Jangan Sampai Mengganggu Sesama Muslim

Bimbingan Kesebelas: Jangan Sampai Mengganggu Sesama Muslim

Sesungguhnya di antara hal yang wajib untuk berhati-hati darinya dalam menggunakan sarana ini adalah perbuatan mengganggu seorang muslim baik dengan lisan maupun sms. Sungguh sebagian orang telah menggunakan sarana ini untuk tujuan yang buruk seperti itu. Di antara mereka ada yang menelepon pada saat-saat akhir malam, seperti pada pukul 01.00 atau 02.00 dini hari untuk membikin cemas (mengganggu) penghuni rumah. Di antara mereka ada yang menggunakan cara lain, dengan mengirim sms yang berisi rayuan, wal ‘iyadzubillah, yaitu dengan mengirim sms kepada wanita yang berisi kalimat-kalimat jorok, tidak senonoh, dan disertai gambar-gambar yang menjijikkan, ataupun juga gambar hati yang tertancap padanya anak panah, dan berbagai cara lainnya. Wallahul musta’an.

Allah berfirman:

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Al-Ahzab: 58)

Dari Ibnu ‘Umar c, dia berkata: Rasulullah bersabda:

يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ الْإِيْمَانُ فِي قَلْبِه،ِ لاَ تُؤْذُوا الْمُسْلِمِينَ وَلَا تُعَيِّرُوهُمْ وَلَا تَتَبَّعُوا عَوْرَاتِهِمْ؛ فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ، يَتَتَبَّعِ اللهُ عَوْرَاتِهِ، يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِيجَوْفِ رَحْلِهِ

Wahai sekalian orang yang telah berislam dengan lisannya namun belum masuk keimanan ke dalam hatinya. Janganlah kalian mengganggu kaum muslimin, jangan mencelanya, dan jangan mencari-cari aib mereka. karena sesungguhnya barangsiapa yang berupaya mencari aib saudaranya sesama muslim, niscaya Allah akan mencari aibnya, dan barangsiapa yang Allah cari aibnya maka pasti Allah akan membongkarnya walaupun dia berada di dalam rumahnya. (HR. At-Tirmidzi no. 2023. Asy-Syaikh Al-Albani berkata dalam Shahih At-Tirmidzi pada hadits no. 2023: “Hasan shahih”, dan beliau juga menshahihkan hadits ini dalam Shahihul Jami’ hadits no. 7985).

Di antara hal yang juga hendaknya diperhatikan dalam permasalahan ini adalah meyakinkan benar atau tidaknya nomor telepon sebelum menghubungi nomor tersebut, sehingga tidak sampai mengganggu orang yang dihubungi tadi (karena salah sambung). Kemudian (jika sampai terjadi salah sambung) hendaknya engkau terangkan padanya bahwa engkau tidak bermaksud berbicara dengannya.

Di antara hal lainnya yang hendaknya diperhatikan (dalam rangka menghindari gangguan terhadap sesama muslim) adalah jangan memakai HP orang lain tanpa seizinnya. Bisa jadi di dalam HP milik orang lain tersebut ada sesuatu yang sifatnya rahasia dan hanya khusus diketahui pemiliknya, yang dia tidak senang kalau sesuatu tersebut diketahui oleh orang lain. (Kalau hal itu dilakukan), maka penglihatanmu akan tertuju pada sesuatu yang terdapat pada HP orang lain tadi, dimana hal itu akan bisa mengganggu, membuat marah, dan membuat cemas dia. Maka berhati-hatilah dari perbuatan semacam ini.

 

Bimbingan Kedua Belas: Menghormati Hak-Hak Masjid

Sesungguhnya di antara kesalahan yang harus diperhatikan dan diperbaiki adalah membiarkan (mengaktifkan) volume HP, yang bisa menyebabkan terganggunya orang-orang yang shalat dan orang-orang yang berada di masjid karena suara HP tersebut. (Bahkan yang lebih parah) terkadang suara tersebut berupa suara musik atau potongan lagu dari penyanyi. Maka (barangsiapa yang berbuat seperti itu), di mana upaya dia menghormati dan memuliakan masjid?! Di mana pula upaya dia mengagungkan nilai ibadah shalat?!

Allah berfirman:

 

“Demikianlah (perintah Allah), dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (Al-Hajj: 32)

Allah juga berfirman:

 

“Demikianlah (perintah Allah), dan barangsiapa mengagungkan segala sesuatu yang terhormat di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Rabbnya.” (Al-Hajj: 30)

 

Bimbingan Ketiga Belas: Jangan Engkau Menjadi Penyebab Terjadinya Kecelakaan di Jalan

Banyak pengemudi mobil yang menggunakan HP ketika sedang mengemudi. Bahkan terkadang dia dengan asyiknya mengobrol dengan lawan bicaranya di telepon tanpa mewaspadai apa yang akan terjadi padanya di tengah jalan sehingga terjadilah kecelakaan. Maka seyogianya HP dinonaktifkan ketika mengemudi, atau dia minta tolong orang lain untuk menerima/menjawab telepon yang masuk padanya.

Allah berfirman:

 

“Dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan.” (Al-Baqarah: 195)

Allah juga berfirman:

 

“Dan janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (An-Nisa’: 29)

 

Bimbingan Keempatbelas: Awas, Bahaya HP bagi Wanita!

