• Majalah Islam AsySyariah
Kamis, Januari 21, 2021
Majalah Asy Syariah
  • Beranda
  • Majalah
    • Tebar Asy-Syariah
    • Daftar Agen
    • Majalah Asy Syariah – Digital
  • Tanya Jawab
  • Artikel
    • All
    • Akhlak
    • Akidah
    • Doa
    • Hadits
    • Kajian Utama
    • Khutbah Jumat
    • Manhaji
    • Pengantar Redaksi
    • Permata Salaf
    • Surat Pembaca
    • Tafsir
    Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

    Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

    Jenis-Jenis Harta yang Terkena Zakat

    Jenis-Jenis Harta yang Terkena Zakat

    Adab Ketika Sakit

    Adab Ketika Sakit

    Rukun dan Syarat Akad Nikah

    Rukun dan Syarat Akad Nikah

    Negeri Islam Target Operasi Syiah

    Negeri Islam Target Operasi Syiah

    Melakukan Kekafiran dalam Keadaan Mabuk

    Melakukan Kekafiran dalam Keadaan Mabuk

    Trending Tags

    • Audio
      • Audio Tanya Jawab
      • Audio Kajian
      • Audio Khutbah Jumat
      • Audio Kutipan
    • Ebook
    No Result
    View All Result
    Majalah Asy Syariah
    • Beranda
    • Majalah
      • Tebar Asy-Syariah
      • Daftar Agen
      • Majalah Asy Syariah – Digital
    • Tanya Jawab
    • Artikel
      • All
      • Akhlak
      • Akidah
      • Doa
      • Hadits
      • Kajian Utama
      • Khutbah Jumat
      • Manhaji
      • Pengantar Redaksi
      • Permata Salaf
      • Surat Pembaca
      • Tafsir
      Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

      Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

      Jenis-Jenis Harta yang Terkena Zakat

      Jenis-Jenis Harta yang Terkena Zakat

      Adab Ketika Sakit

      Adab Ketika Sakit

      Rukun dan Syarat Akad Nikah

      Rukun dan Syarat Akad Nikah

      Negeri Islam Target Operasi Syiah

      Negeri Islam Target Operasi Syiah

      Melakukan Kekafiran dalam Keadaan Mabuk

      Melakukan Kekafiran dalam Keadaan Mabuk

      Trending Tags

      • Audio
        • Audio Tanya Jawab
        • Audio Kajian
        • Audio Khutbah Jumat
        • Audio Kutipan
      • Ebook
      No Result
      View All Result
      Majalah Asy Syariah
      No Result
      View All Result
      Home Majalah Edisi 001 s.d. 010 Asy Syariah Edisi 010

      Seputar Zakat Fitrah

      Oleh Redaksi
      14/11/2011
      di Asy Syariah Edisi 010, Seputar Hukum Islam
      3
      Seputar Zakat Fitrah

      Zakat Fitrah

      Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah ditanya tentang hukum mengeluarkan zakat fitrah pada sepuluh hari pertama pada bulan Ramadhan?

       

      Beliau rahimahullah menjawab,

      Kata Zakat Fitrah berasal dari kata al-fithr (berbuka), karena dari al-fitr inilah sebab dinamakan Zakat Fitrah. Apabila berbuka darii Ramadhan merupakan sebab dari ini, maka zakat ini terkait dengannya dan tidak boleh mendahuluinya (dari berbuka-masuk Syawal-red). Oleh sebab itu, waktu yang paling utama dalam mengeluarkannya adalah pada hari ‘Ied sebelum shalat (‘Ied).

      Akan tetapi, diperbolehkan untuk mendahului (dalam mengeluarkannya) sehari atau dua hari sebelum ‘Ied karena memberi keleluasaan bagi yang memberi dan yang mengambil. Adapun yang zakat dilakukan sebelum hari-hari tersebut, menurut pendapat yang kuat dari para ulama adalah tidak boleh.

      Berkaitan dengan hal ini ada dua bagian waktu:

      1. Waktu yang diperbolehkan yaitu sehari atau dua hari sebelum ‘Ied
      2. Waktu yang utama: pada hari ‘ied sebelum shalat

      Adapun mengakhirkannya hingga usai melaksanakan shalat, maka hal ini haram (terlarang) dan tidak sah sebagai zakat fitrah. Ini berdasarkan hadits ‘Abdullah Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma,

      وَمَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ، وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ

      “Barang siapa menunaikannya sebelum shalat, maka zakatnya diterima. Barang siapa menunaikannya setelah shalat, maka itu termasuk dari sedekah.”

