• Majalah Islam AsySyariah
Selasa, April 13, 2021
Majalah Asy Syariah
  • Beranda
  • Majalah
    • Tebar Asy-Syariah
    • Daftar Agen
    • Majalah Asy Syariah – Digital
  • Tanya Jawab
  • Artikel
    • All
    • Akhlak
    • Akidah
    • Doa
    • Hadits
    • Kajian Utama
    • Khutbah Jumat
    • Manhaji
    • Pengantar Redaksi
    • Permata Salaf
    • Surat Pembaca
    • Tafsir
    Hukum Suami Menanggapi Permintaan Khuluk Istri

    Hukum Suami Menanggapi Permintaan Khuluk Istri

    Hukum Istri Meminta Khuluk

    Hukum Istri Meminta Khuluk

    Definisi dan Konsekuensi Khuluk

    Definisi dan Konsekuensi Khuluk

    Syariat Khuluk dan Hikmahnya

    Syariat Khuluk dan Hikmahnya

    Akidah Ahmadiyah

    Akidah Ahmadiyah

    Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

    Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

    Trending Tags

    • Audio
      • Audio Tanya Jawab
      • Audio Kajian
      • Audio Khutbah Jumat
      • Audio Kutipan
    • Ebook
    No Result
    View All Result
    Majalah Asy Syariah
    • Beranda
    • Majalah
      • Tebar Asy-Syariah
      • Daftar Agen
      • Majalah Asy Syariah – Digital
    • Tanya Jawab
    • Artikel
      • All
      • Akhlak
      • Akidah
      • Doa
      • Hadits
      • Kajian Utama
      • Khutbah Jumat
      • Manhaji
      • Pengantar Redaksi
      • Permata Salaf
      • Surat Pembaca
      • Tafsir
      Hukum Suami Menanggapi Permintaan Khuluk Istri

      Hukum Suami Menanggapi Permintaan Khuluk Istri

      Hukum Istri Meminta Khuluk

      Hukum Istri Meminta Khuluk

      Definisi dan Konsekuensi Khuluk

      Definisi dan Konsekuensi Khuluk

      Syariat Khuluk dan Hikmahnya

      Syariat Khuluk dan Hikmahnya

      Akidah Ahmadiyah

      Akidah Ahmadiyah

      Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

      Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

      Trending Tags

      • Audio
        • Audio Tanya Jawab
        • Audio Kajian
        • Audio Khutbah Jumat
        • Audio Kutipan
      • Ebook
      No Result
      View All Result
      Majalah Asy Syariah
      No Result
      View All Result
      Home Majalah Edisi 051 s.d. 060 Asy Syariah Edisi 053

      Kecemburuan Anshar (Fathu Makkah bagian lima)

      Oleh Redaksi
      19/11/2011
      di Asy Syariah Edisi 053
      0

      (ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Muhammad Harits)

       

      Allah l telah memberi kemenangan bagi Rasulullah n dengan takluknya Quraisy dan kota Makkah. Rasulullah n pun berangkat menuju bukit Shafa lantas berdoa di sana.

      Melihat kemenangan ini dan keadaan Rasulullah n, sebagian sahabat Anshar berkata satu sama lain: “Beliau ini sudah dihinggapi kecondongan kepada kerabat dan berlemah lembut kepada familinya.”

      An-Nawawi t menerangkan bahwa makna hadits ini ialah kaum Anshar melihat kelembutan Rasulullah n kepada penduduk Makkah, menahan diri tidak menyerang mereka. Akhirnya orang-orang Anshar menyangka bahwa beliau akan kembali menetap di Makkah selamanya dan meninggalkan mereka serta kota Madinah. Hal ini tentu saja merisaukan mereka.

      Abu Hurairah z menceritakan bahwa wahyu datang ketika itu. Kalau wahyu datang, tidak ada seorang pun mengangkat pandangannya kepada Rasulullah n sampai beliau selesai menerima wahyu. Setelah wahyu berhenti, Rasulullah n berkata: “Wahai sekalian Anshar!”

      “Kami sambut panggilanmu, wahai Rasulullah,” sahut mereka.

      Kata beliau: “Kalian tadi mengatakan: ‘Beliau ini sudah dihinggapi kecondongan kepada kerabatnya’.”

      “Memang demikian,” jawab mereka.

      Beliau pun menegaskan: “Sekali-kali tidak. Sungguh, aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku telah berhijrah kepada Allah, dan ke negeri kalian untuk menjadikannya sebagai tanah air kedua. Aku tidak akan meninggalkannya, bahkan tidak akan rujuk dari hijrah tersebut. Hidupku bersama kalian, dan mati di sisi kalian.”

