ma’juj dinyatakan telah muncul, tentu akan timbul pertanyaan, bagaimana dengan Isa alaihis salam?

Setelah memaparkan hadits an-Nawwas bin Sam’an radhiallahu anhu yang panjang, Syaikh Muhammad al-Amin asy-Syinqithi rahimahullah menyatakan,

“Berdasarkan hadits sahih ini, sungguh aku telah melihat penjelasan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, ‘Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah mewahyukan kepada Isa bin Maryam perihal keluarnya Ya’juj dan Ma’juj setelah terbunuhnya Dajjal.’

Barang siapa menyatakan bahwa mereka (Ya’juj dan Ma’juj) adalah Rusia, dan dinding itu telah roboh sejak dulu, pendapatnya tersebut menyelisihi apa yang telah dikabarkan ash-Shadiq al-Mashduq (Rasulullah) shallallahu alaihi wa sallam. Jadi, pendapatnya batil. Sebab, yang menentang kabar ash-Shadiq adalah pendusta yang membahayakan, sebagaimana dimaklumi. Tidak ada sesuatu yang kuat dalam Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya shallallahu alaihi wa sallam yang bisa memalingkan hadits (an-Nawwas bin Sam’an radhiallahu anhu, -ed.) ini. Hadits ini telah Anda lihat kesahihan sanadnya. Hadits ini telah memberi kejelasan dalil-dalilnya tentang maksud yang dituju.

Pada hakikatnya, yang menjadi sandaran bagi orang-orang yang menyatakan bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah Rusia, demikian pula orang-orang mulhid (ateis), adalah alasan-alasan logika yang telah menjadi keyakinan pemiliknya.” (Adhwaul Bayan, hlm. 141—142)

Baca juga: Kedudukan Akal dalam Islam

Menurut mereka, kalau Ya’juj dan Ma’juj itu sudah ada di balik benteng tersebut, tentu sudah ditemukan lokasinya. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi yang pesat dan alat-alat yang canggih untuk mendeteksi keberadaan mereka. Namun, karena tidak ada orang yang menemukan mereka atau lokasi mereka, berarti Ya’juj dan Ma’juj belum pernah ada.

Logika seperti ini dapat dibantah dengan realitas bahwa banyak hal yang masih belum mampu diungkap hakikatnya, secanggih apa pun teknologi yang dikuasai oleh manusia. Roh, misalnya. Roh, yang sedemikian dirasakan keberadaannya, selalu menyertai, tetapi belum pernah terungkap eksistensi dan substansinya.

Jadi, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj pada akhir zaman, sebagai salah satu tanda datangnya hari kiamat besar, belum terjadi. Sebab, hadits-hadits yang sahih menunjukkan bahwa Ya’juj dan Ma’juj keluar setelah Isa alaihis salam turun ke bumi. Beliaulah yang berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar membinasakan Ya’juj dan Ma’juj. Allah subhanahu wa ta’ala lantas membinasakan dan membuang bangkai mereka ke laut, serta mengamankan negara-negara dan hamba-hamba-Nya dari kejahatan Ya’juj dan Ma’juj.

Wallahu ta’ala a’lam.


Catatan Kaki

[1] Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah berkata, “Sanadnya sahih.” Al-Haitsami rahimahullah berkata, “Hadits ini diriwayatkan Ahmad dan di dalamnya terdapat Ali bin Zaid yang bagus haditsnya.” (Majma az -awaid, 7/321)

Lihat Asyrathu as-Sa’ah, hlm. 246.

Ditulis oleh Ustadz Abulfaruq Ayip Syafruddin

kiamattanda hari kiamattanda kiamattanda-tanda kiamatya'juj dan ma'juj