Perbuatan Syirik Ibarat Sarang Laba-laba

(ditulis oleh: Ibnu Qayyim al-Jauziyah)

“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (al-Ankabut: 41)
Allah l menyebutkan bahwa para sesembahan itu lemah, dan orang yang menjadikan mereka sebagai para penolong lebih lemah dari mereka. Dalam hal kelemahan, mereka dan apa yang mereka perbuat—menjadikan selain Allah l sebagai para penolong atau penyelamat—bagaikan laba-laba yang membuat sarang. Sarang laba-laba termasuk tempat tinggal yang paling lemah. Permisalan ini mengandung penjelasan bahwa orang-orang musyrik berada dalam keadaan yang paling lemah saat mereka menjadikan selain Allah l sebagai para wali mereka. Mereka tidak mendapatkan manfaat dari para sesembahan yang mereka jadikan sebagai penolong mereka, selain hanya kelemahan. Hal ini sebagaimana firman Allah l:
“Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak. Kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka.” (Maryam: 81—82)
Allah l berfirman pula:
“Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. Berhala-berhala itu tiada dapat menolong mereka, padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka.” (Yasin: 74—75)
Allah l juga berfirman setelah menyebutkan penghancuran terhadap umat-umat yang musyrik:

“Dan Kami tidaklah menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikit pun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Rabbmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka selain kebinasaan belaka.” (Hud: 101)
Inilah empat tempat dalam Al-Qur’an yang menunjukkan bahwa siapa saja yang menjadikan selain Allah l sebagai penolong atau penyelamat, memperkokoh dan berbangga diri dengannya, serta meminta pertolongan darinya, hakikatnya mereka tidak memperoleh melainkan kebalikannya. Di dalam Al-Qur’an terdapat lebih banyak dari itu.
Ini termasuk permisalan yang sangat bagus dan paling tepat menunjukkan kebatilan perbuatan syirik serta kerugian pelakunya dan perolehan yang berlawanan dengan maksudnya.
Jika dikatakan, “Mereka mengetahui bahwa selemah-lemah tempat tinggal adalah sarang laba-laba. Akan tetapi, mengapa ditiadakan pengetahuan mereka tentang hal itu dengan firman-Nya, ‘Seandainya mereka mengetahui’?”
Jawabnya, Allah l tidak meniadakan pengetahuan mereka tentang lemahnya sarang laba-laba. Yang ditiadakan oleh Allah l adalah pengetahuan mereka bahwa penyembahan mereka terhadap selain Allah l bagaikan laba-laba yang membuat sarangnya. Seandainya mereka mengetahui hal itu, tentu mereka tidak akan melakukannya. Akan tetapi, mereka mengira bahwa perbuatan mereka menjadikan selain Allah l sebagai wali mereka akan berfaedah bagi mereka. Namun, kenyataan yang terjadi bertolak belakang dengan apa yang mereka sangka.
(diterjemahkan dari kitab I’lam al-Muwaqqi’in 1/204—205 oleh Qomar Suaidi)