• Majalah Islam AsySyariah
Jumat, Januari 15, 2021
Majalah Asy Syariah
  • Beranda
  • Majalah
    • Tebar Asy-Syariah
    • Daftar Agen
    • Majalah Asy Syariah – Digital
  • Tanya Jawab
  • Artikel
    • All
    • Akhlak
    • Akidah
    • Doa
    • Hadits
    • Kajian Utama
    • Khutbah Jumat
    • Manhaji
    • Pengantar Redaksi
    • Permata Salaf
    • Surat Pembaca
    • Tafsir
    Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

    Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

    Jenis-Jenis Harta yang Terkena Zakat

    Jenis-Jenis Harta yang Terkena Zakat

    Adab Ketika Sakit

    Adab Ketika Sakit

    Rukun dan Syarat Akad Nikah

    Rukun dan Syarat Akad Nikah

    Negeri Islam Target Operasi Syiah

    Negeri Islam Target Operasi Syiah

    Melakukan Kekafiran dalam Keadaan Mabuk

    Melakukan Kekafiran dalam Keadaan Mabuk

    Trending Tags

    • Audio
      • Audio Tanya Jawab
      • Audio Kajian
      • Audio Khutbah Jumat
      • Audio Kutipan
    • Ebook
    No Result
    View All Result
    Majalah Asy Syariah
    • Beranda
    • Majalah
      • Tebar Asy-Syariah
      • Daftar Agen
      • Majalah Asy Syariah – Digital
    • Tanya Jawab
    • Artikel
      • All
      • Akhlak
      • Akidah
      • Doa
      • Hadits
      • Kajian Utama
      • Khutbah Jumat
      • Manhaji
      • Pengantar Redaksi
      • Permata Salaf
      • Surat Pembaca
      • Tafsir
      Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

      Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

      Jenis-Jenis Harta yang Terkena Zakat

      Jenis-Jenis Harta yang Terkena Zakat

      Adab Ketika Sakit

      Adab Ketika Sakit

      Rukun dan Syarat Akad Nikah

      Rukun dan Syarat Akad Nikah

      Negeri Islam Target Operasi Syiah

      Negeri Islam Target Operasi Syiah

      Melakukan Kekafiran dalam Keadaan Mabuk

      Melakukan Kekafiran dalam Keadaan Mabuk

      Trending Tags

      • Audio
        • Audio Tanya Jawab
        • Audio Kajian
        • Audio Khutbah Jumat
        • Audio Kutipan
      • Ebook
      No Result
      View All Result
      Majalah Asy Syariah
      No Result
      View All Result
      Home Majalah Edisi 111 s.d. 120 Asy Syariah Edisi 113

      Agar Sabar Menghadapi Gangguan (2)

      Oleh admin
      16/07/2020
      di Asy Syariah Edisi 113, Oase
      0
      Agar Sabar Menghadapi Gangguan (2)

      Berikut ini lanjutan penjelasan tentang beberapa hal yang bisa membantu seorang hamba untuk bersabar menghadapi gangguan orang lain.

      Klik di sini untuk membaca pembahasan sebelumnya.

      1. Apabila dia disakiti karena amalannya yang ikhlas untuk Allah subhanahu wa ta’ala, karena ketaatan yang diperintah oleh-Nya, atau karena maksiat yang dilarang oleh-Nya, dia wajib bersabar dan tidak boleh membalas.

      Sebab, dia disakiti di jalan Allah subhanahu wa ta’ala, maka Allah subhanahu wa ta’ala yang akan memberi pahala untuknya. Karena itulah, ketika para mujahidin fi sabilillah kehilangan darah dan harta mereka di jalan Allah subhanahu wa ta’ala, tidak ada ganti ruginya.

      Sebab, Allah subhanahu wa ta’ala telah membeli jiwa dan harta mereka dari diri-diri mereka, sedangkan harganya akan dibayar oleh Allah subhanahu wa ta’ala, bukan oleh makhluk. Barang siapa meminta bayaran dari makhluk, Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan memberinya bayaran. Sebab, barang siapa yang binasa karena Allah subhanahu wa ta’ala, Dia-lah yang akan memberinya ganti.

      Apabila disakiti karena mendapat musibah, kembalikanlah celaan kepada diri sendiri. Mencela diri sendiri akan menyibukkan diri sehingga tidak memiliki kesempatan untuk mencela orang yang menyakitinya.

      Apabila disakiti karena mendapatkan karunia, mantapkanlah diri untuk bersabar. Sebab, tidak mendapatkan karunia, urusannya lebih pahit daripada bersabar.

