Asy-Sya’bi rahimahullah mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata,
“Wahai sekalian manusia, ambillah kalimat-kalimat ini dariku. Seandainya kalian menaiki binatang tunggangan hingga mencelakainya, kalian belum tentu mendapati yang semisalnya.
لاَ يَرْجُوَنَّ عَبْدًا إِلاَّ رَبَّهُ، وَلاَ يَخَافَنَّ إِلاَّ ذَنْبَهُ، وَلاَ يَسْتَحِي إِذَا لَمْ يَعْلَمْ أَنْ يَتَعَلَّمَ، وَلاَ يَسْتَحِي إِذَا سُئِلَ عَمَّا لاَ يَعْلَمُ أَنْ يَقُولَ: لاَ أَعْلَمُ؛ وَاعْلَمُوا أَنَّ الصَّبْرَ مِنَ الْإِيْمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الْجَسَدِ، وَلاَ خَيْرَ فِي الْجَسَدِ لاَ رَأْسَ لَهُ
Hendaknya seorang hamba benar-benar :
(1) tidak berharap selain kepada Rabbnya,
(2) tidak khawatir selain terhadap dosanya,
(3) tidak malu untuk belajar ketika tidak tahu,
(4) tidak malu untuk menjawab, ‘Aku tidak tahu,’ ketika ditanya tentang sesuatu yang tidak diketahuinya, dan
Ketahuilah, kedudukan sabar bagi iman layaknya kepala bagi jasad tidak ada kebaikan pada jasad yang tidak berkepala.”
(Shifatu ash-Shafwah hlm. 121)