Menyentuh Mertua Membatalkan Wudhu?

Pertanyaan:

Apakah ketika wanita menyentuh mertua laki-laki setelah berwudhu akan membatalkan wudhunya?

Jawab:

Pertama, laki-laki menyentuh wanita atau sebaliknya, bukanlah pembatal wudhu.

Di antara dalilnya adalah hadits Aisyah radhiallahu anha,

كُنْتُ أَنَامُ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرِجْلاَيَ، فِي قِبْلَتِهِ فَإِذَا سَجَدَ غَمَزَنِي، فَقَبَضْتُ رِجْلَيَّ، فَإِذَا قَامَ بَسَطْتُهُمَا

“Aku tidur di depan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang sedang shalat. Kedua kakiku (membujur) di bagian kiblat. Jika akan bersujud, beliau memegang kakiku. Aku pun menekuknya. Setelah beliau berdiri, aku julurkan (kembali).” (HR. al-Bukhari no. 382 dan Muslim no. 512)

Demikian pula hadits Aisyah radhiallahu anha,

فَقَدْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً مِنَ الْفِرَاشِ فَالْتَمَسْتُهُ فَوَقَعَتْ يَدِي عَلَى بَطْنِ قَدَمَيْهِ وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ وَهُمَا مَنْصُوبَتَانِ

“Suatu malam aku kehilangan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dari tempat tidur. Aku mencarinya dengan meraba-raba. Lalu tanganku menyentuh telapak kaki beliau yang sedang bersujud. Kedua telapak kaki beliau ditegakkan.” (HR. Muslim no. 486)

Baca juga: Pembatal-Pembatal Wudhu

Adapun ayat,

أَوۡ لَٰمَسۡتُمُ ٱلنِّسَآءَ

“… atau (kalian) menyentuh perempuan….” (al-Maidah: 6)

Menyentuh wanita yang dimaksud oleh ayat ini adalah jimak, sebagaimana dijelaskan oleh ahli tafsir. Kecuali apabila sentuhan tersebut menyebabkan keluarnya sesuatu dari kemaluan, batalnya wudhu dengan sebab itu. Demikian dijelaskan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah dalam kitab asy-Syarhul Mumti’ (1/236—240).

Baca juga: Pembatal-Pembatal Wudhu (bagian 2)

Kedua, mertua laki-laki (bapak mertua) adalah mahram.

Jadi, seorang wanita boleh menyentuh mertua laki-laki dan tidak membatalkan wudhu. Sebagaimana pula halnya seorang wanita boleh menampakkan perhiasannya kepadanya.

Baca juga: Siapa Saja Mahram Itu?

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوۡ ءَابَآئِهِنَّ أَوۡ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ

“Dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka….” (an-Nur: 31)

Wallahu a’lam bish-shawab.

Ditulis oleh Ustadz Abu Ishaq Abdullah