Browsing tag

permata salaf

Adab di Hadapan Guru

An-Nawawi rahimahullah meriwayatkan dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu bahwa beliau berkata, “Di antara hak seorang alim yang harus engkau tunaikan ialah engkau memberi salam kepada manusia secara umum, lalu memberi salam hormat secara khusus kepadanya, engkau duduk di depannya, di majelisnya, engkau tidak boleh menunjuk dengan tangan atau pandanganmu, engkau tidak […]

Sumber Kerusakan dalam Agama

‘Ali bin Qasim Hanasy rahimahullah mengatakan, “Manusia terbagi menjadi tiga tingkatan: 1) Tingkatan tertinggi, yaitu para ulama kibar. Mereka mengetahui yang benar dan yang batil. Jika mereka berbeda pendapat, tidak akan muncul fitnah (kerusakan) dari perselisihan tersebut, karena mereka mengetahui ilmu yang dimiliki oleh pihak yang lain. 2) Tingkatan terendah, yaitu orang awam yang berada […]

Adab Menyertai Ilmu

Asy-Sya’bi rahimahullah berkata, Zaid bin Tsabit radhiallahu ‘anhu menyalati jenazah. Setelah itu, seekor bagal didekatkan untuk beliau naiki. Datanglah Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma mengambil tali kekangnya sebagai bentuk penghormatan dan pengagungan terhadap ilmu dan keutamaan Zaid bin Tsabit radhiallahu ‘anhu. Zaid pun berkata kepada Ibnu Abbas, “Lepaskan tali itu darimu, wahai sepupu Rasulullah shallallahu ‘alaihi […]

Hakikat Yakin

Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Yakin adalah engkau tidak mencari keridhaaan manusia dengan kemurkaan Allah subhanahu wa ta’la, engkau tidak memuji seorang pun atas rezeki dari-Nya, engkau tidak pula mencela orang lain atas sesuatu yang tidak Dia berikan untukmu. Sesungguhnya, rezeki itu tidak ditarik oleh semangat seseorang, tidak pula bisa ditolak oleh ketidaksukaan seseorang. Allah […]

Hakikat Zuhud

Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, “Pokok zuhud adalah keridhaan terhadap Allah subhanahu wa ta’ala.” Beliau rahimahullah mengatakan juga, “Qana’ah adalah zuhud, yaitu rasa cukup. Barang siapa merealisasikan keyakinan, percaya penuh kepada Allah subhanahu wa ta’ala dalam segala urusannya, ridha terhadap pengaturan-Nya, memutus ketergantungan kepada makhluk sembari berharap dan takut (kepada Allah), lalu hal menghalanginya untuk mencari […]

Serius Beramal

Dahulu para salaf serius beramal saleh karena khawatir celaan jiwa akan ketidakseriusan beramal ketika kesempatan beramal telah terputus. Dikatakan kepada Masruq rahimahullah, “Alangkah baiknya kalau engkau mengurangi keseriusanmu (dalam beramal).” Dia pun menukas, “Demi Allah, jika ada seseorang datang dan mengabariku bahwa Dia tidak akan mengazabku, aku akan tetap serius beribadah.” Ditanyakan kepada beliau, “Mengapa demikian?” […]

Meninggalkan Urusan yang Tidak Ada Kepentingannya

Muhammad bin Ka’b mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada para sahabat, “Orang yang pertama kali akan masuk kepada kalian adalah lelaki penghuni surga.” Masuklah Abdullah bin Salam radhiallahu ‘anhu. Mereka pun berdiri dan memberi tahunya tentang kabar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut. Mereka bertanya, “Beri tahu kami tentang amalan […]

Amalan Semata Tidak Menyebabkan Masuk Surga

Al-Imam Abu Utsman Ismail bin Abdur Rahman ash-Shabuni rahimahullah mengatakan, “Mereka (ashabul hadits) meyakini dan mempersaksikan bahwa seseorang tidaklah mesti masuk surga meski amalnya bagus, (ibadahnya paling ikhlas, ketaatannya paling murni), jalan hidupnya diridhai, kecuali karena Allah subhanahau wa ta’ala memberi kemuliaan kepadanya dengan anugerah dan keutamaan-Nya sehingga memasukkan dirinya ke dalam surga. Sebab, amal […]

Siapakah Khawarij?

Al-Imam Muhammad bin Husain al-Ajurri rahimahullah berkata, “Tidak sepantasnya orang yang melihat kesungguhan seorang Khawarij—yang telah memberontak kepada penguasa, baik yang adil maupun yang jahat; lantas keluar dari ketaatan kepada penguasa, membuat kelompok sendiri, menghunuskan pedangnya, dan menghalalkan pembunuhan terhadap kaum muslimin—tertipu oleh bacaan al-Qur’an si Khawarij itu, lamanya berdiri ketika shalat, puasanya yang terus-menerus, […]