• Majalah Islam AsySyariah
Kamis, Februari 25, 2021
Majalah Asy Syariah
  • Beranda
  • Majalah
    • Tebar Asy-Syariah
    • Daftar Agen
    • Majalah Asy Syariah – Digital
  • Tanya Jawab
  • Artikel
    • All
    • Akhlak
    • Akidah
    • Doa
    • Hadits
    • Kajian Utama
    • Khutbah Jumat
    • Manhaji
    • Pengantar Redaksi
    • Permata Salaf
    • Surat Pembaca
    • Tafsir
    Akidah Ahmadiyah

    Akidah Ahmadiyah

    Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

    Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

    Kemunculan Nabi Palsu, Pertanda Datangnya Hari Kiamat

    Kemunculan Nabi Palsu, Pertanda Datangnya Hari Kiamat

    Kenabian dan Kerasulan Berakhir dengan Kenabian dan Kerasulan Muhammad

    Kenabian dan Kerasulan Berakhir dengan Kenabian dan Kerasulan Muhammad

    Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

    Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

    Jenis-Jenis Harta yang Terkena Zakat

    Jenis-Jenis Harta yang Terkena Zakat

    Trending Tags

    • Audio
      • Audio Tanya Jawab
      • Audio Kajian
      • Audio Khutbah Jumat
      • Audio Kutipan
    • Ebook
    No Result
    View All Result
    Majalah Asy Syariah
    • Beranda
    • Majalah
      • Tebar Asy-Syariah
      • Daftar Agen
      • Majalah Asy Syariah – Digital
    • Tanya Jawab
    • Artikel
      • All
      • Akhlak
      • Akidah
      • Doa
      • Hadits
      • Kajian Utama
      • Khutbah Jumat
      • Manhaji
      • Pengantar Redaksi
      • Permata Salaf
      • Surat Pembaca
      • Tafsir
      Akidah Ahmadiyah

      Akidah Ahmadiyah

      Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

      Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

      Kemunculan Nabi Palsu, Pertanda Datangnya Hari Kiamat

      Kemunculan Nabi Palsu, Pertanda Datangnya Hari Kiamat

      Kenabian dan Kerasulan Berakhir dengan Kenabian dan Kerasulan Muhammad

      Kenabian dan Kerasulan Berakhir dengan Kenabian dan Kerasulan Muhammad

      Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

      Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

      Jenis-Jenis Harta yang Terkena Zakat

      Jenis-Jenis Harta yang Terkena Zakat

      Trending Tags

      • Audio
        • Audio Tanya Jawab
        • Audio Kajian
        • Audio Khutbah Jumat
        • Audio Kutipan
      • Ebook
      No Result
      View All Result
      Majalah Asy Syariah
      No Result
      View All Result
      Home Majalah Edisi 061 s.d. 070 Asy Syariah Edisi 067

      Faktor Pendukung Pendidikan Anak (bagian ke 3)

      Oleh Redaksi
      24/04/2012
      di Asy Syariah Edisi 067
      0

      40. Menjadi pendengar yang baik dan membuat anak merasa diperhatikan ucapannya

      Orang tua seperti ini lebih baik daripada orang tua yang sibuk dan tidak memerhatikan anaknya, selalu membuang muka dan enggan mendengarkan pembicaraan si anak. Karena itu, sudah semestinya orang tua mendengarkan baik-baik bila anak sedang berbicara—terutama anak-anak yang masih kecil—dan menunjukkan perhatian kepada pembicaraan itu. Misalnya menunjukkan ekspresi terkejut, bersuara, atau memperlihatkan gerakan yang menunjukkan bahwa kita mendengarkan, memerhatikan, dan merasa takjub. Seperti mengatakan, “Bagus!” atau “Benar!”, atau berdiri spontan, atau menganggukkan kepala tanda membenarkan, atau menjawab segala pertanyaan anak, dan sebagainya.
      Tindakan-tindakan semacam ini memiliki banyak dampak positif. Di antaranya adalah:
      a. Mengajari anak untuk mengungkapkan pembicaraan dengan baik.
      b. Membantu anak untuk berpikir sistematis.
      c. Melatih anak untuk mau mendengarkan dan memahami apa yang didengarnya dari orang lain.
      d. Menumbuhkan dan mengasah pribadi anak.
      e. Memperkuat daya ingat dan membantu anak mengingat kembali peristiwa yang telah lampau.
      f. Menambah kedekatan anak dengan orang tuanya.

