Mohammedanism. Adalah istilah yang sering digunakan kalangan Barat untuk menyebut Islam. Sebuah istilah, yang selain tidak tepat, juga mereduksi makna Islam itu sendiri. Seolah Islam dilukiskan sebagai hasil olah pikir manusia bernama Muhammad. Bukan suatu agama yang turun dari langit. Walhasil, ia tak ubahnya seperti ajaran Budha-nya Sidharta, Swadhesi-nya Mahatma Gandhi, atau Ahmadiyah-nya Mirza Ghulam Ahmad.
Setali tiga uang dengan penggunaan istilah Wahabi, yang banyak dijumpai dalam sejumlah literatur “Islam”. Istilah yang dinisbatkan kepada (ayah) Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab ini, juga dimaksudkan sebagai upaya untuk mengerdilkan pribadi dimaksud. Orang-orang, utamanya para penentang dakwah tauhid, menggunakan istilah itu untuk mengesankan bahwa apa yang dibawa Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, juga merupakan hasil olah pikir dia semata, bukan bersumber dari Islam. Galibnya, ia adalah madzhab kelima, bahkan aliran baru di luar Islam.
Umat pun dibuat lalai bahkan memusuhi esensi dari dakwahnya. Terlebih bagi mereka yang terlanjur kecanduan budaya syirik. Atau setidaknya mereka baik pribadi atau kelompok yang merasa tujuan politiknya atau perkembangan gerakannya bakal terhambat dengan dakwah tauhid.
Di satu sisi, banyaknya kebencian yang dialamatkan kepada Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berikut dakwahnya, memang sesuatu yang wajar. Pasalnya, gerakan dakwah beliau, memang menandai kebangkitan dakwah tauhid setelah sekian lama tenggelam oleh peradaban kesyrikan yang menyelimuti negeri-negeri Islam. Banyak aliran, utamanya dari kalangan Shufi, yang merasa dilindas oleh roda dakwah beliau. Selanjutnya, sebagaimana telah menjadi sunnatullah, “anak cucu” musuh tauhid itu pun tak berhenti untuk melampiaskan ‘dendam” nenek moyangnya. Maka pertarungan demi pertarungan antara pembela tauhid dengan musuh-musuhnya senantiasa terjadi hingga hari kiamat kelak.
Namun Allah I menepati janjinya untuk menjaga agama tauhid ini. Tampillah di setiap masa para pembela tauhid yang selalu menjaga dan mengawal agama ini dari upaya-upaya perusakan dan pengkaburan yang diatas-namakan Islam.
Bagaimana kilas sejarah dakwah beliau serta persekongkolan Daulah Utsmani dengan kaum kafir Eropa untuk membungkam dakwah tauhid, dapat anda simak dalam Kajian Utama.
Di Sakinah, “Menumbuhkan Suasana Ibadah di dalam Rumah” menjadi tema utama untuk edisi ini. Di dalamnya banyak disuguhkan bimbingan Islam dalam menciptakan iklim beribadah bagi setiap anggota keluarga. Sementara lanjutan kajian mengenai gambar makhluk bernyawa masih mengisi rubrik “Mutiara Kata”, dan juga Ziarah Kubur bagi wanita dalam “Wanita dalam Sorotan”.
Alangkah baiknya jika kami tidak berpanjang kata. Kami persilahkan anda untuk segera menggali ilmu yang ada di dalam artikel yang kami suguhkan. Selamat menyimak!
Persekongkolan Meruntuhkan Dakwah Tauhid
- by Redaksi
- 16/11/2011
- 0 Comments
- 1 minute read
- 363 Views