      Akhirnya mereka memandang ke arah beliau sambil menangis dan berkata: “Demi Allah, tidaklah kami berkata demikian melainkan karena kami sangat ingin dekat dengan Allah dan Rasul-Nya. Tidak ingin ada yang istimewa dengan engkau selain kami.”

      Maka Rasulullah n pun berkata: “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya membenarkan kalian dan menerima alasan kalian.”

      Duhai, alangkah agungnya kedudukan mereka dan betapa mulia pujian serta sanjungan untuk kaum Anshar g. Yaitu orang-orang yang beruntung menjadi pembela dan penolong manusia terbaik. Sebab itu pula mereka beruntung menerima pembenaran serta uzur dari Allah l dan Rasul-Nya n atas apa yang mereka ucapkan. Semoga Allah l meridhai mereka.

       

      Islamnya Fadhalah bin ‘Umair Al-Mulawwih

      Tidak semua penduduk Makkah menerima kekalahan mereka dan jatuhnya Makkah ke tangan kaum muslimin. Termasuk Fadhalah ketika itu.

      Dia bertekad akan membunuh Rasulullah n yang sedang thawaf di Ka’bah.

      Mengendap-endap Fadhalah mendekati Rasulullah n sambil menyiapkan belati untuk membunuh beliau. Setelah dekat, Rasulullah n bertanya: “Apakah ini, Fadhalah?”

      “Betul, ini Fadhalah, wahai Rasulullah,” jawabnya.

      “Apa yang kamu katakan dalam hatimu?” tanya beliau.

      “Tidak ada apa-apa. Saya sedang berdzikir kepada Allah,” jawab Fadhalah.

      Rasulullah n tertawa mendengarnya. Kemudian beliau berkata: “Minta ampunlah kepada Allah.” Sesudah itu beliau meletakkan tangannya ke dada Fadhalah. Hati Fadhalah pun menjadi tenang.

      Fadhalah menceritakan kejadian itu dan mengatakan: “Demi Allah. Tidaklah beliau mengangkat tangannya dari dadaku sampai aku merasa tidak pernah Allah menciptakan sesuatu yang lebih aku cintai dibandingkan beliau.”

      Aku pun kembali kepada keluargaku. Di tengah jalan aku melewati seorang wanita yang dahulu aku sering mendatanginya. Katanya: “Kemarilah, kita ngobrol.”

      Saya pun berkata: “Tidak.”

      Lalu mulailah Fadhalah berujar:

      Dia katakan kemarilah berbincang

      Ini tidak dikehendaki Allah dan Islam

      Andai kau lihat Muhammad dan pasukannya

      Membawa kemenangan pada hari dihancurkannya berhala

      Tentulah kau dapati agama Allah ini akhirnya menjadi jelas

      Sedangkan wajah kesyirikan diliputi kegelapan

       

      Memuliakan Ka’bah dan membersihkan Jazirah Arab dari berhala

      Setelah kemenangan semakin nyata, Rasulullah n bersama kaum Muhajirin dan Anshar mulai memasuki Masjidil Haram. Rasulullah n menghadap ke arah Hajarul Aswad lalu menyentuhnya, kemudian thawaf di sekeliling Ka’bah dengan panah di tangannya. Ketika itu, di sekitar Ka’bah terdapat 360 buah patung. Beliau mulai menusuk patung-patung itu dengan panah sambil membaca:

      “Dan katakanlah: ‘Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.’ Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (Al-Isra’: 81)

      Patung-patung itu pun tersungkur jatuh.

      Thawaf ini beliau lakukan di atas kendaraannya tidak dalam keadaan berihram. Setelah selesai thawaf, beliau memanggil ‘Utsman bin Thalhah lalu mengambil kunci Ka’bah dan minta agar dibuka. Kemudian beliau masuk ke dalamnya dan melihat gambar Nabi Ibrahim dan Isma’il e sedang melakukan pengundian dengan azlam (panah). Beliau pun berkata:

      قَاتَلَهُمُ اللهُ، وَاللهِ مَا اسْتَقْسَمَا بِهَا قَطُّ

      “Semoga Allah binasakan mereka. Demi Allah, keduanya tidak pernah sama sekali mengundi dengan panah.”

      Setelah itu beliau memerintahkan agar semua gambar dan patung yang ada dimusnahkan. Beliau n pun bersabda:

      مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، فَلَا يَدَعْ فِي بَيْتِهِ صَنَماً إلاَّ كَسَّرَهُ

      “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia biarkan di rumahnya berhala melainkan dia hancurkan.”