      Kecuali apabila orang tersebut tidak mengetahui (kapan) hari ‘Ied. Misalnya dia berada di padang pasir dan tidak mengetahui kecuali dalam keadaan terlambat atau yang semisal hal itu; maka tidak mengapa baginya untuk menunaikannya setelah shalat ‘Ied, dan itu mencukupi sebagai zakat fitrah.

       


      Beliau rahimahullah ditanya, “Kapankah waktu mengeluarkan zakat fitrah? Berapa ukurannya? Bolehkah menambah takarannya? Bolehkah membayarnya dengan uang?”

      Beliau rahimahullah menjawab,

      Zakat fitrah adalah makanan yang dikeluarkan oleh seseorang di akhir bulan Ramadhan, dan ukurannya adalah sebanyak satu sha’. Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma berkata, “Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam telah mewajibkan zakat fitrah pada bulan Ramadhan sebanyak satu sha’ kurma, atau gandum.”

      Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata, “Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam telah mewajibkan shadaqatul fithr sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan yang sia-sia dan kata-kata keji, serta sebagai makanan bagi orang-orang miskin.”

      beras-karung

      Zakat fitrah itu berupa makanan pokok masyarakat sekitar. Pada masa sekarang yakni kurma, gandum, dan beras. Apabila kita tinggal di tengah masyarakat yang memakan jagung, maka kita mengeluarkan jagung, kismis, atau aqith (susu yang dikeringkan).

      Berkata Abu Said al-Khudri zberkata, “Dahulu kami mengeluarkan zakat pada masa Rasul shallallahu ‘alahi wa sallam satu sha’ dari makanan, dan makanan pokok kami adalah kurma, gandum, kismis, dan aqith.”

      Waktu mengeluarkannya adalah pada pagi hari ‘Ied sebelum shalat, berdasarkan perkataan Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma, “Beliau shallallahu ‘alahi wa sallam memerintahkan agar zakat ditunaikan sebelum kaum muslimin keluar untuk shalat,” dan hadits ini marfu’.

      Dalam hadits Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, “Barang siapa yang mengeluarkannya sebelum shalat, itu zakat yang diterima, dan barang siapa yang menunaikannya setelah shalat, maka hal itu (hanyalah) shadaqah.”

      Dibolehkan untuk mengawalkan sehari atau dua hari sebelum ‘Ied, dan tidak boleh lebih cepat dari itu. Karena zakat ini dinamakan zakat fitrah, disandarkan kepada al-fitr (berbuka –masuk Syawal, red). Seandainya kita katakan boleh mengeluarkannya ketika masuk bulan (Ramadhan), maka namanya zakat shiyam. Oleh karena itu, zakat fitr dibatasi pada hari ‘Ied sebelum shalat, dan diringankan (dimudahkan) dalam mengeluarkannya sehari atau dua hari sebelum ‘Ied.

      Adapun menambah takarannya lebih dari satu sha’ dengan tujuan untuk ibadah, maka termasuk bid’ah. Namun apabila untuk alasan shadaqah dan bukan zakat, maka boleh dan tidak berdosa. Membatasi sesuai dengan yang ditentukan oleh syariah itu lebih utama. Barang siapa yang hendak bersedekah, hendaknya secara terpisah dari zakat fitrah.

      Banyak kaum muslimin yang berkata, “Berat bagiku untuk menakar dan aku tidak memiliki takaran sehingga aku mengeluarkan takaran yang aku yakini seukuran yang diwajibkan atau lebih dan aku berhati-hati dengan hal ini.”

      Hal ini diperbolehkan.

      (Diambil dari kitab Majmu’ Fatawa li asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin juz 18 bab “Zakatul Fitr”)

       


      Hari Raya ‘Idul Fitri

      Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya tentang hukum menampakkan kegembiraan dan kebahagiaan pada hari ‘Iedul Fitri dan ‘Iedul Adha serta malam 27 Rajab, Nisfu (pertengahan) Sya’ban, dan hari ‘Asyura’.

      Beliau rahimahullah menjawab,

      Menampakkan kegembiraan dan kebahagiaan pada hari-hari ‘Ied seperti

      ‘Iedul Fitri atau ‘Iedul Adha tidak mengapa selama dalam batas-batas syar’i. Di antaranya seseorang makan dan minum atau yang semisalnya. Telah tsabit (tetap) dari Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bahwa beliau bersabda dalam salah satu hadits beliau bersabda,

      أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

      “Hari-hari tasyriq adalah hari-hari makan dan minum, dan berzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala,” yaitu dalam tiga hari setelah ‘Iedul Adlha yang berkah.