      41. Mencari tahu dan mengawasi keadaan anak dari jauh
      Ada beberapa hal yang harus dilakukan:
      a. Mengawasi penunaian ibadah si anak, seperti shalat, wudhu, dan sebagainya
      b. Mengawasi penggunaan pesawat telepon rumah.
      c. Melihat isi kantong dan laci tanpa sepengetahuan mereka, seperti ketika mereka pergi ke sekolah atau tidur, kemudian mengambil tindakan yang sesuai dengan apa yang dilihat.
      d. Menanyakan keadaan teman-temannya.
      e. Mengawasi berbagai bacaan anak, melarangnya membaca buku-buku yang dapat merusak agama dan akhlak, sekaligus membimbingnya untuk membaca buku-buku yang bermanfaat.

      42. Menghargai persahabatan anak dengan teman-teman yang baik
      Hal ini dilakukan dengan mendorong anak untuk terus berteman dengan mereka, menyambut mereka saat datang mengunjungi si anak, bahkan meminta mereka untuk datang. Juga mempersiapkan kedatangan mereka dengan berbagai sambutan yang baik, seperti memuliakan mereka dengan segala sesuatu yang layak untuk mereka dapatkan, menyambut mereka dengan senang disertai ucapan selamat datang, membuat mereka merasa dihargai, menjawab ucapan mereka dengan kata-kata yang baik, serta menanyakan keadaan orang tua dan keluarga mereka.
      Sikap-sikap seperti ini akan membuat teman-teman si anak merasa seperti di rumah sendiri. Si anak pun akan merasa dihargai dan dianggap. Selanjutnya, anak akan terdorong untuk menaati dan menghormati orang tuanya, sebagaimana dia pun terdorong untuk terus membina persahabatan dengan mereka dan menjauhi teman-teman yang jelek.

      43. Bersikap hikmah saat menjauhkan anak dari teman-teman yang jelek
      Tidak sepantasnya orang tua terburu-buru menggunakan kekerasan dalam hal ini. Hendaknya orang tua tidak terburu-buru menjelekkan teman-teman itu di hadapan anak atau segera mengusir begitu mereka datang, karena si anak merasa dekat dan senang berteman dengan mereka.
      Sepatutnya orang tua mengambil langkah bertahap. Pertama kali, berbicara kepada si anak tentang jeleknya dan bahayanya persahabatan itu bagi dirinya. Setelah itu barulah memberikan ancaman serta menyadarkan si anak bahwa orang tuanya berusaha untuk menjauhkan dirinya dari teman-temannya, dan nanti akan mendatangi orang tua teman-temannya itu agar menjauhkan anak-anak mereka darinya. Jika orang tua telah memperingatkan si anak dan bertindak sejauh kemampuannya, bahkan segala upaya telah ditempuh, dan orang tua melihat persahabatan anaknya dengan teman-temannya itu benar-benar membahayakan, maka orang tua bisa menjauhkan si anak dari mereka dengan tindakan yang sesuai dengan kondisi yang ada.

      44. Berpura-pura tidak melihat—namun tidak mengabaikan—kelalaian atau kesalahan anak
      Ini termasuk salah satu metode pendidikan. Inilah pula sikap awal yang diambil oleh orang yang berakal dalam bergaul dengan anak-anak ataupun orang lain pada umumnya. Seorang yang berakal tentu tidak senantiasa menginterogasi dan membuat bawahan atau orang-orang yang bergaul dengannya merasa bahwa dia harus mengetahui keadaan mereka sekecil apa pun. Kalau seperti itu sikapnya, tentu akan hilang kewibawaannya dari lubuk hati mereka.
      Tidaklah pantas orang bodoh menjadi orang yang memimpin kaumnya,
      tetapi orang yang memimpin kaumnya adalah orang yang pura-pura bodoh.
      Selanjutnya, sikap ini dijadikan sebagai acuan untuk memberikan nasihat, namun tidak langsung diberikan saat terjadi kesalahan.

