HUKUM MEMBOIKOT PRODUK DENMARK
Pertanyaan:
Apabila kita mengetahui bahwa pemerintah tidak memerintahkan kita untuk memboikot produk Denmark dan tidak melarangnya, apakah boleh bagi saya pribadi untuk memboikot produk mereka? Sebab, saya tahu bahwa mereka akan dirugikan dengan pemboikotan tersebut. Hal itu dilakukan dalam rangka membela Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam.
Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan menjawab:
Masalah ini ada perinciannya:
Pertama, apabila pemerintah memerintahkan untuk memboikot suatu negara, seluruh warga negaranya wajib untuk memboikotnya. Sebab, hal ini merupakan maslahat untuk mereka sendiri dan hal tersebut akan merugikan musuh, juga dalam rangka menaati pemerintah.
Kedua, jika pemerintah tidak menyuruh untuk memboikotnya, setiap warga negara dipersilakan memilih. Apabila dia mau, silakan dia memboikotnya sendiri; dan jika tidak, dia bebas untuk tidak melakukannya. Dia dipersilakan untuk memilih dalam masalah ini.
(Dari sesi tanya-jawab setelah pelajaran “Prinsip-Prinsip Menimba Ilmu dan Kaidah-Kaidahnya” pada Kamis, 11 Muharram 1427 H)
PEMBELAAN TERHADAP RASUL AL-MUSTHAFA
Media massa, baik surat kabar maupun yang lainnya, telah menyebarkan berita-berita yang menyedihkan dan melukai (umat). Berita-berita tersebut bersumber dari musuh-musuh Islam yang dengki dan terhalang dari kebaikan, yang menyudutkan agama Islam dan Nabi mereka (umat Islam).
Mereka melakukan perbuatan yang mengandung celaan serta penistaan terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan risalahnya. Perbuatan itu muncul dari individu ataupun organisasi Nasrani yang menyimpan kedengkian, juga dari sebagian penulis yang dengki, serta orang yang tak acuh; seperti para karikaturis surat kabar Denmark, Jylland Posten. Para karikaturis itu menghina manusia terbaik dan utusan yang paling sempurna, yaitu Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Padahal, bumi tidak pernah menyaksikan ada seseorang yang lebih cerdas dan lebih mulia dalam hal akhlak, keadilan, dan kasih sayang, daripada beliau shallallahu alaihi wa sallam. Tidak pernah disaksikan pula sebuah risalah yang lebih sempurna, lebih utuh, lebih adil, dan lebih berbelas kasih, daripada risalah beliau shallallahu alaihi wa sallam.
Baca juga:
Risalah ini mengandung perintah untuk mengimani seluruh nabi dan rasul, menghormati mereka, membela mereka dari tikaman dan penghinaan, serta memelihara keaslian sejarah mereka. Di antara para rasul tersebut adalah Isa alaihis salam dan Musa alaihis salam. Maka dari itu, barang siapa mengingkari Muhammad serta menghinanya, berarti ia telah kafir terhadap para rasul dan menghina mereka seluruhnya.
Sungguh, orang-orang rendahan dan liar itu telah mengolok-olok beliau shallallahu alaihi wa sallam. Mereka telah membuat beragam karikatur, berjumlah dua belas karikatur yang sangat menghina. Salah satunya menampilkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dengan serban yang menyerupai bom di atas kepalanya.
Kami katakan kepada orang-orang jahat itu dan para pendengki yang berada di Eropa ataupun Amerika, yang telah “melemparkan kotorannya kemudian lari”[1],
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, para khalifahnya yang terbimbing, dan para sahabatnya yang mulia tidak pernah membuat pabrik-pabrik senjata meskipun hanya persenjataan kuno, baik pedang maupun tombak; terlebih bom atom dan rudal antarbenua, serta semua jenis senjata pemusnah massal.
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah membuat satu pabrik pun. Sebab, beliau hanyalah diutus sebagai rahmat untuk alam semesta, serta pemberi petunjuk bagi seluruh manusia kepada agama yang akan membuat mereka bahagia, di dunia dan akhirat. Beliau juga diutus kepada manusia agar mereka menunaikan hak Sang Pencipta, yang telah menciptakan mereka untuk beribadah hanya kepada-Nya.
