(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman)
Allah l menciptakan manusia berpasang-pasangan sebagaimana halnya makhluk yang lain. Hal ini mengandung hikmah bahwa manusia itu membutuhkannya. Kebutuhan akan hal itu termasuk dalam kebutuhan biologis yang sangat besar dan mendasar. Dengan penciptaaan manusia berpasang-pasangan inilah lahir hikmah-hikmah besar di baliknya, seperti saling mencintai, menyayangi, mengasihi, saling mengenal, dan berlangsungnya keturunan manusia.
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan serta menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (al-Hujurat: 13)
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, serta dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir.” (ar-Rum: 21)
Untuk mewujudkan cinta dan kasih sayang yang lurus, Allah l meletakkan sebuah aturan dalam hidup yaitu agar pertemuan lawan jenis tersebut tidak melahirkan dosa dan kemaksiatan, namun justru sebaliknya yaitu mendatangkan pahala bila dijadikan sebagai ladang ibadah. Melalui tali pernikahan, sesungguhnya banyak hikmah yang akan bisa dipetik, di antaranya:
– Terjaganya pandangan dan kemaluan sehingga diletakkan pada jalan yang halal
– Terpeliharanya kehormatan
– Terwujudnya keturunan yang sah
– Mengetahui nasab
– Terjaganya sendi waris-mewarisi
– Tegaknya syariat agama, dan sebagainya.
Wanita, Godaan Syahwat Terbesar
Pembaca yang budiman, kerusakan moral dan kehancuran budi pekerti yang menimpa umat ini sesungguhnya diakibatkan karena pergaulan bebas yang tiada batas, adanya tuntutan kemerdekaan bagi kaum wanita untuk tidak mau lagi terikat dengan norma-norma agama dan menuntut adanya persamaan hak dengan kaum lelaki dalam segala bidang, tuntutan perubahan terhadap undang-undang agama yang mengikat dan membatasi gerak mereka, serta anggapan bahwa agama sebagai pengekang kebebasan, kemerdekaan, dan perampas hak-hak kaum wanita. Sosialisasi budaya jahiliah sedang disuarakan oleh para setan untuk segera menjadi aturan dalam kehidupan, dan suara-suara kebebasan wanita pun sedang gencar dikampanyekan di mana-mana. Sejarah kehidupan jahiliah akan terulang kembali kendatipun simbol-simbol yang dipakai adalah berbeda. Itulah agama kekufuran.
Semuanya ini terjadi karena jauhnya kaum muslimin dari pengajaran agama yang benar dan berkuasanya ideologi-ideologi Barat yang tidak bisa dibendung lagi oleh kaum muslimin, lebih-lebih ideologi-ideologi tersebut menjajah sistem pendidikan kaum muslimin. Di samping itu, terdapatnya kepincangan pendidikan, aturan, pengawasan, perhatian dari kedua orang tua sebagai peletak pertama dan pencetak utama kepribadian anak. Dengan kepincangan ini semua, mendorong anak untuk menjadi hidup merdeka serta lepas dari aturan agama dan aturan rumah tangga. Rasulullah n telah mengisyaratkan:
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan fitnah (godaan) sepeninggalku yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki daripada godaan kaum wanita.” (HR. al-Bukhari 5096 dan Muslim 2740 dari Usamah bin Zaid c)
Al-Hafizh Ibnu Hajar t berkata, “Di dalam hadits tersebut terkandung penjelasan bahwa fitnah (godaan) kaum wanita lebih berbahaya daripada godaan lainnya. Hal ini diperkuat oleh firman Allah l yang maknanya:
ﮠ ﮡ ﮢ ﮣ ﮤ ﮥ
‘Telah dihiasi kepada manusia kecintaan terhadap syahwat pada kaum wanita.’ (Ali ‘Imran: 14)
Allah l menjadikannya termasuk dalam cinta syahwat dan Allah l memulai dengan kaum wanita sebelum yang lain. Ini mengisyaratkan bahwa kaum wanita merupakan pangkal kecintaan syahwat.