      45. Tidak memperbesar kesalahan
      Yang seharusnya dilakukan orang tua adalah menindak kesalahan, bukan memperbesar kesalahan. Orang tua harus meletakkan kesalahan itu pada tempatnya dan memahami bahwa tidak ada seorang pun bisa luput dari kesalahan. Kesalahan pasti ada dalam rumah tangga manapun. Hanya saja, ada yang sedikit dan ada yang banyak. Memecahkan kaca atau perabotan, atau menelantarkan beberapa barang tidaklah menimbulkan kerusakan besar. Ini bisa terjadi pada setiap orang.
      46. Bersikap mengalah
      Jika ibu sedang bersikap keras terhadap anak maka ayah bersikap lunak. Begitu pula jika ayah sedang bersikap keras maka ibu bersikap lembut. Misalnya si anak berbuat kesalahan, lalu sang ayah memarahinya sehingga membuat si anak lari bersembunyi karena takut dihukum. Dalam keadaan seperti ini, hendaknya sang ibu datang menenangkan hati si anak dan menjelaskan kesalahannya dengan lembut. Seketika anak akan merasa bahwa orang tuanya benar dan bisa menerima kemarahan ayahnya serta menjaga kebaikan ibunya. Dia pun akan menjauhi kesalahan itu pada kesempatan yang lain.

      47. Mendidik dengan hukuman
      Asalnya, mendidik anak dilakukan dengan kelemahlembutan. Namun, terkadang hukuman diperlukan dengan syarat tidak dilandasi kebodohan atau emosi. Juga tidak dilakukan selain dalam keadaan yang mendesak, tidak menghukum anak atas kesalahan yang pertama kali dilakukannya, tidak menghukumnya atas kesalahan yang mengakibatkan si anak sakit, dan tidak dilakukan di depan orang lain.
      Di antara bentuk hukuman adalah hukuman yang bersifat psikis, seperti tidak memberikan pujian pada anak, membuat si anak merasa bahwa orang tuanya tidak ridha, mencelanya, dan sebagainya. Ada pula hukuman fisik yang tidak menyakitkan dan tidak membahayakannya.

      48. Memberi kesempatan kepada anak untuk memperbaiki kesalahan
      Satu hal yang pantas untuk diperhatikan dalam mendidik anak adalah memberinya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. Dengan demikian, anak akan bisa menjadi lebih baik dan menjadikan kesalahan sebagai jalan untuk mendapatkan kebenaran. Terlebih lagi, anak kecil mudah dibimbing dan mudah patuh, sebagaimana kata Zuhair bin Abi Salma:
      Jika orang tua berbuat salah, maka setelah itu baginya tiada kemurahan hati
      namun seorang pemuda, setelah kesalahannya masih ada kemurahan hati

      49. Berupaya untuk saling memahami antara kedua orang tua
      Ayah dan ibu harus sama-sama mengupayakan dan menempuh segala cara untuk bisa saling memahami. Mereka harus sama-sama menghindari berbagai hal yang menggiring kepada percekcokan, tidak saling menyalahkan di depan anak, sehingga tercipta ketenangan dan kerukunan dalam rumah tangga. Anak pun akan menemukan kenyamanan, kedamaian, keakraban, dan kesenangan di dalam rumah sehingga lebih betah di rumah daripada berkeliaran di jalan.

      50. Bertakwa kepada Allah l kala terjadi perceraian
      Apabila kedua orang tua tidak harmonis dan terjadi perceraian dengan takdir Allah l, hendaknya masing-masing bertakwa kepada Allah l. Jangan sampai anak terimbas dengan perceraian yang terjadi. Masing-masing pihak tidak boleh menghasut si anak untuk membenci pihak yang lain. Bahkan, seharusnya ayah dan ibu membantu anak-anak mereka untuk tetap mendapatkan yang terbaik dan selalu menasihati anak untuk tetap berbakti pada ayah dan ibunya.
      Tidak boleh mereka menghasut dan menyalakan dendam di hati anak, saling menuduh dan mengajari anak untuk bermusuhan. Kalau ini semua dilakukan, akibat yang sering terjadi justru anak akan durhaka kepada ayah dan ibunya. Penyebabnya adalah kedua orang tua sendiri. Kalau sudah begini, jangan masing-masing mencela selain dirinya sendiri.