      Nabi n mengutus Khalid bin Al-Walid z untuk menghancurkan ‘Uzza, sebatang pohon yang menjadi tempat pemujaan bagi penduduk Makkah ketika itu. Mereka biasa menyembelih kurban dan berdoa di tempat tersebut. Maka berangkatlah Khalid dengan 30 orang pasukan berkuda hingga tiba di tujuan. Kemudian beliau menghancurkannya dan kembali kepada Rasulullah n, memberi laporan. Tapi Rasulullah n berkata kepadanya: “Apakah engkau melihat sesuatu?”

      “Tidak,” jawab Khalid.

      Kata Rasulullah n: “Berarti engkau belum berbuat apa-apa. Kembalilah, hancurkan berhala itu.”

      Khalid pun kembali sambil menyimpan kejengkelan karena belum menyelesaikan tugas dengan sempurna. Dia pun menghunus pedangnya. Tiba-tiba keluarlah seorang wanita tua yang hitam dengan rambut tergerai, tanpa pakaian. Mulailah juru kunci tempat peribadatan itu berseru memanggilnya: “Ya ‘Uzza.” Maka seketika itu juga Khalid mengayunkan pedangnya menebas tubuh wanita itu menjadi dua bagian. Khalid berujar:

      Hai ‘Uzza, aku mengingkarimu, tidak minta ampunanmu

      Sungguh aku lihat Allah menghinakanmu

      Setelah itu, dia kembali melapor kepada Rasulullah n.

      “Betul, itulah ‘Uzza. Dia sudah putus asa untuk disembah di negeri kamu ini, selamanya,” kata Rasulullah n.

      Waktu itu juga, Rasulullah n mengutus ‘Amr bin Al-‘Ash z untuk menghancurkan Suwa’ yang disembah suku Hudzail.

      Kata ‘Amr: Aku sampai di sana. Waktu itu juru kuncinya ada di dekat tempat ibadah itu. Dia bertanya: “Apa yang kau inginkan?”

      “Rasulullah n memerintahkanku untuk menghancurkan berhala ini,” kataku.

      “Kau tidak akan sanggup melakukannya,” kata juru kunci itu.

      Aku pun bertanya: “Mengapa?”

      “Kamu dihalangi,” jawabnya.

      “Sial kamu. Sampai saat ini kamu masih dalam kesesatan? Apakah sesembahanmu ini bisa mendengar dan melihat?” timpalku.

      Lalu aku pun mendekat dan menghancurkannya. Kemudian aku perintahkan sahabat-sahabatku menghancurkan rumah tempat penyimpanannya, tapi kami tidak menemukan apa-apa.

      Kemudian aku bertanya kepada si juru kunci: “Bagaimana?”

      “Saya berserah diri (tunduk) kepada Allah,” katanya menyatakan diri masuk Islam.

      Rasulullah n juga mengutus Sa’d bin Zaid Al-Asyhali z untuk menghancurkan Manat di Musyallal dekat Qudaid yang dahulu disembah suku Aus, Khazraj, dan Ghassan. Ia pun berangkat bersama 20 pasukan berkuda. Setelah tiba di tempat tujuan, juru kuncinya bertanya: “Kau mau apa?”

      “Mau menghancurkan berhala Manat,” jawabnya.

      “Itu urusanmu,” kata juru kunci.

      Sa’d mulai melangkah ke arah tempat pemujaan. Tiba-tiba keluarlah seorang wanita berkulit hitam dalam keadaan telanjang dan rambut kusut masai, berteriak: “Celaka.” Wanita itu memukuli dadanya. Juru kunci itu berseru: “Manat, uruslah orang yang durhaka kepadamu ini.”

      Sa’d membunuh wanita itu lalu menghancurkan patung yang ada. Mereka juga meruntuhkan tempat penyimpanan, tapi tidak menemukan apapun.

      Rasulullah n pun tinggal di Makkah beberapa hari dan memberi bimbingan kepada kaum muslimin.

      Wallahu a’lam.

      (Insya Allah bersambung)

      Previous Post

      Membungkus Keharaman Membenarkan Kebatilan

      Next Post

      Iqamah (bagian dua)

      Related Posts

      Kisah Orang-Orang yang Terkurung di Dalam Gua

      Kisah Orang-Orang yang Terkurung di Dalam Gua

      Oleh Redaksi
      25/07/2020
      0

      Peristiwa ini terjadi pada zaman Bani Israil, jauh sebelum diutusnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Beliau mengisahkannya kepada kita berdasarkan...

      Allah Musnahkan Riba dan Suburkan Sedekah

      Allah Musnahkan Riba dan Suburkan Sedekah

      Oleh Redaksi
      22/06/2020
      0

      Imam Muslim rahimahullah berkata dalam ash-Shahih, حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ -وَاللَّفْظُ لِأَبِي بَكْرٍ- قَالَا: حَدَّثَنَا...

