Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
الدِّينُ النَّصِيحَةُ. قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ: لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ
“Agama ini adalah an-Nashiihah.” Kami (para sahabat) bertanya, “Bagi siapa?” Beliau menjawab, “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi Rasul-nya, bagi para pemimpin kaum muslimin, dan bagi kaum muslimin pada umumnya.” (HR. Muslim no. 55 dari sahabat Tamim ad-Daari radhiyallahu anhu)
Di antara makna “an-Nashiihah” adalah keikhlasan atau ketulusan. (Lihat al-Mufhim Limaa Asykala Min Talkhish Kitab Muslim 1/168 dan Talkhis al-Mu’in ‘Ala Syarh al-Arba’in hlm. 57)
An-Nawawi menyebutkan pendapat al-Khaththabi ketika menjelaskan bahwa di antara cakupan “an-Nashiihah” (ketulusan) kepada para pemimpin kaum muslimin adalah,
أَنْ يُدْعَى لَهُمْ بِالصَّلَاحِ
“Mereka (para pemimpin) didoakan dengan kebaikan.” (al-Minhaj Syarh Shahih Muslim Ibn al-Hajjaj 1/144)
Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah menjelaskan,
وَمِنَ النُّصْحِ الدُّعَاءُ لَهُ بِالتَّوْفِيقِ وَالْهِدَايَةِ وَصَلَاحِ النِّيَّةِ وَالْعَمَلِ وَصَلَاحِ الْبِطَانَةِ
“Termasuk dalam ‘an-Nush (an-Nashiihah)’ adalah mendoakan mereka (para pemimpin) agar diberi taufik, hidayah, niat dan perbuatan yang baik, serta teman dekat yang baik.” (Majmu’ Fatawa Ibn Baz 8/209)