      51. Memilihkan sekolah yang sesuai bagi anak dan berupaya memberikan pengawasan terhadap anak di sekolah
      Orang tua harus berusaha memilihkan tempat belajar yang sesuai bagi anak, baik dari sisi murid-murid, lembaga, pengajar, maupun metodenya. Orang tua hendaknya memilih sekolah yang memerhatikan keistiqamahan, akhlak, dan kepribadian murid-muridnya, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Hal ini karena umumnya anak akan memilih teman sekelasnya di sekolah yang memiliki pembawaan dan tabiat yang mirip dengan dirinya.
      Di samping itu, orang tua tetap harus terus-menerus mengawasi anak di sekolahnya sampai yakin benar bahwa keadaan si anak baik dan istiqamah. Ini perlu dilakukan agar orang tua tidak dikejutkan tiba-tiba oleh keadaan si anak yang jauh dari harapan dan dambaan orang tua. Juga agar si anak memahami bahwa tanpa sepengetahuannya, orang tua akan selalu menanyakan tentang dirinya dan mengawasinya.

      52. Mengadakan halaqah ilmu di rumah
      Ini dilakukan dengan mengadakan halaqah yang terjadwal. Di situ dibacakan buku-buku yang sesuai untuk anak-anak, belajar membaca Al-Qur’an, juga belajar mendengarkan dengan baik dan berdialog dengan penuh adab.

      53. Mengadakan lomba pengetahuan berhadiah
      Hal ini akan menambah semangat anak-anak, melatih daya ingat, juga melatih mereka untuk membahas dan memahami kitab-kitab para ulama, serta membantu kemajuan mereka.

      54. Membuat perpustakaan sederhana di rumah
      Perpustakaan ini berisi buku-buku maupun kaset-kaset yang sesuai dengan tingkatan usia dan pemahaman anak. Perpustakaan adalah sarana terbesar untuk mengembangkan wawasan pengetahuan.

      55. Mengakrabkan anak dengan majelis zikir
      Yang dimaksud majelis zikir adalah ceramah, pertemuan yang diadakan di masjid, dan sebagainya. Ini akan memperkaya pengetahuan anak, mendatangkan kebaikan dan membantu anak lebih siap menghadapi kehidupan, serta memberikan jawaban terhadap berbagai pertanyaan yang bermunculan dalam benaknya. Seiring dengan itu, hal ini juga menanamkan dan mengikatkan keimanan dalam hati anak, serta mendidiknya agar mengerti adab mendengarkan pembicaraan.

      56. Bepergian bersama anak
      Misalnya ke kota Makkah al-Mukarramah, Madinah an-Nabawiyah, atau kota-kota lain yang boleh dikunjungi. Dalam perjalanan ini, orang tua akan bisa mengenalkan banyak hal kepada si anak. Di samping itu, mereka akan terhibur dan senang, mendapatkan berbagai hal baru, dan masih banyak lagi faedahnya.
      Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
      (insya Allah bersambung)

      (Diterjemahkan oleh Ummu ‘Abdirrahman bintu ‘Imran dari Arba’atu Akhtha’ fi Tarbiyatil Abna’ karya Muhammad bin Ibrahim al-Hamd dengan sedikit perubahan)

      Previous Post

      Kesalahan yang Harus Diperbaiki

      Next Post

      Qutailah bintu Shaifi

      Related Posts

      fungsi petir menurut syariat

      Fungsi Petir Menurut Syariat

      Oleh Redaksi
      13/06/2020
      0

      Pertanyaan: Petir itu menurut syariat fungsinya apa? Melempar setan?   Dijawab oleh Ustadz Abu Abdillah Muhammad as-Sarbini al-Makassari Yang berfungsi...

      air hujan berasal dari apa?

      Air Hujan Berasal dari Uap Air Laut?

      Oleh Redaksi
      12/06/2020
      0

      Pertanyaan: Apakah benar teori yang mengatakan bahwa air hujan berasal dari uap air yang menguap dari air laut? Dijawab oleh...

      Next Post

      Qutailah bintu Shaifi

      SIHIR UNTUK MERUKUNKAN SUAMI-ISTRI

      Aktual

      Konsultasi Nama Anak

      Oleh Redaksi
      25/02/2021
      0
      Konsultasi Nama Anak
      Aktual

      Pertanyaan: Izin bertanya, bolehkah memberi nama anak dengan nama Ruqayyah az-Zuhdi? Jawaban: Ruqayyah adalah nama untuk anak perempuan. Ini nama...