Sebagian ahli hikmah berkata, ‘Wanita tersebut semuanya buruk dan akibatnya yang paling jelek yaitu seseorang tidak pernah merasa puas dari mereka. Di samping itu, kaum wanita kurang akal dan kurang agamanya yang akan menyeret kaum lelaki untuk melakukan sesuatu sebagai dampak kurang akal dan kurang agama, seperti tersibukkan dalam hal mencari dunia hingga lalai mencari ilmu agama dan menyeretnya menuju kebinasaan. Ini adalah bentuk kerusakan yang paling besar’.” (Fathul Bari 9/138)
Al-Mubarak Furi dalam syarahnya terhadap Sunan at-Tirmidzi berkata, “Kecenderungan tabiat manusia kepada kaum wanita ini sering menyebabkannya terjatuh dalam keharaman. Bahkan, berakibat terjadinya pertikaian, dan munculnya permusuhan. Akibat yang paling ringan adalah dia menjadi rakus terhadap dunia karena wanita. Lantas, adakah kerusakan yang lebih besar dari ini semua?” (Tuhfatul Ahwadzi 15/74)
Rasulullah n bersabda,
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ
“Sesungguhnya dunia itu adalah manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah l menjadikan kalian sebagai khalifah di atasnya untuk melihat apa yang kalian perbuat. Oleh karena itu, berlindunglah kalian dari (godaan) dunia dan berlindunglah kalian dari (godaan) wanita, karena sesungguhnya fitnah (ujian) pertama kali yang menimpa Bani Israil adalah pada kaum wanita.” (HR. Muslim no. 2742 dari Abu Sa’id al-Khudri z)
Berlindunglah kalian dari (godaan) dunia dan berlindunglah kalian dari (godaan) wanita. Artinya, berhati-hatilah kalian dari godaan dunia dan godaan kaum wanita. Masuk dalam lafadz wanita adalah para istri dan selain mereka. Yang paling banyak godaannya adalah para istri, karena godaannya terus-menerus.
Nabi n bersabda:
خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا وَشَرُّهَا آخِرُهَا وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا
“Sebaik-baik shaf kaum lelaki adalah yang pertama dan sejelek-jeleknya adalah yang paling belakang; dan sebaik-baik shaf kaum wanita adalah yang paling belakang dan sejelek-jeleknya adalah yang paling depan.” (HR. Muslim no. 440)
Hal tersebut karena shaf yang paling belakang bagi kaum wanita adalah yang paling jauh dari kaum lelaki, sehingga wanita mendapatkan kebaikan tersebut karena jauh dari kaum lelaki. Ini merupakan dalil bahwa jauhnya kaum wanita dari kaum lelaki dan sebaliknya, termasuk maqashid (tujuan-tujuan) syariat karena akan menutup pintu kejahatan yang banyak. (Lihat Ifadatis Syar’iyyah fii Ba’dhi al-Masail at-Thibbiyyah hlm. 7)
Tersebarnya Perzinaan, Tanda-Tanda Kiamat
Dari Anas z, ia berkata bahwa Rasulullah n bersabda,
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيَظْهَرَ الزِّنَا
“Sesungguhnya termasuk dari tanda-tanda hari kiamat adalah terangkatnya ilmu, menyebarnya kejahilan, diminumnya khamr, dan perzinaan menjadi tampak.” (HR. al-Bukhari no. 80 dan Muslim no. 2671 dari Anas z)
Dalam riwayat yang lain, Anas z, berkata tatkala ajal beliau telah dekat:
أَلَا أُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا عَنْ رَسُولِ اللهِ n، لَا يُحَدِّثُكُمْ بِهِ أَحَدٌ عَنْهُ بَعْدِي؟ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِnيَقُولُ: لَا تَقُومُ السَّاعَةُ -أَوْ قَال: إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ- أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ، وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ، وَيَفْشُوَ الزِّنَا، وَيَذْهَبَ الرِّجَالُ ، وَيَبْقَى النِّسَاءُ، حَتَّى يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً قَيِّمٌ وَاحِدٌ.
“Maukah aku sampaikan satu hadits dari Rasulullah n dan tidak ada seorang pun yang akan menyampaikannya kepada kalian sepeninggalku? Aku telah mendengar Rasulullah n bersabda, ‘Tidak akan terjadi hari kiamat atau termasuk dari tanda-tanda hari kiamat adalah terangkatnya ilmu, kebodohan merajalela, diminumnya khamr, menebarnya perzinaan, hilangnya (menurunnya populasi) kaum lelaki, dan tetapnya kaum wanita sehingga lima puluh wanita dipimpin oleh seorang lelaki.”
Dalam riwayat yang lain:
يَظْهَرُ الزِّنَا، وَيَقِلُّ الرِّجَالُ، وَيَكْثُرُ النِّسَاءُ
“Munculnya perzinaan, sedikitnya kaum lelaki, dan banyaknya kaum wanita.”
Terjadinya perzinaan di mana-mana karena godaan wanita adalah jerat-jerat setan. Bersamaan dengan itu, mereka adalah makhluk yang kurang akalnya dan kurang pula agamanya.
Menyebarnya perbuatan zina juga merupakan sinyalemen empat belas abad yang silam melalui lisan Rasulullah n:
لَيَكُونَنَّ مِنْ أَمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَّ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ
“Benar-benar akan muncul satu kaum dari umatku yang akan menghalalkan zina, sutra, khamr, dan alat-alat musik.” (HR. al-Bukhari no. 5268)