      Next Post

      Iqamah (bagian dua)

      Al-Hayyu

      Aktual

      Apakah Kasidah Sama dengan Syair?

      Oleh Redaksi
      12/04/2021
      0
      Apakah Kasidah Sama dengan Syair?
      Aktual

      Pertanyaan: Saya ingin bertanya, apakah kasidah dan syair itu sama? Jika berbeda, apakah kasidah itu boleh untuk didengar? Kasidah yang...

      Selengkapnya

      Penetapan Urutan Surah Al-Qur’an

      Oleh Redaksi
      12/04/2021
      0
      Penetapan Urutan Surah Al-Qur’an
      Aktual

      Pertanyaan: 1) Apa yang menjadi sandaran dalam menetapkan nomor surah? 2) Apa yang menjadi sandaran dalam penentuan jumlah juz? Apakah...

      Selengkapnya

      Artikel Terbaru

      Istirja’ ketika Nonmuslim Meninggal
      Asy Syariah Edisi 031

      Istirja’ ketika Nonmuslim Meninggal

      Oleh Redaksi
      04/04/2021
      1

      Pertanyaan: ِApabila seorang lelaki atau wanita kafir mati, apakah dibolehkan kita mengucapkan ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’ (Sesungguhnya kita...

      Selengkapnya
      Hukum Suami Menanggapi Permintaan Khuluk Istri

      Hukum Suami Menanggapi Permintaan Khuluk Istri

      30/03/2021
      Hukum Istri Meminta Khuluk

      Hukum Istri Meminta Khuluk

      28/03/2021

      Audio Terbaru

      Cadar & Celana Cingkrang, Simbol Radikalisme?

      Cadar & Celana Cingkrang, Simbol Radikalisme?

      Oleh Redaksi
      31/10/2020
      0

      Pertanyaan: Apakah cadar dan celana panjang di atas mata kaki (cingkrang) adalah simbol radikalisme, atau simbol anti-merah putih NKRI? Pertanyaan...

      takaran 1 sho' zakat fitrah

      Ukuran Zakat Fitrah Sesuai Ukuran Sha’ di Zaman Nabi

      Oleh Redaksi
      22/05/2020
      0

      Tanya: Bismillah Telah beredar luas sebuah potongan video yang berisi penjelasan ukuran zakat fitrah sesuai ukuran sha’ di zaman Nabi,...

      Tolak Bencana musibah dengan Takwa

      Tolak Musibah dengan Takwa

      Oleh Redaksi
      13/05/2020
      0

      Link Download Audio Untuk menolak bala tersebut... Untuk menolak musibah tersebut, solusi yang Allah dan Rasul sebutkan...

      nasihat untuk tenaga medis terkait wabah covid19

      Nasihat dan Dukungan untuk Tenaga Medis Terkait Covid-19

      Oleh Redaksi
      27/03/2020
      0

      Link Download Audio Kepada para tenaga medis yang berkecimpung dalam penanganan pasien virus Corona (Covid-19), saya menasihatkan...

      Majalah Asy Syariah (versi digital)

      Selain versi cetak, tersedia pula Majalah Asy Syariah dalam versi digital, Untuk membaca versi digital, Anda bisa mengunduhnya di Smartphone Android anda dengan menggunakan Aplikasi Google Play Book

      KUNJUNGI MAJALAH ASY SYARIAH DI GOOGLE PLAY BOOK

      AsySyariah edisi khusus 02 Mengapa Teroris Tidak Pernah Habis?

      Kontak

      Redaksi: 0813-2807-8414
      Sirkulasi: 0858-7852-5401
      Layanan: 0823-2741-2095
      Email: asysyariah@gmail.com

      Tentang Majalah AsySyariah

      Majalah AsySyariah adalah Majalah ahlussunnah wal jamaah di Indonesia. Membahas dan menampilkan pembahasan artikel berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah dengan apa yang di pahami oleh generasi awal umat ini.

      Alamat

      Jl. Titi Bumi - Potrojoyo 2 No. 082 (gg. Kenanga 26B) RT 01 Patran, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55599

      • Majalah Islam AsySyariah
      • Pengiriman
      • Daftar Agen

      © 1442 H Majalah Asy Syariah
      Web Desain oleh DakwahStudio.

      No Result
      View All Result
      • Beranda
      • Majalah
        • Tebar Asy-Syariah
        • Daftar Agen
        • Majalah Asy Syariah – Digital
      • Tanya Jawab
      • Artikel
      • Audio
        • Audio Tanya Jawab
        • Audio Kajian
        • Audio Khutbah Jumat
        • Audio Kutipan
      • Ebook

      © 1442 H Majalah Asy Syariah
      Web Desain oleh DakwahStudio.