      Selengkapnya

      Suara Serak Saat Membaca Al-Qur’an

      Oleh Redaksi
      25/02/2021
      0
      Suara Serak Saat Membaca Al-Qur’an
      Aktual

      Pertanyaan: Saat membaca Al-Qur’an, suara saya terkadang agak serak. Terkadang pikiran saya terlintas agar saya membaca Al-Qur’an dengan suara serak...

      Selengkapnya

      Artikel Terbaru

      Akidah Ahmadiyah
      Asy Syariah Edisi 041

      Akidah Ahmadiyah

      Oleh Redaksi
      15/02/2021
      0

      Kelompok Ahmadiyah memiliki akidah yang sangat bertolak belakang dengan akidah kaum muslimin pada umumnya. Oleh karena itu, seharusnya mereka tidak...

      Selengkapnya
      Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

      Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

      14/02/2021
      Kemunculan Nabi Palsu, Pertanda Datangnya Hari Kiamat

      Kemunculan Nabi Palsu, Pertanda Datangnya Hari Kiamat

      13/02/2021

      Audio Terbaru

      Cadar & Celana Cingkrang, Simbol Radikalisme?

      Cadar & Celana Cingkrang, Simbol Radikalisme?

      Oleh Redaksi
      31/10/2020
      0

      Pertanyaan: Apakah cadar dan celana panjang di atas mata kaki (cingkrang) adalah simbol radikalisme, atau simbol anti-merah putih NKRI? Pertanyaan...

      takaran 1 sho' zakat fitrah

      Ukuran Zakat Fitrah Sesuai Ukuran Sha’ di Zaman Nabi

      Oleh Redaksi
      22/05/2020
      0

      Tanya: Bismillah Telah beredar luas sebuah potongan video yang berisi penjelasan ukuran zakat fitrah sesuai ukuran sha’ di zaman Nabi,...

      Tolak Bencana musibah dengan Takwa

      Tolak Musibah dengan Takwa

      Oleh Redaksi
      13/05/2020
      0

      Link Download Audio Untuk menolak bala tersebut... Untuk menolak musibah tersebut, solusi yang Allah dan Rasul sebutkan...

      nasihat untuk tenaga medis terkait wabah covid19

      Nasihat dan Dukungan untuk Tenaga Medis Terkait Covid-19

      Oleh Redaksi
      27/03/2020
      0

      Link Download Audio Kepada para tenaga medis yang berkecimpung dalam penanganan pasien virus Corona (Covid-19), saya menasihatkan...

      Majalah Asy Syariah (versi digital)

      Selain versi cetak, tersedia pula Majalah Asy Syariah dalam versi digital, Untuk membaca versi digital, Anda bisa mengunduhnya di Smartphone Android anda dengan menggunakan Aplikasi Google Play Book

      KUNJUNGI MAJALAH ASY SYARIAH DI GOOGLE PLAY BOOK

      AsySyariah edisi khusus 02 Mengapa Teroris Tidak Pernah Habis?

      Kontak

      Redaksi: 0813-2807-8414
      Sirkulasi: 0858-7852-5401
      Layanan: 0823-2741-2095
      Email: asysyariah@gmail.com

      Tentang Majalah AsySyariah

      Majalah AsySyariah adalah Majalah ahlussunnah wal jamaah di Indonesia. Membahas dan menampilkan pembahasan artikel berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah dengan apa yang di pahami oleh generasi awal umat ini.

      Alamat

      Jl. Titi Bumi - Potrojoyo 2 No. 082 (gg. Kenanga 26B) RT 01 Patran, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55599

      • Majalah Islam AsySyariah
      • Pengiriman
      • Daftar Agen

      © 1442 H Majalah Asy Syariah
      Web Desain oleh DakwahStudio.

      No Result
      View All Result
      • Beranda
      • Majalah
        • Tebar Asy-Syariah
        • Daftar Agen
        • Majalah Asy Syariah – Digital
      • Tanya Jawab
      • Artikel
      • Audio
        • Audio Tanya Jawab
        • Audio Kajian
        • Audio Khutbah Jumat
        • Audio Kutipan
      • Ebook

      © 1442 H Majalah Asy Syariah
      Web Desain oleh DakwahStudio.