Pertanyaan:
Keponakan saya perempuan berusia 15 tahunan, masih susah untuk dibangunkan shalat Subuh. Shalat Zuhur dan Asar terkadang juga tidak dikerjakan. Dia tidur di rumah saya. Apa yang harus saya lakukan? Tiap hari sudah disuruh dan dinasihati, tetapi tetap malas juga.
Anak saya umur 8 tahun jadi ikut-ikutan malas dan susah untuk disuruh shalat lima waktu. Adakah trik atau doa tertentu supaya anak saya mengerti akan kewajiban tersebut?
Jawab:
Berkaitan dengan masalah seperti ini, ada baiknya kita mencermati nasihat Syaikh Ibnu Baz rahimahullah.
Beliau pernah ditanya, “Bagaimana cara mendidik anak-anak? Bagaimana bisa maksimal untuk mengajari mereka (menjaga) shalat, apabila mereka dibesarkan dalam keluarga tidak baik (saleh)?”
Syaikh Ibnu Baz rahimahullah menjawab,
“Anak tersebut dibimbing dengan kesungguhan dan kesabaran. Ayah atau kakaknya membimbing mereka dengan penuh kesungguhan dan kesabaran sampai mereka bisa istiqamah di atas ketaatan kepada Allah. Mereka dibimbing dengan tutur kata yang baik dan santun hingga mereka rajin shalat dan berahlak yang baik. Semua itu membutuhkan kesungguhan dan kesabaran.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
“Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (al-Ankabut: 69)
Demikian pula firman-Nya,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارًا
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.” (at-Tahrim: 6)
Baca juga: Anak Adalah Amanat
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Kalian semua adalah pembina dan akan dimintai pertanggungjawaban atas binaannya. Seorang imam (penguasa) adalah pembina dan akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya. Seorang lelaki adalah pembina bagi anggota keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas binaannya.” (HR. al-Bukhari no. 893 dan Muslim no 1829 dari sahabat Ibnu Umar radhiallahu anhuma)
Artinya, perlu kesabaran ketika mendidik anak. (Fatawa Nur ‘alad Darb 11/24)
Jangan lupa pula untuk banyak berdoa, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim alaihis salam dalam firman Allah,
رَبِّ ٱجۡعَلۡنِي مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِيۚ
“Wahai Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku sebagai orang-orang yang tetap mendirikan shalat.” (Ibrahim: 40)
Baca juga: Doa Orang Tua untuk Anak
Demikian pula doa yang disebutkan dalam firman-Nya,
رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٍ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (al-Furqan: 74)
Wallahu a’lam bish-shawab.