Keluarnya Dajjal Sebagai Tanda Hari Kiamat

Setelah Imam Mahdi, satu penanda besar hari kiamat yang akan muncul adalah Dajjal. Dia berasal dari manusia dan merupakan sosok nyata. Kemunculannya akan didahului oleh sejumlah peristiwa besar.

Di antara kewajiban seorang muslim adalah beriman kepada hari akhir dan apa yang akan terjadi sebelum dan setelahnya. Hari kiamat, tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya kecuali Allah subhanahu wa ta’ala. Jibril alaihis salam bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ. قَالَ: مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ

“Kabarkanlah kepadaku kapan terjadi hari kiamat?”

Rasulullah menjawab, “Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari bertanya.” (HR. Muslim no. 1)

Meskipun tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya telah menerangkan tanda-tanda yang akan muncul sebelum terjadinya. Tanda-tanda hari kiamat ada dua, shugra (kecil) dan kubra (besar).

Tanda kiamat shugra banyak jumlahnya, Di antaranya yang disebutkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits Jibril,

فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَتِهَا. قَالَ: أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ

(Jibril) berkata, “Kabarkan kepadaku tentang tanda-tandanya.”

Rasulullah menjawab, “Budak perempuan melahirkan tuannya, dan kamu lihat orang yang telanjang kaki dan telanjang badan—penggembala kambing—berlomba-lomba meninggikan bangunan.” (HR. Muslim no. 1)

Baca juga: Tanda-Tanda Kedatangan Hari Kiamat

Adapun tanda kiamat kubra, di antaranya disebutkan dalam hadits Hudzaifah bin Usaid al-Ghifari radhiallahu anhu,

اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ، فَقَالَ: مَا تَذَاكَرُونَ؟ قَالُوا: نَذْكُرُ السَّاعَةَ. قَالَ: إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ-فَذَكَرَ-الدُّخَانَ، وَالدَّجَّالَ، وَالدَّابَّةَ، وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ، وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ: خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنَ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ

Rasulullah melihat kami ketika kami tengah berbincang-bincang. Beliau berkata, “Apa yang kalian perbincangkan?”

Kami menjawab, “Kami sedang berbincang-bincang tentang hari kiamat.”

Beliau berkata, “Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian lihat sebelumnya sepuluh tanda.”

Beliau menyebutkan, “Dukhan (asap), Dajjal, Dabbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa alaihis salam, Ya’juj dan Ma’juj, dan tiga khusuf (dibenamkan ke dalam bumi): di timur, di barat, dan di jazirah Arab, yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman yang mengusir (menggiring) mereka ke tempat berkumpulnya mereka.” (HR. Muslim no. 2901)

Baca juga: Beriman kepada Berita Rasulullah Akan Munculnya Dajjal

Di antara tanda kiamat kubra yang termaktub dalam hadits di atas adalah keluarnya Dajjal. Pembahasan masalah keluarnya Dajjal merupakan pembahasan penting karena beberapa faktor sebagaimana disebutkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah

  1. Banyak orang yang menisbahkan diri kepada ilmu dan dakwah meragukan akan turunnya Nabi Isa alaihis salam dan terbunuhnya Dajjal.
  2. Kebanyakan manusia tidak terbiasa membicarakan masalah keluarnya Dajjal dan turunnya Isa bin Maryam alaihimas salam.

(Lihat Qishshah al-Masihid Dajjal wa Nuzul Isa, karya Syaikh al-Albani rahimahullah)

Pengertian Dajjal

1. Pengertian Dajjal secara bahasa

Imam al-Qurthubi rahimahullah menyebutkan dalam kitab beliau, at-Tadzkirah, bahwa lafaz Dajjal dipakai untuk sepuluh makna. Di antaranya, kadzdzab (tukang dusta), mumawwih (yang menipu manusia).

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Dikatakan demikian karena dia adalah manusia yang paling besar penipuannya.”

2. Pengertian Dajjal secara syariat

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, “(Dajjal ialah) seorang laki-laki pendusta (penipu) yang keluar di akhir zaman mengaku sebagai Rabb.” (Syarah Lum’atul I’tiqad)

Peringatan Akan Keluarnya Dajjal

Para nabi telah memperingatkan akan keluarnya Dajjal.

  • Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma mengatakan,

فَقَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ، ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ، فَقَالَ: إِنِّي لَأُنْذِرُكُمُوهُ، مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا وَقَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ، لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوحٌ قَوْمَهُ، وَلَكِنْ أَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلًا لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ: تَعَلَّمُوا أَنَّهُ أَعْوَرُ، وَأَنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berdiri di hadapan manusia, menyanjung Allah dengan sanjungan yang merupakan hak-Nya. Kemudian, beliau menyebut Dajjal dan berkata, “Aku memperingatkan kalian darinya. Tidak ada seorang nabi kecuali pasti akan memperingatkan kaumnya tentang Dajjal. Nuh telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi, aku akan sampaikan kepada kalian satu ucapan yang belum disampaikan oleh para nabi kepada kaumnya: Ketahuilah, dia itu buta sebelah matanya, sedangkan Allah tabaraka wa ta’ala tidak demikian.” (HR. Ahmad, al-Bukhari, Muslim, 2930/169)

  • Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

أَلَا أُخْبِرُكُمْ عَنِ الدَّجَّالِ حَدِيثًا مَا حَدَّثَهُ نَبِيٌّ قَوْمَهُ؛ إِنَّهُ أَعْوَرُ، وَإِنَّهُ يَجِيءُ مَعَهُ مِثْلُ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ، فَالَّتِي يَقُولُ إِنَّهَا الْجَنَّةُ هِيَ النَّارُ، وَإِنِّي أَنْذَرْتُكُمْ بِهِ كَمَا أَنْذَرَ بِهِ نُوحٌ قَوْمَهُ

“Maukah aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal yang telah disampaikan oleh para nabi kepada kaumnya? Dia buta sebelah matanya. Dia membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Yang dia katakan surga pada hakikatnya adalah neraka. Aku peringatkan kepada kalian sebagaimana Nabi Nuh alaihis salam memperingatkan kaumnya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim no. 2936 dari Abu Hurairah radhiallahu anhu)

  • Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا وَقَدْ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ الْأَعْوَرَ الْكَذَّابَ، أَلَا إِنَّهُ أَعْوَرُ، وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ، وَمَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ك ف ر

“Tidak ada seorang nabi pun kecuali memperingatkan umatnya dari Dajjal yang buta salah satu matanya lagi pendusta. Ketahuilah, dia buta. Adapun Rabb kalian tidaklah demikian. Tertulis di antara dua mata Dajjal: ك ف ر–yakni kafir.” (HR. al-Bukhari dan Muslim no. 2933 dari Anas bin Malik radhiallahu anhu)

Dalam riwayat lain,

يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ، كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ

“Bisa dibaca oleh semua mukmin yang bisa baca tulis ataupun tidak.” (HR. Muslim 2934/105)

Kejadian-Kejadian Sebelum Keluarnya Dajjal

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan banyak peristiwa yang akan terjadi menjelang keluarnya Dajjal. Di antara kejadian-kejadian tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Banyaknya yang tewas ketika kaum muslimin melawan Romawi

Diriwayatkan dari Yusai bin Jabir,

هَاجَتْ رِيحٌ حَمْرَاءُ بِالْكُوفَةِ، فَجَاءَ رَجُلٌ لَيْسَ لَهُ هِجِّيرَى إِلَّا: يَا عَبْدَ اللهِ بْنَ مَسْعُودٍ جَاءَتِ السَّاعَةُ. قَالَ: فَقَعَدَ وَكَانَ مُتَّكِئًا، فَقَالَ: إِنَّ السَّاعَةَ لَا تَقُومُ، حَتَّى لَا يُقْسَمَ مِيرَاثٌ، وَلَا يُفْرَحَ بِغَنِيمَةٍ.

Bertiup angin di Kufah, datanglah seorang pria yang ucapannya hanyalah, “Wahai Abdullah bin Mas’ud, kiamat telah datang.”

Beliau duduk dan bersandar kemudian berkata, “Sesungguhnya, kiamat tak akan terjadi hingga tidak dibagikan lagi warisan dan tidak bergembira dengan ganimah.”

