Zuhud terhadap Dunia

zuhud terhadap dunia

Umar bin al-Khaththab radhiallahu anhu mendatangi negeri Syam.

Kedatangannya disambut para amir dan pembesar. Umar berkata, “Di mana saudaraku Abu ‘Ubaidah?”

Mereka menjawab, “Ia akan datang kepadamu sekarang juga.”

Tak lama kemudian Abu Ubaidah datang menaiki seekor unta yang hidungnya diikat dengan tali. Ia mengucapkan salam kepada Umar kemudian berkata kepada orang-orang, “Tinggalkanlah kami!”

Umar pun berjalan bersama Abu Ubaidah hingga tiba di rumahnya. Ia pun singgah di dalam rumah itu. Ternyata di dalam rumah itu, Umar tidak menjumpai barang apa pun selain pedang, perisai, dan pelana untuk kuda. Umar berkata, “Mengapa engkau tidak mengumpulkan harta?”

Abu Ubaidah menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya barang-barang inilah yang bisa menyampaikan kami ke tempat peristirahatan (akhirat) dengan selamat.” (Siyar A’lamin Nubala, 1/16)

 

Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu berkata,

“Barang siapa menginginkan akhirat, berarti dia akan mengalami kesulitan di dunia. Barang siapa menghendaki dunia, dia akan mengalami kesulitan di akhirat. Wahai sekalian manusia, bersusah payahlah kalian dengan sesuatu yang musnah untuk kebahagiaan yang kekal.” (Siyar A’lamin Nubala, 1/496)

 

Abu ad-Darda radhiallahu anhu berkata,

“Aku memohon perlindungan kepada Allah dari hati yang bercerai-berai.”

Ia ditanya, “Bagaimana hati yang bercerai-berai itu?”

Abu Ad-Darda menjawab, “Di setiap lembah selalu ada harta milikku.” (Siyar A’lamin Nubala, 2/348)