An-Nashir النَّصِير adalah salah satu dari nama-nama Allah, salah satu asmaul husna.
Dalil Nama Allah An-Nashir
Nama ini terdapat di dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala,
وَإِن تَوَلَّوۡاْ فَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَوۡلَىٰكُمۡۚ نِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ
“Jika mereka berpaling, ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (al-Anfal: 40)
Nama ini disebutkan pula dalam hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam, yaitu salah satu doa beliau,
اللَّهُمَّ أَنْتَ نَصِيرِي وَأَنْتَ عَضُدِي
“Ya Allah, Engkau adalah penolongku dan Engkau adalah tempat aku bersandar.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi, dinyatakan sahih oleh Syaikh al-Albani rahimahullah)
Di antara ulama yang menyebutkan bahwa an-Nashir adalah salah satu nama Allah adalah al-Baihaqi dalam kitabnya, al-Asma wa ash-Shifat. Beliau menukilkan pula penetapan nama tersebut dari al-Hulaimi.
Demikian penjelasan Syaikh Ibnu Utsaimin dalam kitab al-Qawa’id al-Mutsla.
Adapun nama an-Naashir الناصر, al-Baihaqi dan al-Hulaimi juga menyebutkannya sebagai salah satu nama Allah subhanahu wa ta’ala. Sementara itu, dalam sebagian sumber dikatakan bahwa itu bukan nama Allah.
Arti Nama Allah An-Nashir
Arti nama Allah an-Nashir ialah bahwa Allah Maha memberikan pertolongan kepada hamba-Nya sehingga Dia akan menjauhkan dari mereka tipu daya orang-orang yang jahat dan upaya-upaya kejahatan mereka. Oleh karena itu, barang siapa yang Allah adalah penolongnya, dirinya tidak perlu dikhawatirkan. Sebaliknya, barang siapa yang Allah menjadi lawannya, tiada kemuliaan baginya dan dia tidak akan mampu melawan-Nya. (Tafsir as-Sa’di)
Buah Mengimani Nama Allah An-Nashir
Di antara buah mengimani nama Allah tersebut adalah:
1. Rasa percaya sepenuhnya kepada Allah atau tsiqah billah (الثقة بالله).
2. Tawakal kepada Allah sepenuhnya.
Oleh karena itu, di antara doa Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebelum beliau berperang adalah,
اللَّهُمَّ أَنْتَ نَصِيرِي وَأَنْتَ عَضُدِي
“Ya Allah, Engkaulah penolongku dan kepada-Mulah aku bersandar.”
3. Perasaan cinta kepada Allah.
Sebab, ia senantiasa membantu hamba-hamba-Nya. Hal ini membuat seorang hamba semakin dekat kepada Allah dan semakin menghinakan diri kepada-Nya sekaligus bersyukur kepada-Nya atas nikmat tersebut.
4. Sikap keberanian
Seorang mukmin percaya bahwa Allah akan menolongnya sehingga ia tidak takut kepada siapa pun. Hanya Allah yang dia takuti. Hanya kepada-Nya dia bersandar.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
إِن يَنصُرۡكُمُ ٱللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمۡۖ وَإِن يَخۡذُلۡكُمۡ فَمَن ذَا ٱلَّذِي يَنصُرُكُم مِّنۢ بَعۡدِهِۦۗ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ
“Apabila Allah menolong kalian, tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkan kalian.” (Ali Imran: 160)
Hanya saja, syarat datangnya pertolongan Allah adalah seorang hamba juga menolong agama Allah dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya, berdakwah mengajak manusia kepada jalan-Nya, dan bersabar menghadapi segala tantangan dan rintangan di jalan-Nya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تَنصُرُواْ ٱللَّهَ يَنصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ أَقۡدَامَكُمۡ
“Apabila kalian menolong agama Allah, niscaya Allah menolong kalian dan mengokohkan kaki-kaki kalian.” (Muhammad: 7)
Wallahul Muwaffiq.