ثُمَّ قَالَ: بِيَدِهِ هَكَذَا – وَنَحَّاهَا نَحْوَ الشَّأْمِ – فَقَالَ: عَدُوٌّ يَجْمَعُونَ لِأَهْلِ الْإِسْلَامِ، وَيَجْمَعُ لَهُمْ أَهْلُ الْإِسْلَامِ. قُلْتُ: الرُّومَ تَعْنِي؟ قَالَ: نَعَمْ، وَتَكُونُ عِنْدَ ذَاكُمُ الْقِتَالِ رَدَّةٌ شَدِيدَةٌ، فَيَشْتَرِطُ الْمُسْلِمُونَ شُرْطَةً لِلْمَوْتِ لَا تَرْجِعُ إِلَّا غَالِبَةً، فَيَقْتَتِلُونَ حَتَّى يَحْجُزَ بَيْنَهُمُ اللَّيْلُ، فَيَفِيءُ هَؤُلَاءِ وَهَؤُلَاءِ، كُلٌّ غَيْرُ غَالِبٍ، وَتَفْنَى الشُّرْطَةُ، ثُمَّ يَشْتَرِطُ الْمُسْلِمُونَ شُرْطَةً لِلْمَوْتِ، لَا تَرْجِعُ إِلَّا غَالِبَةً، فَيَقْتَتِلُونَ حَتَّى يَحْجُزَ بَيْنَهُمُ اللَّيْلُ، فَيَفِيءُ هَؤُلَاءِ وَهَؤُلَاءِ، كُلٌّ غَيْرُ غَالِبٍ، وَتَفْنَى الشُّرْطَةُ، ثُمَّ يَشْتَرِطُ الْمُسْلِمُونَ شُرْطَةً لِلْمَوْتِ، لَا تَرْجِعُ إِلَّا غَالِبَةً، فَيَقْتَتِلُونَ حَتَّى يُمْسُوا، فَيَفِيءُ هَؤُلَاءِ وَهَؤُلَاءِ، كُلٌّ غَيْرُ غَالِبٍ، وَتَفْنَى الشُّرْطَةُ،

Beliau berisyarat dengan tangannya ke arah Syam seraya berujar, “Akan ada musuh yang berkumpul untuk menyerang kaum muslimin. Kaum muslimin pun berkumpul untuk melawan mereka.”

Aku katakan, “Romawi yang Anda maksud?”

Beliau menjawab, “Ya. Ketika itu akan terjadi peperangan yang dahsyat. Kaum muslimin maju dan siap untuk mati (membela agama), tak akan kembali kecuali dalam keadaan menang. Kedua pasukan bertempur tersebut hingga terhalangi waktu malam. Dua kelompok tersebut kembali tanpa ada pemenang dan pasukan yang siap mati telah tiada.

Kemudian, majulah sekelompok kaum muslimin yang siap untuk mati, tidak pulang kecuali dalam keadaan menang. Mereka bertempur hingga sore. Kemudian, dua kelompok tersebut kembali tanpa ada pemenang dan pasukan yang siap mati pun habis.

Baca juga: Kiamat Adalah Urusan Gaib

فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الرَّابِعِ، نَهَدَ إِلَيْهِمْ بَقِيَّةُ أَهْلِ الْإِسْلَامِ، فَيَجْعَلُ اللهُ الدَّبْرَةَ عَلَيْهِمْ، فَيَقْتُلُونَ مَقْتَلَةً-إِمَّا قَالَ: لَا يُرَى مِثْلُهَا، وَإِمَّا قَالَ: لَمْ يُرَ مِثْلُهَا-حَتَّى إِنَّ الطَّائِرَ لَيَمُرُّ بِجَنَبَاتِهِمْ، فَمَا يُخَلِّفُهُمْ حَتَّى يَخِرَّ مَيْتًا، فَيَتَعَادُّ بَنُو الْأَبِ، كَانُوا مِائَةً، فَلَا يَجِدُونَهُ بَقِيَ مِنْهُمْ إِلَّا الرَّجُلُ الْوَاحِدُ، فَبِأَيِّ غَنِيمَةٍ يُفْرَحُ؟ أَوْ أَيُّ مِيرَاثٍ يُقَاسَمُ

Pada hari keempat, sisa pasukan kaum muslimin pun maju. Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kemenangan kepada mereka. Mereka membunuh musuh dalam jumlah yang tak pernah terlihat sebelumnya, hingga ada seekor burung yang terbang ke arah mereka mati sebelum bisa melintasi semuanya. Ketika itu ada orang yang mencari keluarga bapaknya hanya mendapatkan satu orang, padahal sebelumnya mereka berjumlah seratus orang. (Kalau begini keadaannya) dengan ganimah seperti apa dia akan gembira? Atau warisan seperti apa yang dibagikan?

فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ سَمِعُوا بِبَأْسٍ، هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ، فَجَاءَهُمُ الصَّرِيخُ: إِنَّ الدَّجَّالَ قَدْ خَلَفَهُمْ فِي ذَرَارِيِّهِمْ. فَيَرْفُضُونَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ، وَيُقْبِلُونَ، فَيَبْعَثُونَ عَشَرَةَ فَوَارِسَ طَلِيعَةً. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنِّي لَأَعْرِفُ أَسْمَاءَهُمْ وَأَسْمَاءَ آبَائِهِمْ، وَأَلْوَانَ خُيُولِهِمْ، هُمْ خَيْرُ فَوَارِسَ عَلَى ظَهْرِ الْأَرْضِ يَوْمَئِذٍ-أَوْ: مِنْ خَيْرِ فَوَارِسَ عَلَى ظَهْرِ الْأَرْضِ يَوْمَئِذٍ

Ketika dalam keadaan demikian, mereka mendengar sesuatu yang lebih besar dari itu. Seseorang datang dan berteriak (bahwa) Dajjal telah mendatangi keluarga mereka. Mereka pun membuang ganimah dari tangan-tangan mereka. Lalu, mereka mengirim sepuluh pasukan berkuda sebagai mata-mata. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ‘Sungguh, aku tahu nama-nama mereka dan nama-nama ayah mereka serta warna kuda-kuda mereka. Mereka adalah pasukan berkuda yang terbaik di muka bumi ketika itu—atau di antara pasukan berkuda yang terbaik di muka bumi ketika itu’.” (HR. Muslim no. 2899)

  1. Banyak kemenangan diraih oleh kaum muslimin

Dari Nafi’ bin Utbah radhiallahu anhu,

كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةٍ، قَالَ: فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَوْمٌ مِنْ قِبَلِ الْمَغْرِبِ، عَلَيْهِمْ ثِيَابُ الصُّوفِ، فَوَافَقُوهُ عِنْدَ أَكَمَةٍ، فَإِنَّهُمْ لَقِيَامٌ وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدٌ. قَالَ: فَقَالَتْ لِي نَفْسِي: ائْتِهِمْ فَقُمْ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَهُ لَا يَغْتَالُونَهُ. قَالَ: ثُمَّ قُلْتُ: لَعَلَّهُ نَجِيٌّ مَعَهُمْ. فَأَتَيْتُهُمْ فَقُمْتُ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَهُ، قَالَ: فَحَفِظْتُ مِنْهُ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ، أَعُدُّهُنَّ فِي يَدِي، قَالَ: تَغْزُونَ جَزِيرَةَ الْعَرَبِ فَيَفْتَحُهَا اللهُ، ثُمَّ فَارِسَ فَيَفْتَحُهَا اللهُ، ثُمَّ تَغْزُونَ الرُّومَ فَيَفْتَحُهَا اللهُ، ثُمَّ تَغْزُونَ الدَّجَّالَ فَيَفْتَحُهُ اللهُ

Kami bersama Rasulullah dalam satu pertempuran. Satu kaum dari Maghrib mendatangi Nabi. Mereka memakai pakaian dari wol (bulu domba). Mereka bertemu Rasulullah di sebuah bukit dalam keadaan berdiri, sedangkan Rasulullah duduk. Batinku berkata, “Datangilah mereka dan berdirilah dia antara mereka dan Rasulullah! Jangan sampai mereka menculik Rasulullah.”

Kemudian, aku berkata (dalam hati, -pen.), “Mungkin beliau ingin berbicara khusus bersama mereka.”

