MUNCULNYA BANGSA PERUSAK

Dulu, ketika masih duduk di bangku sekolah, kita pernah demikian akrab dengan sebutan bangsa Mongol/Tartar, sebuah bangsa yang juga dikenal akrab dengan perang. Bangsa itu digambarkan oleh buku sejarah sebagai bangsa perusak, yang menebar darah dan kekacauan di
hampir sepertiga wilayah bumi. Jelajahnya demikian luas termasuk pernah sampai ke negeri kita ini.

Namun terlepas dari kemurnian atas fakta sejarah itu –karena memang senyatanya banyak sejarah yang disimpangkan, termasuk sejarah Islam sendiri-, Al-Qur’an mengungkap, ternyata di kemudian hari masih ada ”bangsa Mongol jilid II” yang menebar kerusakan yang jauh lebih dahsyat. Bangsa itu dikenal dengan nama Ya`juj dan Ma`juj.

Diterangkan dalam banyak hadits, bangsa itu telah ada sekarang dan ”dipagari” sebuah dinding logam yang hanya akan terbuka menjelang hari kiamat. Bisa jadi muncul pertanyaan, bagaimana mungkin di zaman serba canggih seperti sekarang, ada “kehidupan” di muka bumi yang belum terendus oleh teknologi (satelit)? Itulah manusia. Kadang ia masih terlalu angkuh untuk menyadari kelemahannya. Seakan dengan teknologi, manusia bisa melakukan segalanya. Kita belum lupa, hampir seabad silam, menjelang peluncuran kapal Titanic untuk pertama kalinya (sekaligus yang terakhir kalinya), perancangnya sempat sesumbar bahwa tidak ada yang bakal mampu menenggelamkan kapal yang sangat canggih (kala itu), termasuk Tuhan sekalipun.

Titanic, hanyalah sekelumit potret kepongahan manusia.  Sekarang, kita juga masih bisa menyaksikan –di zaman yang sekali lagi sudah sangat canggih MUNCULNYA BANGSA PERUSAK ini- banyak daerah yang belum terjamah oleh peradaban. Ingat, benua Amerika juga baru ”ditemukan” oleh bangsa Eropa beberapa abad lalu. Demikian juga masih banyak dataran tinggi di muka bumi ini yang belum berhasil ditaklukkan manusia. Belum lagi alam jin yang sudah ada semenjak kehidupan ini diciptakan, sudahkah manusia menemukan alat canggih yang bisa menjelajahinya?

Sebagai muslim, semestinya kita mengedepankan keimanan. Bukan dengan logika manusia yang dangkal kita justru hendak mementahkan sebuah berita ghaib yang datang dari Allah dan Rasul-Nya. Berita penaklukan Romawi Timur (Kekaisaran Byzantium) dan Persia, dua kekuatan adidaya kala itu oleh Islam sudah diberitakan jauh-jauh hari sebelumnya oleh Rasulullah n. Meski sangat mungkin hal itu menjadi sesuatu yang mustahil (baca: tidak masuk akal) terjadi menurut cara pandang manusia di masa itu. Sehingga sekali lagi, tak sepatutnya syariat ini hanya dilihat dari satu dimensi, yakni logika semata.

Pembaca, setelah nasihat dan boikot, ada upaya pamungkas yang bisa dilakukan suami dalam rangka meluruskan ”kebengkokan” istri, yakni pemukulan. Ini bukanlah kedzaliman karena Islam telah mengatur rambu-rambunya. Karena pembiaran atau bahkan mempermisikan penyimpangan yang dilakukan istri bisa membiak menjadi kerusakan yang lebih besar yang justru mengancam keutuhan rumah tangga.

Pembaca, dua tema di atas bisa jadi membuat anda ”ragu” sejenak. Namun keraguan anda akan terjawab jika anda mengkaji lebih dalam lembar demi lembar majalah dalam edisi kali ini insyaAllah. Selamat menyimak!