      Barang siapa tidak sabar terhadap teriknya tengah hari, hujan, salju, kesusahan dalam safar, dan perampok, tidak perlu dia berada di tempat dagangnya.

      Ini adalah urusan yang sudah diketahui oleh manusia: siapa yang jujur mencari sesuatu, kesabaran untuk mendapatkannya akan diganti sesuai dengan kadar kejujurannya saat mencarinya.

      1. Menyadari kebersamaan Allah subhanahu wa ta’ala dengannya, kecintaan, dan keridhaan-Nya apabila dia bersabar.

      Barang siapa yang Allah subhanahu wa ta’ala bersamanya, Dia akan menghindarkan segala macam gangguan dan bahaya dari dirinya, dengan penghindaran yang tidak bisa dilakukan oleh salah satu makhluk-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

      وَٱصۡبِرُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ ٤٦

              “Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”  (al-Anfal: 46)

      وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٤٦

              “Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146)

      1. Menyadari bahwa kesabaran adalah separuh iman.

      Dengan demikian, dia tidak akan mengganti sebagian keimanannya dengan balasan berupa pembelaan pribadinya. Jika bersabar, sungguh dia telah menjaga keimanannya dan melindunginya dari kekurangan. Dan Allah subhanahu wa ta’ala lah yang akan membela orang-orang yang beriman.

      1. Menyadari bahwa kesabaran hamba akan mengatur, mengalahkan, dan mendominasi nafsunya.

      Ketika nafsu terkalahkan dan didominasi oleh kesabaran, nafsu tidak akan memperbudak dan menawan dirinya lantas mencampakkannya dalam kebinasaan.

      Sebaliknya, apabila dirinya taat, mendengar, dan dikalahkan oleh nafsu, nafsunya akan senantiasa bersama dirinya hingga menghancurkannya, kecuali jika dirinya diselamatkan oleh rahmat dari Rabbnya.

      Seandainya tidak ada faedah kesabaran selain menundukkan nafsu dan setannya, sehingga kekuasaan kalbu tampak nyata, bala tentaranya pun teguh, gembira dan bertambah kuat, dan mengusir musuh, (tentu hal ini sudah cukup).

      1. Mengetahui bahwa apabila hamba bersabar, Allah subhanahu wa ta’ala lah yang menolongnya, dan itu pasti.

      Allah subhanahu wa ta’ala adalah pelindung orang yang bersabar dan menyerahkan orang yang menzaliminya kepada-Nya. Adapun orang yang membela kepentingan pribadinya, Allah subhanahu wa ta’ala akan kuasakan dia kepada jiwanya. Jadilah dirinya semata yang menolong jiwanya.

      Manakah yang lebih lemah penolongnya, orang yang menjadikan Allah subhanahu wa ta’ala sebaik-baik pemberi pertolongan ataukah orang yang menjadikan dirinya sendiri sebagai penolong?

      1. Kesabaran dan ketabahan hamba menanggung gangguan orang lain akan menyebabkan musuhnya rujuk dari kezaliman, menyesal, meminta maaf, dan manusia akan mencela orang tersebut.

      Setelah menyakiti, dia pun pulang dengan menanggung malu dan menyesali perbuatannya. Bahkan, dia akan menjadi orang yang paling loyal terhadap si hamba. Inilah makna firman Allah subhanahu wa ta’ala,

      وَلَا تَسۡتَوِي ٱلۡحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُۚ ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِي بَيۡنَكَ وَبَيۡنَهُۥ عَدَٰوَةٞ كَأَنَّهُۥ وَلِيٌّ حَمِيمٞ ٣٤ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٖ ٣٥

              “Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (Fushshilat: 34—35)

      1. Pembalasan yang hamba lakukan bisa jadi menyebabkan musuhnya semakin jahat, semakin bernafsu, dan semakin memikirkan beragam gangguan yang akan dilancarkan terhadap diri si hamba.

      Hal ini terjadi sebagaimana yang telah disaksikan.

      Apabila bersabar dan memaafkan, hamba akan aman dari bahaya ini. Orang yang berakal tidak akan memilih bahaya yang lebih besar dan menyingkirkan bahaya yang lebih kecil.

      Betapa sering pembalasan justru menyebabkan kejahatan lain yang hamba tidak mampu menghindarinya. Betapa banyak jiwa, kekuasaan, dan harta yang hilang, padahal jika orang yang terzalimi mau memaafkan, semua itu akan tetap ada pada dirinya.

      1. Barang siapa membiasakan diri membalas keburukan dan tidak bersabar, pasti dia berbuat zalim.

      Sebab, jiwa tidak puas jika hanya membalas dengan yang seimbang. Terkadang jiwa tidak mampu menahan diri untuk membalas sekadar haknya. Kemarahan akan membawa pemiliknya sampai pada taraf tidak mampu memikirkan apa yang dia ucapkan dan lakukan.

      Akibatnya, dia yang sebelumnya berstatus “terzalimi” dan menunggu pertolongan serta pemuliaan (dari Allah subhanahu wa ta’ala), berubah menjadi “menzalimi” dan ditunggu oleh kemurkaan dan hukuman (dari Allah subhanahu wa ta’ala).

      1. Kezaliman yang dilakukan terhadap hamba akan menghapus keburukan-keburukan yang pernah dilakukannya atau mengangkat derajatnya.

      Apabila dia membalas dan tidak bersabar, kezaliman tersebut tidak bisa menghapus keburukan ataupun mengangkat derajatnya.

      1. Pemaafan dan kesabaran hamba adalah bala tentara terbesar menghadapi musuhnya.

      Sebab, kesabaran dan pemaafan hamba tersebut akan merendahkan musuhnya, membuatnya takut dari hamba tersebut dan dari manusia. Orang lain tidak akan tinggal diam terhadap musuhnya, meskipun si hamba diam.

      Akan tetapi, ketika hamba membalas, hilanglah semua hal tersebut. Oleh karena itu, Anda dapati mayoritas manusia ketika mencela atau menyakiti orang lain, dia ingin agar orang lain tersebut juga mengambil haknya dari dirinya. Ketika orang lain mengimbanginya, dia pun merasa lapang dan mencampakkan rasa berat yang sebelumnya dia rasakan.

      1. Apabila si hamba memaafkan, musuhnya akan menyadari bahwa si hamba tersebut lebih tinggi kedudukannya.

      Musuhnya pun merasa bahwa si hamba telah berhasil mengambil keuntungan darinya. Setelah itu, musuhnya akan selalu memandang bahwa dirinya lebih rendah dari si hamba.

      Cukuplah hal ini menjadi keutamaan dan kemuliaan sikap memaafkan.

      1. Apabila hamba memaafkan dan tidak lagi mengungkitnya, hal ini menjadi kebaikan baginya, yang akan melahirkan kebaikan yang lain.

      Kebaikan yang lain itu akan melahirkan kebaikan berikutnya, begitu seterusnya. Dengan demikian, kebaikan si hamba akan senantiasa bertambah. Sebab, di antara balasan kebaikan adalah kebaikan pula, sebagaimana halnya balasan kejelekan adalah kejelekan berikutnya.

      Bisa jadi, ini menjadi sebab keselamatan dan kebahagiaan yang abadi bagi hamba. Akan tetapi, jika dia membalas dan membela diri, hilanglah semua hal tersebut.

       

      (Jami’ul Masail li Syaikhil Islam Ibnu Taimiyah, 1/168—174; diterjemahkan dari http://www.sahab.net/home/?p=1061, dengan beberapa penyesuaian)

      Tags: gangguan orang lainkesabarankiatSabar
      Previous Post

      Agar Sabar Menghadapi Gangguan (1)

      Next Post

      Surga dan Neraka Kekal

      Related Posts

      Sifat-Sifat Penghuni Surga

      Sifat-Sifat Penghuni Surga

      Oleh Redaksi
      02/12/2020
      0

      Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, وَأُزۡلِفَتِ ٱلۡجَنَّةُ لِلۡمُتَّقِينَ غَيۡرَ بَعِيدٍ ٣١ هَٰذَا مَا تُوعَدُونَ لِكُلِّ أَوَّابٍ حَفِيظٍ ٣٢ مَّنۡ خَشِيَ...

      Buah dari Amalan

      Buah dari Amalan

      Oleh Redaksi
      22/09/2020
      0

      Barang siapa mengamalkan apa yang ia ketahui, Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikan kepadanya ilmu yang sebelumnya tidak ia ketahui....

      Next Post
      Surga dan Neraka Kekal

      Surga dan Neraka Kekal

      Harta, Antara Nikmat dan Fitnah

      Harta, Antara Nikmat dan Fitnah

      Aktual

      Mengambil Motivasi dari Artis Korea

      Oleh Redaksi
      15/01/2021
      0
      Memakai Minyak Wangi untuk Shalat
      Aktual

      Pertanyaan: Bagaimana hukumnya mengambil motivasi dari orang-orang kafir (dalam hal ini: artis Korea)? Jawab: Seorang muslim cukup mengambil motivasi dari...