Aku pun mendatangi mereka lalu duduk di antara Rasulullah dan mereka. Aku hafal dari beliau empat kalimat, aku hitung dengan jariku. Beliau berkata, “Kalian akan berperang melawan Jazirah Arab dan Allah berikan kemenangan kepada kalian. Kemudian, kalian memerangi Persia, kalian pun menang. Kalian memerangi Romawi, kalian pun diberikan kemenangan oleh Allah. Setelah itu, kalian berperang melawan Dajjal, Allah juga memberikan kemenangan untuk kalian.” (HR. Muslim no. 2900)

  1. Kaum muslimin menguasai Konstantinopel (Istanbul, -red.)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَنْزِلَ الرُّومُ بِالْأَعْمَاقِ أَوْ بِدَابِقٍ، فَيَخْرُجُ إِلَيْهِمْ جَيْشٌ مِنَ الْمَدِينَةِ، مِنْ خِيَارِ أَهْلِ الْأَرْضِ يَوْمَئِذٍ، فَإِذَا تَصَافُّوا، قَالَتِ الرُّومُ: خَلُّوا بَيْنَنَا وَبَيْنَ الَّذِينَ سَبَوْا مِنَّا نُقَاتِلْهُمْ، فَيَقُولُ الْمُسْلِمُونَ: لَا، وَاللهِ لَا نُخَلِّي بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ إِخْوَانِنَا، فَيُقَاتِلُونَهُمْ، فَيَنْهَزِمُ ثُلُثٌ لَا يَتُوبُ اللهُ عَلَيْهِمْ أَبَدًا، وَيُقْتَلُ ثُلُثُهُمْ، أَفْضَلُ الشُّهَدَاءِ عِنْدَ اللهِ، وَيَفْتَتِحُ الثُّلُثُ، لَا يُفْتَنُونَ أَبَدًا فَيَفْتَتِحُونَ قُسْطَنْطِينِيَّةَ، فَبَيْنَمَا هُمْ يَقْتَسِمُونَ الْغَنَائِمَ، قَدْ عَلَّقُوا سُيُوفَهُمْ بِالزَّيْتُونِ، إِذْ صَاحَ فِيهِمِ الشَّيْطَانُ: إِنَّ الْمَسِيحَ قَدْ خَلَفَكُمْ فِي أَهْلِيكُمْ، فَيَخْرُجُونَ، وَذَلِكَ بَاطِلٌ، فَإِذَا جَاءُوا الشَّأْمَ خَرَجَ

Tidak akan terjadi hari kiamat hingga orang Romawi datang di A’maq atau Dabiq (dua tempat di Syam). Pasukan dari Madinah keluar untuk menghadapi mereka. Mereka adalah di antara penduduk bumi yang terbaik ketika itu. Ketika mereka telah berhadapan, orang Romawi berkata, “Biarkanlah kami memerangi orang-orang yang telah ditawan dari kaum kami.”

Kaum muslimin berkata, “Tidak. Kami tak akan membiarkan kalian memerangi saudara kami.”

Akhirnya, mereka pun bertempur. Sepertiga pasukan lari, Allah tak akan memberikan tobat kepada mereka. Sepertiga pasukan muslimin terbunuh dan mereka adalah syuhada yang paling afdal di sisi Allah. Adapun sepertiga pasukan lagi yang tersisa mendapatkan kemenangan dan mereka tak akan terkena fitnah (ujian) selamanya. Mereka menguasai (Konstantinopel, ibukota Romawi Timur dahulu, -red.).

Ketika mereka tengah membagi rampasan perang dan telah menggantungkan pedang mereka di pohon zaitun, setan berteriak, “Masihid (Dajjal) telah mendatangi keluarga kalian.”

Mereka pun keluar, padahal itu adalah berita batil. Ketika mereka sampai di Syam, keluarlah Dajjal …. (HR. Muslim no. 2897 dari Abu Hurairah radhiallahu anhu)

  1. Dajjal keluar ketika telah sedikitnya orang Arab

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

لَيَفِرَّنَّ النَّاسُ مِنَ الدَّجَّالِ فِي الْجِبَالِ. قَالَتْ أُمُّ شَرِيكٍ: يَا رَسُولَ اللهِ، فَأَيْنَ الْعَرَبُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: هُمْ قَلِيلٌ

“Sungguh manusia akan melarikan diri dari Dajjal ke gunung-gunung.”

Ummu Syarik berkata, “Ya Rasulullah, di mana orang-orang Arab ketika itu?”

