(ditulis oleh: Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafruddin)
Kisah tentang Yahudi bukanlah sekedar bagian dari masa lalu. Di depan kita, kini juga membentang ancaman serius dari bangsa yang sesungguhnya dikaruniai beberapa kelebihan ini. Cakar-cakar zionisnya siap mencengkram kaum muslimin yang lalai atau tidak lagi memedulikan agamanya.
Asy-Syaikh Abdussalam bin Barjas t, dalam kitab beliau Al-Qaulul Mubin fi Hukmil Ihtiza`i bil Mu`minin, hal. 17, mengutip apa yang dimuat dalam Protokolat Yahudi pada butir XVII:
“Kita telah membantu dengan mengerahkan segalanya guna menghancurkan kehormatan tokoh-tokoh agama dari golongan al-ummiyyin (non Yahudi) di mata orang banyak. Dengan demikian kita telah berhasil mengacau misi mereka yang bisa saja menghambat strategi kita…” (dikutip dari Al-Khatharu Al-Yahudi “Brutukulat Hukama`i Shahyun” terjemah Muhammad Khalifah At-Tunisi, hal. 187)
Dikutip pula oleh Asy-Syaikh Abdussalam bin Barjas v bahwa tujuan ketiga, yaitu: “… menjelekkan citra Islam pada setiap individu kaum muslimin…” (Al-Qaulul Mubin, hal. 18)
Pembunuhan karakter adalah salah satu cara yang efektif guna memorakporandakan tatanan yang sudah berlaku. Apalagi di tengah kehidupan masyarakat yang menganut pola kepemimpinan terpusat. Manakala sang pemimpin sudah bisa dijatuhkan jati dirinya, maka bagai anak ayam kehilangan induk, tatanan masyarakat akan goncang karena kehilangan rujukan. Maka inilah yang disasar kaum Yahudi.
Apa yang dilakukan Yahudi ini adalah dalam rangka menjauhkan umat dari nilai-nilai agama. Sehingga ketika masyarakat sudah tidak peduli lagi terhadap agama, maka tentu akan lebih mudah untuk menghancurkan akidah dan akhlak masyarakat dengan beragam propagandanya.
Masalah kebebasan wanita adalah salah satu bahan propaganda Yahudi. Dengan keberhasilan memasukkan pemikiran-pemikirannya, para wanita menjadi terpengaruh dan berupaya untuk menjadi wanita yang sebebas-bebasnya tanpa ada aturan yang mengikatnya. Aturan agama pun akan dicemooh sebagai produk kadaluwarsa. Pada taraf ini, berhasillah propaganda Yahudi. Menjadikan seorang individu melakukan istihza` (olok-olok) terhadap syariat. Sementara di sisi lain, Islam membimbing dia untuk tidak melakukan perbuatan itu. Allah l berfirman:
“Katakanlah: ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf karena kamu kafir sesudah beriman…” (At-Taubah: 65-66)
Di dalam tubuh masyarakat Yahudi terdapat unsur pemahaman ekstrim dalam bidang politik kemasyarakatan yang arahnya mewujudkan negara Yahudi di tanah Palestina. Pemahaman, yang sekaligus gerakan, dikenal dengan zionisme. Istilah ini diambil dari sebuah nama gunung Zion di Al-Quds. Gerakan Zionis sangat berambisi mewujudkan haikal (candi) Sulaiman dan mendirikan kerajaan yang berpusat di Al-Quds. Melalui gerakan tersebut digagas untuk memerintah dunia.
Akar pemikiran zionisme bersumber dari ajaran Taurat yang diselewengkan yang dikenal dengan nama Talmud. Ajarannya membangkitkan fanatisme nasionalis sempit semata-mata untuk membangun negara dan peradaban Yahudi. Dari gerakan zionisme ini, lahirlah keputusan-keputusan berupa rencana induk membangun negara Yahudi yang menguasai dunia. “Protokolat Para Hakim Zionis” merupakan acuan pokok dalam menjalankan roda gerakan. Zionisme memiliki banyak organisasi. Freemasonry merupakan satu dari gerakan Yahudi yang disemangati pemahaman zionisme.
Organisasi-organisasi zionisme berserak di setiap negara. Bentuknya pun beragam. Ada yang bergerak dalam bidang sosial seperti Rotary Club dan Lions Club. Ada pula yang bergerak dalam bidang politik, pendidikan, dan lainnya. Dalam bidang pendidikan, memberikan beasiswa (kepada pemuda Islam) untuk dididik di negara-negara kafir. Mereka membawa “kebebasan” berpikir dalam pijakan akal manusia yang teramat lemah.