Baca juga:
Oleh karena itu, barang siapa menolak hal tersebut, berarti dia adalah seorang penjahat yang berhak mendapatkan hukuman di dunia dan di akhirat dari Rabb semesta alam, yang mengatur dan menciptakan alam semesta ini.
Adapun kalian, wahai orang-orang Barat yang sok mengaku modern. Kami menyatakan bahwa sesungguhnya kalian ini memiliki aturan dan perundang-undangan yang menghancurkan akhlak dan melanggar berbagai perkara yang diharamkan, seperti zina dan penyimpangan seksual, riba yang menghancurkan ekonomi umat. Kalian menghalalkan bangkai dan babi yang memunculkan sifat dayyuts sehingga seorang lelaki tidak akan merasa cemburu terhadap istrinya, saudara wanitanya, dan anak perempuannya. Kemudian mereka (para wanita) itu berzina dan mencari pasangan kumpul kebo semaunya. Ini semua adalah perbuatan yang merusak, yang diharamkan oleh risalah para rasul.
Adapun bom, berbagai senjata pemusnah serta sarananya, seperti pesawat tempur, tank, dan rudal jelajah; sesungguhnya kalianlah yang merancang dan memproduksinya. Kalian membuat semua itu dengan akal setan kalian, yang hanya memikirkan permusuhan, kezaliman, dan kekerasan.
Kalian bersikap melampaui batas. Kalian sangat berambisi menguasai dan memperbudak umat manusia, menumpahkan darah mereka, dan merampas harta kekayaan mereka. Kalian hanya berpikir untuk menghancurkan orang-orang yang menentang dan menghalangi ambisi kalian. Kemudian semua itu dipoles dengan nama kemajuan, membela hak asasi manusia, kebebasan, dan keadilan.
Baca juga:
Semua orang, yang berakal, telah mengetahui bahwa hal itu ada pada diri kalian. Sejarah hitam kalian juga penuh dengan teror dan sekian banyak tindakan buas. Itulah sejarah kalian yang telah ditulis oleh musuh, bahkan ditulis oleh teman kalian sendiri.
Barang siapa belum mengetahuinya, silakan dia membaca sejarah penjajahan kalian terhadap berbagai bangsa. Pelajari juga, setidaknya, sejarah dan akibat dari dua peristiwa perang dunia yang telah kalian lancarkan. Di antara dampaknya adalah terbunuhnya lebih dari 10 juta jiwa, yang mereka adalah generasi muda di negeri mereka, pada Perang Dunia I di Eropa. Adapun di luar jumlah yang telah disebutkan, banyak di antara mereka yang terluka dan harus hidup dalam keadaan cacat sampai akhir hayatnya. (Lihat buku at-Tarikhul Mu’ashir Urubba min ats–Tsaurah al-Faransiyah ilal Harbil Alamiyah ats-Tsaniyah, hlm. 505)
Pada Perang Dunia II, jumlah korban yang terbunuh mencapai 17 juta jiwa dari militer dan 18 juta penduduk sipil. Mereka terbunuh dalam kurun waktu lima tahun. Para pengamat mengatakan bahwa dana militer yang dikeluarkan saja telah mencapai 1.100 miliar dolar. Adapun kerugian yang diakibatkan oleh perang tersebut mencapai 2.100 miliar dolar. Ditambah lagi kota-kota yang hancur porak-poranda, tanah-tanah yang terbakar, kebun-kebun yang terendam air, serta pabrik dan sumber daya alam yang terhenti aktivitasnya. Belum lagi adanya potongan tubuh hewan yang berceceran. (al-Harbul Alamiyah ats-Tsaniyah, karya Ramadhan Land, hml. 448—449)
Bom Atom Hiroshima
Penulis kitab al-Harbul Alamiyah ats-Tsaniyah, pada halaman 446—447, mengatakan,
Barangkali inilah saat yang tepat bagi kita untuk mengulas bom atom pertama ini. Kami akan menyebutkan apa yang telah disampaikan melalui kesaksian seorang dari Jepang, dalam perbincangannya bersama Marcel Junod yang mewakili Palang Merah, tentang hakikat ledakan yang dahsyat itu. Ia berkata,
“Saat itu, ada sinar berwarna merah muda kehitaman yang sangat kuat di langit, yang muncul secara tiba-tiba; dan diiringi guncangan yang sangat dahsyat. Sesaat kemudian, gelombang panas yang mematikan serta hembusan angin yang keras, menyusul dan meluluhlantakkan semua yang ia lewati. Hanya dalam hitungan detik, terbakarlah ribuan manusia yang tengah berjalan atau duduk-duduk di jalanan umum di tengah kota itu. Banyak dari mereka tewas karena udara yang amat panas yang menyebar di semua tempat.
Adapun yang masih selamat, mereka menjerit kesakitan. Tubuh mereka mengalami luka bakar yang mematikan. Semua bangunan di lokasi ledakan, baik tembok, rumah, pabrik-pabrik, maupun bangunan lainnya, hancur tak tersisa. Banyak puing bangunan yang terlempar ke angkasa dengan cara yang mengerikan. Trem listrik terlepas dari rel-rel besinya dan terlempar seolah kehilangan bobot dan keseimbangannya. Kereta-kereta api dengan sendirinya terhempas layaknya kumpulan mainan anak-anak. Kuda, anjing, dan hewan-hewan lain juga mengalami hal serupa sebagaimana yang dialami oleh manusia.
Baca juga:
Semua makhluk hidup kehilangan kehidupannya dengan cara yang sangat mengenaskan, yang sulit untuk diungkapkan. Pepohonan musnah terbakar, lenyap dalam jilatan api, dan sirna kehijauannya. Rumput-rumput yang hijau pun terbakar sebagaimana terbakarnya rumput yang kering. Adapun daerah di luar tempat kejadian, dalam radius 10 km, rumah-rumahnya roboh dan menjadi tumpukan papan-papan kayu, genteng, dan tiang-tiang batu. Semuanya hancur ibarat hancurnya rumah-rumah karton.
Orang-orang yang selamat, mereka terkepung api. Hanya ada sedikit orang yang mampu berlindung di tempat persembunyian. Mereka mati setelah 20 atau 30 hari karena sakit yang disebabkan oleh radiasi sinar gama yang mematikan. Di sore harinya, api mulai mereda dan padam karena sudah tidak ada lagi yang akan dilalapnya. Hiroshima telah tiada.”
Inilah sebagian kecil bukti “kemajuan” kalian; yang kalian nyanyikan, kalian banggakan, dan dengannya kalian berbuat lancang terhadap Islam dan Nabinya. Kalian pun masih saja bertindak zalim, merusak, serta menciptakan alat-alat pemusnah dan penghancur. Semua itu, demi Allah, adalah puncak kebiadaban dan perilaku hewan. Allah berfirman,
أَمۡ تَحۡسَبُ أَنَّ أَكۡثَرَهُمۡ يَسۡمَعُونَ أَوۡ يَعۡقِلُونَۚ إِنۡ هُمۡ إِلَّا كَٱلۡأَنۡعَٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّ سَبِيلًا
“Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (al-Furqan: 44)
Dengan demikian, jadikanlah seluruh bom kalian, termasuk bom atom Hiroshima dan bom lainnya, sebagai tameng bagi kalian dan para pemimpin kalian. Jadikanlah pula seluruh senjata pemusnah massal itu sebagai taring dan cakar kalian, untuk memangsa binatang dan manusia.
وَسَيَعۡلَمُ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ أَيَّ مُنقَلَبٍ يَنقَلِبُونَلًا
“Dan orang-orang yang zalim kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.” (asy-Syu’ara: 227)
Ditulis oleh Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali (28 Dzulhijjah 1426 H)
Catatan Kaki
[1] Dalam pepatah Indonesia, “lempar batu sembunyi tangan”