Beliau menjawab, “Mereka sedikit.” (HR. Muslim no. 2945 dari Ummu Syarik radhiallahu anha)

  1. Sebelum keluarnya Dajjal, manusia tertimpa tiga paceklik yang dahsyat.

Oleh karena itu, mereka mengalami kelaparan. Pada tahun pertama, Allah subhanahu wa ta’ala memerintah langit untuk menahan sepertiga hujan dan memerintah bumi untuk menahan sepertiga tumbuhannya. Kemudian, pada tahun kedua, Allah subhanahu wa ta’ala memerintah langit untuk menahan dua pertiga hujannya dan memerintah tanah untuk menahan dua pertiga tanamannya. Selanjutnya, pada tahun ketiga, Allah subhanahu wa ta’ala memerintah langit menahan semua hujannya, tak ada yang turun satu tetes pun. Allah juga memerintah tanah untuk menahan semua tumbuh-tumbuhan.

Demikian dalam hadits Abu Umamah radhiallahu anhu dan Asma bintu Yazid al-Anshariyah radhiallahu anha. Lihat kitab Qishshatu Masihid Dajjal wa Nuzul Isa wa Qatlihi Iyyahu karya Syaikh al-Albani rahimahullah.

Sebab Keluarnya Dajjal

Sebabnya adalah karena satu amarah. Ummul Mukminin Hafshah bintu Umar radhiallahu anhuma berkata kepada Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma, “Tidakkah kau tahu bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا يَخْرُجُ مِنْ غَضْبَةٍ يَغْضَبُهَا

“Dia keluar hanyalah karena satu amarah yang ia rasakan.” (HR. Muslim no. 2932)

Tempat Keluarnya Dajjal

An-Nawwas bin Sam’an radhiallahu anhu menceritakan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah menyebutkan tentang Dajjal pada suatu hari. Beliau merendahkan dan kadang mengeraskan suaranya hingga kami menyangka Dajjal ada di pojok kebun kurma. Beliau shallallahu alaihi wa sallam berkata,

غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِي عَلَيْكُمْ، إِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِيكُمْ، فَأَنَا حَجِيجُهُ دُونَكُمْ، وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيكُمْ، فَامْرُؤٌ حَجِيجُ نَفْسِهِ وَاللهُ خَلِيفَتِي عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ، إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ، عَيْنُهُ طَافِئَةٌ، كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ، فَمَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ، فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الْكَهْفِ، إِنَّهُ خَارِجٌ خَلَّةً بَيْنَ الشَّأْمِ وَالْعِرَاقِ، فَعَاثَ يَمِينًا وَعَاثَ شِمَالًا، يَا عِبَادَ اللهِ، فَاثْبُتُوا

“Selain Dajjal lebih aku takutkan (menimpa) kalian. Sebab, jika Dajjal keluar dan aku masih ada di antara kalian, niscaya aku akan menjadi pelindung kalian. Jika dia keluar ketika aku telah tiada, setiap muslim akan menjadi pembela dirinya sendiri. Allah yang akan menjaminku membela setiap muslim. Dajjal adalah seorang pemuda yang sangat keriting, matanya tidak ada cahayanya. Aku mengira dia mirip dengan Abdul Uzza bin Qathan. Barang siapa di antara kalian mendapatinya, bacalah awal surah al-Kahfi. Dia akan keluar dari jalan antara Syam dan Irak, berjalan ke kiri dan ke kanan. Wahai hamba-hamba Allah, istiqamahlah.” (HR. Muslim no. 2937)

Dajjal Adalah Cobaan Terbesar

Dajjal merupakan cobaan paling besar yang menimpa manusia di dunia. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

 “Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada makhluk di muka bumi ini sejak Allah menciptakan Adam sampai hari kiamat yang fitnahnya lebih besar daripada Dajjal.” (HR. Muslim no. 2946)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ

“Tidak ada antara penciptaan Adam dan hari kiamat, makhluk yang lebih besar daripada Dajjal (dalam satu riwayat: fitnah yang lebih besar daripada fitnah Dajjal).” (HR. Muslim no. 2946)

Negeri yang Tidak Dimasuki Dajjal

Tidak ada satu negeri pun di bumi ini kecuali akan didatangi dan dikuasai Dajjal, kecuali Makkah dan Madinah. Anas bin Malik radhiallahu anhu menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلَّا سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ، إِلَّا مَكَّةَ وَالْمَدِينَةَ، وَلَيْسَ نَقْبٌ مِنْ أَنْقَابِهَا إِلَّا عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ صَافِّينَ تَحْرُسُهَا، فَيَنْزِلُ بِالسِّبْخَةِ، فَتَرْجُفُ الْمَدِينَةُ ثَلَاثَ رَجَفَاتٍ، يَخْرُجُ إِلَيْهِ مِنْهَا كُلُّ كَافِرٍ وَمُنَافِقٍ