      Selengkapnya

      Menyalati Jenazah yang Hanya Ditemukan Sebagian

      Oleh Redaksi
      15/01/2021
      0
      Memakai Minyak Wangi untuk Shalat
      Aktual

      Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Apabila anggota tubuh jenazah hanya ditemukan sebagiannya, kami telah menyebutkan bahwa menurut mazhab kami (mazhab asy-Syafi’i),...

      Selengkapnya

      Artikel Terbaru

      Kafarat Tebusan Sumpah
      Asy Syariah Edisi 035

      Kafarat Tebusan Sumpah

      Oleh Redaksi
      30/12/2020
      0

      Pertanyaan: Apa kafaratnya bila seseorang melanggar sumpahnya? Apakah dibolehkan mengganti kafarat tersebut dengan uang? Jawab: Al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts al-‘Ilmiyah...

      Selengkapnya
      Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

      Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

      28/12/2020
      Nabi Adam Dikeluarkan dari Surga

      Nabi Adam Dikeluarkan dari Surga

      25/12/2020

      Audio Terbaru

      Cadar & Celana Cingkrang, Simbol Radikalisme?

      Cadar & Celana Cingkrang, Simbol Radikalisme?

      Oleh Redaksi
      31/10/2020
      0

      Pertanyaan: Apakah cadar dan celana panjang di atas mata kaki (cingkrang) adalah simbol radikalisme, atau simbol anti-merah putih NKRI? Pertanyaan...

      takaran 1 sho' zakat fitrah

      Ukuran Zakat Fitrah Sesuai Ukuran Sha’ di Zaman Nabi

      Oleh Redaksi
      22/05/2020
      0

      Tanya: Bismillah Telah beredar luas sebuah potongan video yang berisi penjelasan ukuran zakat fitrah sesuai ukuran sha’ di zaman Nabi,...

      Tolak Bencana musibah dengan Takwa

      Tolak Musibah dengan Takwa

      Oleh Redaksi
      13/05/2020
      0

      Link Download Audio Untuk menolak bala tersebut... Untuk menolak musibah tersebut, solusi yang Allah dan Rasul sebutkan...

      nasihat untuk tenaga medis terkait wabah covid19

      Nasihat dan Dukungan untuk Tenaga Medis Terkait Covid-19

      Oleh Redaksi
      27/03/2020
      0

      Link Download Audio Kepada para tenaga medis yang berkecimpung dalam penanganan pasien virus Corona (Covid-19), saya menasihatkan...

      Majalah Asy Syariah (versi digital)

      Selain versi cetak, tersedia pula Majalah Asy Syariah dalam versi digital, Untuk membaca versi digital, Anda bisa mengunduhnya di Smartphone Android anda dengan menggunakan Aplikasi Google Play Book

      KUNJUNGI MAJALAH ASY SYARIAH DI GOOGLE PLAY BOOK

      AsySyariah edisi khusus 02 Mengapa Teroris Tidak Pernah Habis?

      Kontak

      Redaksi: 0813-2807-8414
      Sirkulasi: 0858-7852-5401
      Layanan: 0823-2741-2095
      Email: asysyariah@gmail.com

      Tentang Majalah AsySyariah

      Majalah AsySyariah adalah Majalah ahlussunnah wal jamaah di Indonesia. Membahas dan menampilkan pembahasan artikel berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah dengan apa yang di pahami oleh generasi awal umat ini.

      Alamat

      Jl. Titi Bumi - Potrojoyo 2 No. 082 (gg. Kenanga 26B) RT 01 Patran, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55599

      • Majalah Islam AsySyariah
      • Pengiriman
      • Daftar Agen

      © 1442 H Majalah Asy Syariah
      Web Desain oleh DakwahStudio.

      No Result
      View All Result
      • Beranda
      • Majalah
        • Tebar Asy-Syariah
        • Daftar Agen
        • Majalah Asy Syariah – Digital
      • Tanya Jawab
      • Artikel
      • Audio
        • Audio Tanya Jawab
        • Audio Kajian
        • Audio Khutbah Jumat
        • Audio Kutipan
      • Ebook

      © 1442 H Majalah Asy Syariah
      Web Desain oleh DakwahStudio.