‘Amrah bintu Abdirrahman

(ditulis oleh: Al-Ustadzah Ummu ‘Abdirrahman bintu ‘Imran)

 

Seorang tabi’iyah di bawah asuhan shahabiyah ‘alimah faqihah. Jadilah dia –dengan inayah Allah l– seorang wanita yang bak lautan ilmu.

‘Aisyah bintu Abi Bakr Ash-Shiddiq x, siapa yang tak pernah mendengar namanya? Siapa yang tak mengenal keutamaannya? Seorang wanita yang banyak mendapatkan pujian karena ilmu yang Allah l anugerahkan kepadanya.

Sebutlah Qubaishah bin Dzu’aib, dia mengatakan, “Aku dan Abu Bakr bin ‘Abdirrahman duduk (untuk mengambil riwayat, pen.) di hadapan Abu Hurairah z. Adapun ‘Urwah bin Az-Zubair mengalahkan kami dengan seringnya masuk menemui ‘Aisyah x, sementara ‘Aisyah adalah seseorang yang paling berilmu. Para tokoh dari kalangan sahabat Rasulullah n bertanya kepadanya.”

Masruq juga mengatakan, “Aku melihat para sesepuh dari kalangan sahabat Muhammad n bertanya kepadanya tentang faraidh (ilmu hukum waris).” Biasanya bila meriwayatkan hadits dari ‘Aisyah x, Masruq mengatakan, “Telah menyampaikan kepadaku Ash-Shiddiqah bintu Ash-Shiddiq, kecintaan seseorang yang dicintai Allah l, yang mendapatkan pembebasan atas berita dusta dari atas tujuh langit.”

Kemenakan ‘Aisyah x yang banyak mengambil ilmu darinya, ‘Urwah bin Az-Zubair, juga memuji bibinya, “Aku tak pernah melihat seorang pun yang lebih mengetahui tentang fikih, maupun syair daripada ‘Aisyah.”

Begitu pula ‘Atha bin Abi Rabah menyatakan, “Aisyah adalah orang yang paling faqih, paling alim, dan paling bagus pandangannya.”

Pujian datang pula dari Az-Zuhri, “Seandainya ilmu Ummul Mukminin ‘Aisyah x hendak dibandingkan dengan ilmu para istri Nabi n yang lain dan ilmu seluruh wanita muslimah, sungguh ilmu ‘Aisyah lebih utama.”

Dengan keutamaan dari Allah l, kemudian melalui bimbingan ‘Aisyah x, banyak orang yang mewarisi ilmunya. Banyak tokoh besar yang lahir melalui kedua tangannya. Di antara mereka ada seorang wanita tabi’iyah yang banyak mendulang ilmu Aisyah.

Dialah ‘Amrah bintu ‘Abdirrahman bin Sa’d bin Zurarah bin ‘Udus Al-Anshariyah An -Najjariyah. Dia murid Ummul Mukminin ‘Aisyah bintu Abi Bakr Ash-Shiddiq x, seorang sahabiyah yang dikenal dengan keluasan ilmunya, hingga jadilah ‘Amrah seorang wanita ‘alimah, faqihah, dan banyak ilmunya.

Selain dari ‘Aisyah, ‘Amrah juga mengambil riwayat dari Ummu Salamah, Rafi’ bin Khadij, serta saudari seibunya, Ummu Hisyam bintu Haritsah radhiallahu ‘anhunna, dan yang lainnya.

Di antara orang-orang yang mengambil riwayat dari ‘Amrah, tercatat putranya sendiri, Abur Rijal Muhammad bin ‘Abdirrahman, kedua putra Abur Rijal, Haritsah dan Malik, kemenakannya, Al-Qadhi Abu Bakr bin Hazm beserta dua putranya, ‘Abdullah dan Muhammad, Az-Zuhri, Yahya bin Sa’id Al-Anshari, dan masih banyak lagi.

Ibnu Syihab Az-Zuhri pernah dinasihati oleh Al-Qasim bin Muhammad, “Wahai anak muda, kulihat kau begitu semangat menuntut ilmu. Maukah kau kutunjukkan pada bejana ilmu?”

“Tentu,” jawabnya.

“Hendaknya engkau mengambil ilmu dari ‘Amrah, karena dia dulu berada dalam bimbingan ‘Aisyah.”

Ibnu Syihab menuruti saran itu. “Ternyata kudapati dia itu bagaikan lautan yang takkan bisa habis dikuras,” katanya kemudian.

‘Amrah bintu ‘Abdirrahman wafat pada tahun 106 Hijriyyah1 dalam usia 77 tahun. Dia meninggalkan jejak yang indah dalam kitab-kitab hadits sepanjang sejarah. ‘Amrah bintu ‘Abdirrahman, semoga Allah l meridhainya….

Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

 

Sumber Bacaan:

Siyar A’lamin Nubala’, Al-Imam Adz-Dzahabi (4/507-508)

Tahdzibul Kamal, Al-Imam Al-Mizzi (35/234-235, 241-243)


1 Ada yang mengatakan wafat pada tahun 98 H.