“Tidak ada satu negeri pun kecuali akan didatangi (dikuasai) oleh Dajjal kecuali Makkah dan Madinah. Tidak ada satu celah pun di negeri tersebut kecuali ada malaikat yang menjaganya. Kemudian, Dajjal datang ke suatu daerah—di luar Madinah—yang tanahnya bergaram. Bergoyanglah Madinah tiga kali, Allah keluarkan dengan sebabnya semua orang kafir dan munafik dari Madinah.” (HR. Muslim no. 2943)

Di antara negeri yang tidak didatangi (tidak dikuasai) Dajjal adalah Baitul Maqdis dan Bukit Tursina. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Dia akan tinggal selama empat puluh hari mendatangi semua tempat kecuali empat masjid: Masjidil Haram, Masjid Madinah, Bukit Tursina (Palestina), dan Masjidil Aqsha (Palestina).” (HR. Ahmad dan lainnya. Syaikh al-Albani rahimahullah berkata bahwa sanadnya sahih. Lihat Qishshatu al-Masihid Dajjal wa Nuzul Isa)

Lama Tinggalnya Dajjal di Bumi

Dalam hadits an-Nawwas bin Sam’an radhiallahu anhu disebutkan,

قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا لَبْثُهُ فِي الْأَرْضِ؟ قَالَ: أَرْبَعُونَ يَوْمًا، يَوْمٌ كَسَنَةٍ، وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ، وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ، وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ

Kami berkata, “Ya Rasulullah, berapa lama Dajjal tinggal di bumi?”

Rasulullah berkata, “Empat puluh hari. Satu harinya seperti satu tahun, kemudian seperti sebulan, kemudian seperti sepekan, kemudian hari-hari lainnya seperti hari kalian sekarang….” (HR. Muslim no. 2937)

Siapakah yang Membunuh Dajjal?

Setelah Dajjal tinggal di bumi selama empat puluh hari, Allah subhanahu wa ta’ala pun menurunkan Nabi Isa alaihis salam. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

يَخْرُجُ الدَّجَّالُ فِي أُمَّتِي فَيَمْكُثُ أَرْبَعِينَ فَيَبْعَثُ اللهُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ كَأَنَّهُ عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ، فَيَطْلُبُهُ فَيُهْلِكُهُ

“Dajjal keluar di antara umatku selama empat puluh hari. Kemudian, Allah mengutus Isa bin Maryam alaihimas salam yang mirip dengan Urwah bin Mas’ud. Isa alaihis salam mencari Dajjal dan membunuhnya….” (HR. Muslim no. 2940)

Dalam riwayat lain,

فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ، فَيَقْتُلُهُ

“Nabi Isa alaihis salam mengejar Dajjal hingga beliau mendapatkannya di Bab Ludd (satu negeri dekat Baitul Maqdis, Palestina, -red.). Beliau pun membunuhnya.” (HR. Muslim no. 2937)

Baca juga: Nabi Isa Membunuh Dajjal

Dalam hadits lain,

فَإِذَا رَآهُ عَدُوُّ اللهِ، ذَابَ كَمَا يَذُوبُ الْمِلْحُ فِي الْمَاءِ، فَلَوْ تَرَكَهُ لَانْذَابَ حَتَّى يَهْلِكَ، وَلَكِنْ يَقْتُلُهُ اللهُ بِيَدِهِ، فَيُرِيهِمْ دَمَهُ فِي حَرْبَتِهِ

“Ketika musuh Allah (yakni Dajjal, -pen.) melihat Nabi Isa, melelehlah (tubuhnya) sebagaimana garam meleleh dalam air. Seandainya dibiarkan, niscaya dia akan meleleh hingga binasa. Akan tetapi, Allah membunuhnya melalui tangan Isa alaihis salam, memperlihatkan darahnya kepada mereka, di tombak Nabi Isa alaihis salam.” (HR. Muslim no. 2897)

Inilah sekelumit permasalahan tentang Dajjal yang perlu kita ketahui dan imani. Mudah-mudahan Allah subhanahu wa ta’ala menjaga kita dari fitnah Dajjal dan menambah keimanan kita.

Wa akhiru da’wana anilhamdulillahi Rabbbil ‘alamin.

(Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak)