Meruqyah dengan al-Qur’an dan al-Mu’awwidzat

عَنْ عَا ئِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَانَ يَنْفِثُ عَلَى نَفْسِهِ فِي الْمَرَضِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ بِالْمُعَوِّذَاتِ, فَلَمَّا ثَقُلَ كُنْتُ أَنْفِثُ عَلَيهِ بِهِنَّ وَ أَمْسَحُ بِيَدِهِ نَفْسَهُ لِبَرَكَتِهَا

 

Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha: “Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu ketika beliau sakit yang membawa kepada wafatnya, membaca al-Mu’awwidzat (surat al-Falaq dan an-Naas, -pen). Kemudian beliau meludah disertai dengan tiupan pada kedua telapak tangannya, kemudian diusapkan ke wajah dan badannya.

Ketika sakitnya bertambah parah, aku yang membacakan Al-Mu’awwidzat dan aku yang mengusapkan tangan beliau ke badannya dan mencari barakah dari kedua telapak tangannya.” (HR. al-Bukhari)

 

Faedah:

        Al-Imam al-Bukhari rahimahullah membuat bab dalam kitab Shahih-nya sebelum membawakan hadits ini: Bab Meruqyah dengan al-Qur’an dan al-Mu’awwidzat. (Fathul Bari, 10/205)