عَنْ أَبِي عُمَيْرٍ ابْنِ أَنَسٍ عَنْ عُمُوْمَةٍ لَهُ مِنَ اْلأَنْصَارِ قَالَ: اهْتَمَّ النَّبِيُّ لِلصَّلاَةِ كَيْفَ يَجْمَعُ النَّاسَ لَهَا فَقِيْلَ لَهُ: انْصِبْ رَايَةً عِنْدَ حُضُوْرِ الصَّلاَةِ فَإِذَا رَأَوْهَا أَذَّنَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا. فَلَمْ يُعْجِبْهُ ذَلِكَ. قَالَ: فَذُكِرَ لَهُ الْقُنْعُ، يَعْنِي الشَّبُّوْرَ ) وَفِي رِوَايَةٍ: شَبُّوُرُ الْيَهُوْدِ( فَلَمْ يُعْجِبْهُ ذَلِكَ، وَقَالَ: هُوَ مِنْ أَمْرِ الْيَهُوْدِ. قَالَ: فَذُكِرَ لَهُ. النَّاقُوْسُ. فَقَالَ: هُوَ مِنْ أَمْرِ النَّصَارَى. فَانْصَرَفَ عَبْدُ اللهِ بْنُ زَيْدٍ بْنِ عَبْدِ رَبِّهِ، وَهُوَ مُهْتَمٌ لِهَمِّ رَسُوْلِ اللهِ فَأُرِيَ اْلأَذَانَ فِي مَنَامِهِ
Dari Abu ‘Umair bin Anas dari paman-pamannya dari kalangan Anshar berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memikirkan tentang shalat, yaitu bagaimana cara mengumpulkan manusia untuk shalat. Dikatakan kepada beliau, “Kibarkan bendera saat tiba waktu shalat. Jika kaum muslimin melihatnya, maka sebagian menyeru (memberi tahu) kepada yang lain.”Namun beliau tidak menyukai hal itu.
Kemudian Abu ‘Umair berkata, “Lantas disebutkan kepada beliau tentang al-Qun’u yaitu terompet (dalam satu riwayat: terompet Yahudi) dan beliau tetap tidak menyukainya dan bersabda, ‘Terompet itu dari Yahudi’.”
Abu ‘Umair berkata, “Disebutkan kepada beliau tentang lonceng. Maka beliau bersabda, ‘Lonceng itu dari Nasrani’.”
Pulanglah Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbihi, dan dia adalah orang yang perhatian terhadap apa yang dipikirkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka dia diperlihatkan adzan dalam tidurnya.” (Ini adalah hadits sahih yang kami riwayatkan dalam kitab kami Shahih Sunan Abu Dawud no. 511 dan kami sebutkan di dalam kitab itu para imam yang menyatakan sahih)
عَنْ جُنْدُبٍ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ اللهِ الْبَجَلِي قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ قَبْلَ أَنْ يَمُوْتَ بِخَمْسٍ وَهُوَ يَقُوْلُ ….. :أَلاَ وَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَانُوْا يَتَّخِذُوْنَ قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ وَصَالِحِيْهِمْ مَسَاجِدَ، أَلاَ فَلاَ تَتَّخِذُوْا الْقُبُوْرَ مَسَاجِدَ، إِنِّي أَنْهَاكُمْ عَنْ ذَلِكَ
Dari Jundub bin Abdillah al-Bajali radhiallahu ‘anhu berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lima hari sebelum wafat beliau, beliau mengatakan, “… Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menjadikan kubur nabinabi dan orang saleh mereka sebagai masjid-masjid. Perhatikanlah, janganlah kalian menjadikan kuburan-kuburan sebagai masjid, sesungguhnya aku melarang kalian dari perbuatan seperti itu.” (HR. Muslim 2/67—68, Abu ‘Awanah, 1/401 di dalam Shahih keduanya, dan Ibnu Sa’d, 2/2/35)
عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ :خَالِفُوا الْيَهُوْدَ، فَإِنَّهُمْ لاَ يُصَلُّوْنَ فِي نِعَالِهِمْ، وَلاَ فِي خِفَافِهِمْ
Dari Syaddad bin Aus radhiallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Selisihilah Yahudi. Karena mereka tidak shalat di atas sendalnya dan tidak dalam khuf mereka.” (Kami riwayatkan hadits ini di dalam Shahih Sunan Abu Dawud no. 659 dan kami sebutkan di sana para imam yang menyatakan sahih)