      Demikian pula pada hari ‘Ied, kaum muslimin menyembelih dan memakan qurban mereka serta menikmati nikmat Allah subhanahu wa ta’ala atas mereka. Dan juga pada hari ‘Iedul Fitri, tidak mengapa menampakkan kegembiraan dan kebahagiaan selama tidak melampaui batasan syar’i.

      Adapun menampakkan kegembiraan pada malam 27 Rajab atau Nisfu Sya’ban atau di hari ‘Asyura, maka hal tersebut tidak ada asalnya dan dilarang (merayakannya). Apabila diundang untuk merayakannya, hendaknya tidak menghadirinya berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam,

      إِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ

      “Hati-hatilah kalian terhadap perkara baru (yang diada-adakan), karena sesungguhnya setiap bid’ah itu sesat.”

      Adapun malam 27 Rajab, orang-orang menyatakannya sebagai malam Mi’raj, yaitu malam dimi’rajkannya Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Padahal hal ini tidak tsabit (tetap) dari sisi sejarah. Segala sesuatu yang tidak tsabit maka batil, dan setiap yang dibangun di atas kebatilan maka batil (juga).

      batang-pohon-kering

      Seandainya pun benar bahwa malam Mi’raj pada tanggal 27 Rajab, maka kita dilarang untuk mengadakan sesuatu yang baru dari syiar-syiar ‘Ied ataupun sesuatu dari perkara ibadah, karena hal itu tidak tsabit dari Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, dari sahabatnya.

      Apabila tidak tsabit dari orang yang dimi’rajkan (Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam) dan juga tidak tsabit dari sahabatnya yang mereka lebih utama dalam hal ini, dan mereka orang-orang yang paling bersemangat terhadap sunnah beliau shallallahu ‘alahi wa sallam dan syariatnya, bagaimana mungkin kita boleh mengadaadakan sesuatu yang tidak ada di masa Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, dalam memuliakan hari-hari tersebut dan tidak pula dalam menghidupkannya.

      Sesungguhnya sebagian tabi’in menghidupkannya dengan shalat dan zikir, tidak dengan makan dan bergembira serta menampakkan syiar-syiar ied.

      Adapun hari ‘Asyura, maka Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam pernah ditanya tentang puasa beliau (pada hari itu), maka beliau menjawab,

      يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

      “Menghilangkan dosa setahun yang lalu,” yakni setahun sebelum hari itu.

      Tidak ada pada hari tersebut sesuatu pun dari syiar-syiar ied. Sebagaimana halnya pada hari tersebut tidak ada syiar-syiar ied, maka tidak ada pula sesuatu pun dari syiar-syiar kesedihan pula. Menampakkan kegembiraan atau kesedihan pada hari tersebut menyelisihi sunnah.

      Tidak diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam (mengenai amalan) pada hari ini kecuali puasa, sedangkan beliau shallallahu ‘alahi wa sallam memerintahkan kepada kita untuk berpuasa sehari sebelum atau sesudahnya, untuk menyelisihi Yahudi yang berpuasa pada hari itu saja. (Diambil dari Majmu’ Fatawa asy Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin juz 16 bab “Shalatul ‘Iedain”)

      Wallahu a’lam.

      Tags: idul fitrizakat fitrahzakat fitrah berbentuk uang
      Previous Post

      Hikmah Dakwah Nabi Ibrahim; Bagian ke-2

      Next Post

      Wujudkan Anganmu dengan Bimbingan Ilmu

      Related Posts

      Zikir Setelah Shalat Fardhu

      Zikir Setelah Shalat Fardhu

      Oleh Redaksi
      26/12/2020
      0

      Imam an-Nawawi berkata, “Ulama bersepakat tentang bahwa zikir setelah shalat hukumnya sunnah. Dalam hal ini terdapat banyak hadits yang sahih...

      Bacaan dan Zikir Saat Sujud

      Bacaan dan Zikir Saat Sujud

      Oleh Redaksi
      17/12/2020
      0

      Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam sujudnya membaca beragam zikir dan doa. Sekali waktu beliau membaca satu macam zikir, pada...