Wanita itu adalah orang yang kurang akal dan kurang agamanya. Oleh karena itulah disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Abu Sa’id Al-Khudri zberkata:

خَرَجَ رََسُولُ اللهِ n فِي أَضْحًى أَوْ فِطْرٍ إِلَى الَمُصَلَّى، فَمَرَّ عَلَى نِسَاءٍ فَقَالَ: ياَ مَعْشَرَ النِّسَاءِ، تَصَدَّقْنَ فَإِنِّي أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ .فَقُلْنَ: وَبِمَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: تُكْثِرِينَ اللَّعْنَوَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ، مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِيْنٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ. قُلْنَ: وَمَا نُقْصَانُ دِيْنِنَا وَعَقْلِنَا، يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: أَلَيْسَ شَهَادَةُ الْمَرْأَةِ مِثْلَ نِصْفِ شَهَادَةِالرَّجُلِ؟ قُلْنَ: بَلَى. قَالَ: فَذَلِكَ مِنْ نُقْصَانِ عَقْلِهَا، أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ؟ قُلْنَ: بَلَى. قَالَ: فَذَلِكَ مِنْ نُقْصَانِ دِيْنِهَا

Rasulullah n keluar pada hari ‘Idul Adha atau ‘Idul Fithri menuju mushalla, kemudian beliau melewati sekumpulan wanita. Maka beliau pun bersabda: “Wahai sekalian wanita, bershadaqahlah kalian, karena sungguhnya aku melihat kalian adalah penghuni an- nar (neraka) yang paling banyak.” Mereka (para wanita tadi) bertanya: “Mengapa bisa demikian wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Kalian banyak melakukan caci maki dan membangkang pada suami. Dan aku tidak pernah melihat (manusia) yang kurang akal dan agamanya namun mempermainkan akal kaum pria yang bijak daripada kalian.” Mereka (para wanita) berkata: ‘Apa yang dimaksud dengan kurangnya agama dan akal pada kami, wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda: “Bukankah persaksian seorang wanita itu sama dengan setengah persaksian seorang laki-laki?” Kami mengatakan: ‘Ya, benar.’ Beliau bersabda: “Itulah di antara bentuk kurang akalnya. Dan bukankah seorang wanita jika haid, dia tidak shalat dan tidak berpuasa?” Mereka menjawab: ‘Ya, benar.’ Beliau bersabda: “Itulah di antara bentuk kurang agamanya.” (HR. Al-Bukhari no. 298, Muslim no. 80)

Bahaya alat (HP) ini bagi para wanita sangatlah besar, terutama pada sesuatu yang bisa menimbulkan godaan dan tipu daya. Juga pada perkara yang terkadang mengejutkan berupa kalimat-kalimat manis, yang tampak dari luar seolah-olah kasih sayang, namun pada hakekatnya adalah azab. Sebagian wanita terkadang tidak mampu bersikap dengan tepat ketika menghadapi hal-hal yang demikian, bahkan terkadang terpengaruh olehnya. Ini terutama menimpa sebagian pemudi yang sudah mencapai masa puber, yang mereka itu tidak bisa melihat perkara yang bermanfaat/positif bagi diri mereka sendiri tanpa adanya perhatian dan pengawasan dari orang yang mengurusi (wali) mereka, yaitu anak-anak yang tidak membentengi dirinya dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Memberikan kesempatan kepada seorang wanita untuk memegang HP, sehingga HP tersebut terus bersama dia, baik di kamarnya, di jalan, pasar, tanpa adanya pengawasan dan perhatian dari walinya yang bertakwa, sehingga mereka bebas menelepon dan berbicara dengan siapa saja sekehendaknya, berkawan dengan siapa saja baik laki-laki maupun perempuan, janjian dengan mereka –kecuali wanita yang memang Allah beri rahmat kepada mereka– maka ini, wahai umat Islam adalah peringatan penting.

Sungguh wanita itu sangat lemah. Dia sangat mudah larut dan rusak di tengah-tengah ujian ini. Setan akan mempermainkan mereka semaunya.

 

Seruan penting kepada setiap wanita ‘afifah (yang menjaga kehormatannya)

Kegembiraan apa yang lebih besar daripada ketika Allah memberikan hidayah kepada engkau? Sungguh engkau mendapat kemuliaan setelah merasakan kehinaan, ketinggian setelah kerendahan. Bagaimana keadaan wanita dahulu sebelum masa Islam, dan bagaimana keadaannya setelah Islam?! Allah memuliakan wanita, baik ibu, saudara perempuan, anak perempuan, istri, dan kerabat, yang barangsiapa menyambung tali kekerabatan (silaturrahim), maka Allah akan menyambungnya, dan barangsiapa yang memutusnya, maka Allah akan memutusnya.

Apa yang diinginkan oleh para penyeru kebebasan (emansipasi) wanita?! Apakah (dengan syariat Islam) ini wanita menjadi terkekang di bawah agama Islam?! Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka. Mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.

Kita perhatikan, fenomena yang tampak pada umat ini berupa kerusakan dan telanjangnya sebagian wanita, serta tampilnya sebagian mereka di layar HP dengan berbagai perhiasannya dalam keadaan menari. Sebagian mereka tampil dalam kondisi telanjang yang sangat memalukan. Dahulu tidak pernah hal ini dijumpai di negeri-negeri kaum muslimin. Bahkan hal yang seperti ini berasal dari negeri-negeri kafir. Kita memohon kepada Allah keselamatan.

Termasuk yang serupa dengan perkara tersebut adalah munculnya sebagian wanita sebagai bintang iklan. Di manakah rasa takut kepada Allah l?!

Tidakkah kamu ingat –wahai hamba Allah– hari kematianmu? Saat engkau pergi meninggalkan dunia ini untuk menuju akhirat?! Tidakkah engkau ingat ketika menghadap Allah l besok dan Dia menanyai engkau tentang apa yang engkau lakukan tersebut?! Bagaimana jawabanmu pada hari itu?!

(Insya Allah bersambung)