Melalui gerakan zionisme, mereka berhasil meletakkan lobi Yahudi di pusaran elite politik Amerika Serikat (AS). Lobi Yahudi inilah yang memiliki peran dalam penentuan siapa yang pantas menjadi presiden AS. Sangat sulit sekali seorang calon presiden bisa lolos tanpa perkenan lobi Yahudi. Dengan mengendalikan keputusan-keputusan presiden AS, yang sebelumnya terpilih atas restu lobi, keberadaan negara Israel dan penduduknya dirasa aman. Juga melalui tangan presiden AS yang telah disetir, Yahudi melakukan tekanan-tekanan kepada negara-negara di dunia. Satu di antara yang mereka jejalkan adalah demokrasi. Melalui sistem ini, masa kepemimpinan kepala negara satu bangsa dibatasi. Apabila dalam pemantauan mereka, kepala negara tidak loyal kepada perintah, bahkan menentang ambisi Yahudi, maka diciptakanlah suasana sehingga kepala negara tersebut segera lengser. Pola semacam ini sering disebut dengan politik stick and carrot. Tidak mau ikut keputusan AS, yang disetir Yahudi, berarti diberi stick (tongkat sebagai simbol mendapat tekanan) dan bila kompromi dengan apa yang dimaukan AS, maka diberi carrot (wortel, sebagai simbol mendapat penghargaan).
Begitulah salah satu cara Yahudi menundukkan bangsa-bangsa di luar dirinya. Bagi Yahudi, bermain di tataran pemutarbalikan opini tidaklah terlalu sulit. Alat-alat propaganda mereka kuasai melalui berbagai media massa. Tujuannya satu; meyahudikan orang-orang di luar mereka. Dan ini merupakan watak kaum Yahudi yang begitu berambisi dan bernafsu untuk menjadikan siapa saja sebagai Yahudi.
“Dan mereka berkata: ‘Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk’. Katakanlah: ‘Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik’.” (Al-Baqarah: 135)
Menurut Ibnul Qayyim v, barangsiapa ber-millah al-hanifiyah wa at-tauhid, maka dia lebih utama dibanding yang mengikuti millah al-yahudiyyah wa an-nashraniyyah. Karena sesungguhnya al-hanifiyyah wa at-tauhid merupakan agama seluruh para nabi. Allah l tak akan menerima satu pun agama kecuali hanya agama (para nabi) tersebut. Agama tersebut selaras fitrah, yang Allah l fitrahkan atas para hamba-Nya. Barangsiapa di atas agama tersebut, berarti dia adalah orang yang mendapat petunjuk. (Bada`i’ Al-Fawa`id, hal. 1204)
Kaum Zionis tak henti-hentinya mempropagandakan program-programnya dalam rangka menghancurkan kaum muslimin, dengan cara mereka dijauhkan dari ajaran agamanya. Zionis Yahudi tak segan-segan untuk memerangi siapa saja yang menghalangi upaya mereka menggenggam dunia, sehingga zionis Yahudi-lah satu-satunya penguasa di alam raya ini. Zionis Yahudi memahami benar bahwa karena Islam-lah api perlawanan kaum muslimin terhadap makar mereka akan menyala. Itu terbukti saat terjadi Perang Salib. Karenanya, zionis Yahudi senantiasa akan melibas habis setiap upaya untuk tegaknya kehidupan Islami.
Demikianlah yang bisa dilihat di dunia Islam. Kaum muslimin dicekoki dengan kerusakan budaya. Kerusakan itu, satu di antaranya, tidak bisa lepas dari tangan kotor zionis dan antek-anteknya yang bergentayangan di negeri-negeri kaum muslimin. Mereka melakukan penetrasi budaya secara halus melalui pintu-pintu media massa. Mulai dari menanamkan pemikiran-pemikiran kufur kepada Allah l hingga perusakan akhlak secara sistematis.
Melalui sistem pendidikan, mereka baurkan antara pria dan wanita. Atas nama “kebebasan” memperoleh pendidikan, mereka koyak hijab muslimah. Tak ada lagi batas pergaulan antara pria dan wanita. Dari sini merembes berbagai bentuk deviasi (penyimpangan) akhlak, berseraknya perzinaan, kemesuman pergaulan muda-mudi, dan beragam dekadensi moral lainnya.
Bau busuk lainnya yang menyengat, melalui sistem pendidikan yang ada, adalah direndahkannya semua warisan luhur budaya Islam, membangkitkan fanatisme terhadap dunia Barat dan memicingkan mata terhadap Islam, merendahkan nilai para ulama serta mengelu-elukan para pemikir kafir dan para pengikutnya yang senantiasa membebek.
Maka, betapa pun dahsyat makar yang dilancarkan kaum zionis Yahudi terhadap kaum muslimin, selama umat Rasulullah n teguh bersikukuh di atas As-Sunnah, niscaya tipu daya kaum zionis Yahudi itu tak mampu meruntuhkan Islam. Inti perjuangan ini adalah seberapa kokoh kita memeluk As-Sunnah. Allah l tak akan membiarkan hamba-hamba-Nya yang selalu menghidupkan As-Sunnah dipermainkan musuh-musuh-Nya. Allah l akan menurunkan pertolongan-Nya. Karena sesungguhnya pertolongan Allah k itu amat dekat.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Jannah (surga), padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan itu amat dekat.” (Al-Baqarah: 214)
Lantas, bersabarkah kita menantinya? Wallahu a’lam.