      Next Post
      Mengenal Usia Baligh

      Wujudkan Anganmu dengan Bimbingan Ilmu

      Buah keimanan (7)

      Zainab bintu Rasulullah

      Please login to join discussion

      Aktual

      Tayamum untuk Mengangkat Hadats Besar

      Oleh Redaksi
      21/01/2021
      0
      Tayamum untuk Mengangkat Hadats Besar
      Aktual

      Pertanyaan: Saya sedang sakit dan merasa khawatir jika mandi. Akan tetapi, saya mampu dan bisa untuk berwudhu. Ketika saya junub,...

      Selengkapnya

      Imam Memakai Celana Pantalon

      Oleh Redaksi
      20/01/2021
      0
      Aktual

      Pertanyaan: Bagaimana hukumnya tentang seseorang yang shalat bermakmum kepada imam yang memakai celana pantalon? Jawaban: Alhamdulillah, pertanyaannya seperti ini sudah...

      Selengkapnya

      Artikel Terbaru

      Kafarat Tebusan Sumpah
      Asy Syariah Edisi 035

      Kafarat Tebusan Sumpah

      Oleh Redaksi
      30/12/2020
      0

      Pertanyaan: Apa kafaratnya bila seseorang melanggar sumpahnya? Apakah dibolehkan mengganti kafarat tersebut dengan uang? Jawab: Al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts al-‘Ilmiyah...

      Selengkapnya
      Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

      Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

      28/12/2020
      Nabi Adam Dikeluarkan dari Surga

      Nabi Adam Dikeluarkan dari Surga

      25/12/2020

      Audio Terbaru

      Cadar & Celana Cingkrang, Simbol Radikalisme?

      Cadar & Celana Cingkrang, Simbol Radikalisme?

      Oleh Redaksi
      31/10/2020
      0

      Pertanyaan: Apakah cadar dan celana panjang di atas mata kaki (cingkrang) adalah simbol radikalisme, atau simbol anti-merah putih NKRI? Pertanyaan...

      takaran 1 sho' zakat fitrah

      Ukuran Zakat Fitrah Sesuai Ukuran Sha’ di Zaman Nabi

      Oleh Redaksi
      22/05/2020
      0

      Tanya: Bismillah Telah beredar luas sebuah potongan video yang berisi penjelasan ukuran zakat fitrah sesuai ukuran sha’ di zaman Nabi,...

      Tolak Bencana musibah dengan Takwa

      Tolak Musibah dengan Takwa

      Oleh Redaksi
      13/05/2020
      0

      Link Download Audio Untuk menolak bala tersebut... Untuk menolak musibah tersebut, solusi yang Allah dan Rasul sebutkan...

      nasihat untuk tenaga medis terkait wabah covid19

      Nasihat dan Dukungan untuk Tenaga Medis Terkait Covid-19

      Oleh Redaksi
      27/03/2020
      0

      Link Download Audio Kepada para tenaga medis yang berkecimpung dalam penanganan pasien virus Corona (Covid-19), saya menasihatkan...

      Majalah Asy Syariah (versi digital)

      Selain versi cetak, tersedia pula Majalah Asy Syariah dalam versi digital, Untuk membaca versi digital, Anda bisa mengunduhnya di Smartphone Android anda dengan menggunakan Aplikasi Google Play Book

      KUNJUNGI MAJALAH ASY SYARIAH DI GOOGLE PLAY BOOK

      AsySyariah edisi khusus 02 Mengapa Teroris Tidak Pernah Habis?

      Kontak

      Redaksi: 0813-2807-8414
      Sirkulasi: 0858-7852-5401
      Layanan: 0823-2741-2095
      Email: asysyariah@gmail.com

      Tentang Majalah AsySyariah

      Majalah AsySyariah adalah Majalah ahlussunnah wal jamaah di Indonesia. Membahas dan menampilkan pembahasan artikel berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah dengan apa yang di pahami oleh generasi awal umat ini.

      Alamat

      Jl. Titi Bumi - Potrojoyo 2 No. 082 (gg. Kenanga 26B) RT 01 Patran, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55599

      • Majalah Islam AsySyariah
      • Pengiriman
      • Daftar Agen

      © 1442 H Majalah Asy Syariah
      Web Desain oleh DakwahStudio.

      No Result
      View All Result
      • Beranda
      • Majalah
        • Tebar Asy-Syariah
        • Daftar Agen
        • Majalah Asy Syariah – Digital
      • Tanya Jawab
      • Artikel
      • Audio
        • Audio Tanya Jawab
        • Audio Kajian
        • Audio Khutbah Jumat
        • Audio Kutipan
      • Ebook

      © 1442 H Majalah Asy Syariah
      Web Desain oleh DakwahStudio.