• Majalah Islam AsySyariah
Jumat, Maret 5, 2021
Majalah Asy Syariah
  • Beranda
  • Majalah
    • Tebar Asy-Syariah
    • Daftar Agen
    • Majalah Asy Syariah – Digital
  • Tanya Jawab
  • Artikel
    • All
    • Akhlak
    • Akidah
    • Doa
    • Hadits
    • Kajian Utama
    • Khutbah Jumat
    • Manhaji
    • Pengantar Redaksi
    • Permata Salaf
    • Surat Pembaca
    • Tafsir
    Akidah Ahmadiyah

    Akidah Ahmadiyah

    Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

    Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

    Kemunculan Nabi Palsu, Pertanda Datangnya Hari Kiamat

    Kemunculan Nabi Palsu, Pertanda Datangnya Hari Kiamat

    Kenabian dan Kerasulan Berakhir dengan Kenabian dan Kerasulan Muhammad

    Kenabian dan Kerasulan Berakhir dengan Kenabian dan Kerasulan Muhammad

    Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

    Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

    Jenis-Jenis Harta yang Terkena Zakat

    Jenis-Jenis Harta yang Terkena Zakat

    Trending Tags

    • Audio
      • Audio Tanya Jawab
      • Audio Kajian
      • Audio Khutbah Jumat
      • Audio Kutipan
    • Ebook
    No Result
    View All Result
    Majalah Asy Syariah
    • Beranda
    • Majalah
      • Tebar Asy-Syariah
      • Daftar Agen
      • Majalah Asy Syariah – Digital
    • Tanya Jawab
    • Artikel
      • All
      • Akhlak
      • Akidah
      • Doa
      • Hadits
      • Kajian Utama
      • Khutbah Jumat
      • Manhaji
      • Pengantar Redaksi
      • Permata Salaf
      • Surat Pembaca
      • Tafsir
      Akidah Ahmadiyah

      Akidah Ahmadiyah

      Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

      Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

      Kemunculan Nabi Palsu, Pertanda Datangnya Hari Kiamat

      Kemunculan Nabi Palsu, Pertanda Datangnya Hari Kiamat

      Kenabian dan Kerasulan Berakhir dengan Kenabian dan Kerasulan Muhammad

      Kenabian dan Kerasulan Berakhir dengan Kenabian dan Kerasulan Muhammad

      Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

      Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

      Jenis-Jenis Harta yang Terkena Zakat

      Jenis-Jenis Harta yang Terkena Zakat

      Trending Tags

      • Audio
        • Audio Tanya Jawab
        • Audio Kajian
        • Audio Khutbah Jumat
        • Audio Kutipan
      • Ebook
      No Result
      View All Result
      Majalah Asy Syariah
      No Result
      View All Result
      Home Majalah Edisi 081 s.d. 090 Asy Syariah Edisi 090

      Bagaimana Cara Beriman kepada Nabi dan Rasul?

      Oleh Redaksi
      28/07/2013
      di Asy Syariah Edisi 090, Kajian Utama
      1
      Bagaimana Cara Beriman kepada Nabi dan Rasul?

      Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah dalam kitabnya, Syarh Tsalatsatul Ushul, menyebutkan bahwa beriman kepada nabi dan rasul mengandung empat unsur pokok.

      1. Mengimani bahwa Allah Subhanahu wata’ala benar-benar telah mengutus para nabi dan rasul kepada setiap umat.

      Tidak boleh seorang mukallaf mengkufuri walaupun seorang rasul saja. Sungguh, orang yang mengingkari walaupun hanya satu orang rasul, artinya dia telah mengingkari seluruh nabi dan rasul. Allah Subhanahu wata’ala berfirman tentang kaum Nabi Nuh ‘Alaihissalam,

      كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ

      “Kaum Nuh telah mendustakan para rasul.” (asy-Syu’ara: 105)

      Perhatikan ayat di atas, walaupun kaum Nuh hanya mendustakan Nabi Nuh ‘Alaihissalam, namun Allah Subhanahu wata’ala menghukumi mereka sebagai kaum yang mendustakan seluruh rasul. Ayat-ayat yang semisal ini banyak dalam al-Qur’an.

      2. Mengimani nama-nama nabi dan rasul yang disebutkan dalam nash.

      Dalam al-Qur’an terdapat 25 nama nabi dan rasul yang disepakati, mereka adalah: Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Isma’il, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Syu’aib, Ayyub, Dzulkifli, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Yunus, Zakariya, Yahya, ‘Isa, dan Muhammad shalawatullah wa salamuhu ‘alaihim. Adapun nabi dan rasul yang tidak diketahui nama-nama mereka, kewajiban kita adalah mengimaninya secara global.

      3. Membenarkan semua berita baik dari al-Qur’an maupun hadits-hadits sahih tentang para nabi dan rasul.

      4. Mengamalkan syariat nabi yang nabi tersebut diutus kepadanya.

      Manusia yang hidup di zaman Nabi Nuh ‘Alaihissalam harus mengikuti semua syariat Nabi Nuh ‘Alaihissalam. Yang hidup di zaman Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, harus mengikuti semua syariat Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, demikian seterusnya. Penutup para nabi adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau diutus untuk seluruh umat manusia. Jadi, ketika telah datang Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, wajib bagi seluruh manusia hingga hari kiamat, termasuk ahli kitab (Yahudi dan Nasrani), untuk tunduk dan berserah diri pada Islam. Allah berfirman Subhanahu wata’ala,

      فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

      “Maka demi Rabbmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (an-Nisa: 65)

      Manusia Membutuhkan Nabi dan Rasul

      Rasul-rasul Allah Subhanahu wata’ala  memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Mereka mendapatkan wahyu dari Allah Subhanahu wata’ala, yaitu syariat yang akan mengantarkan manusia kepada jalan- Nya Subhanahu wata’ala. Merekalah perantara antara Allah Subhanahu wata’ala dan hamba-Nya dalam hal penyampaian risalah. Perlu ditekankan bahwa perantara yang dimaksud adalah perantara dalam menyampaikan risalah, bukan perantara ala sufi-quburi, yang meyakini bahwa mereka adalah perantara dalam menyampaikan hajat kepada Allah Subhanahu wata’ala. Quburiyun (pengagung kuburan), baik dari kalangan sufi atau Syiah Rafidhah, berkeyakinan bahwa wali-wali Allah Subhanahu wata’ala, termasuk nabi dan rasul, mendengar dan mengetahui keadaan manusia yang masih hidup, meski mereka berada di dalam kubur.

      Quburiyun meyakini bahwa mereka mampu menjadi perantara di sisi Allah Subhanahu wata’ala dalam hal permintaan. Jadi, para penyembah kubur pun mengerumuni kuburan guna menyampaikan hajat kepada nabi dan rasul sebagai perantara doa mereka dengan Allah Subhanahu wata’ala. Sungguh, tidak diragukan bahwasanya keyakinan ini adalah keyakinan kufur. Keyakinan ini sama persis dengan keyakinan musyrikin Arab yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wata’ala dalam surat az-Zumar.

      أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ ۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ

      Ingatlah, hanya kepunyaan Allah Subhanahu wata’ala-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan sedekat-dekatnya.” (az-Zumar: 3)

      Diutusnya Nabi dan Rasul, Nikmat Besar yang Wajib Disyukuri

      Sebelum diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, manusia dalam masa jahiliah. Kesyirikan menguasai muka bumi; kebejatan akhlak dan moral menjadi simbol-simbol zaman itu; pembunuhan, kezaliman, dan segala macam kerusakan bukan hal yang asing; hukum rimba berlaku; serta tidak ada kasih sayang dan penghormatan pada hak-hak kemanusiaan.

      وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِالْأُنثَىٰ ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ () يَتَوَارَىٰ مِنَ الْقَوْمِ مِن سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ ۚ أَيُمْسِكُهُ عَلَىٰ هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

      “Apabila salah seorang dari mereka diberi kabar (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak karena buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (an- Nahl: 58—59)

      Kemudian Allah Subhanahu wata’ala mengutus nabi dan rasul-Nya, Muhammad bin Abdillah, menyibak kegelapan-kegelapan itu. Beliau mengantarkan manusia kepada cahaya iman. Sungguh, kebutuhan manusia kepada rasul sangatlah besar. Melalui rasul-rasul Allah Subhanahu wata’ala lah, jalan kebenaran terbentang lebar. Ya, nikmat diutusnya nabi dan rasul kepada umat manusia adalah nikmat besar yang wajib disyukuri. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

      لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ

      “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah (Al- Hadits). Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Ali Imran: 164)

      Menjadi teranglah betapa kebutuhan manusia pada para nabi dan rasul-Nya sangatlah primer. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Risalah kenabian adalah hal yang pasti dibutuhkan oleh hamba. Kebutuhan mereka kepada risalah ini melebihi hajat mereka kepada segala sesuatu yang lain. Risalah adalah ruh, cahaya, dan kehidupan bagi alam dunia ini. Bagaimana mungkin alam semesta menjadi baik jika tidak ada ruhnya, tidak ada kehidupannya, dan tidak ada cahayanya?!”

      Sungguh, telah datang ribuan nabi dan rasul kepada umat manusia, hingga diutusnya nabi dan rasul terakhir sebagai bukti kasih sayang Allah Subhanahu wata’ala kepada hamba-Nya.

      Berapa Jumlah Nabi dan Rasul?

      Di antara nabi dan rasul ada yang Allah Subhanahu wata’ala sebutkan kisahnya dalam al- Qur’an. Namun, banyak para nabi dan rasul yang tidak disebutkan oleh Allah Subhanahu wata’ala kisahkan. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

      وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗ

      “Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu. Di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu….” (al-Mu’min: 78)

      Jumlah nabi dan rasul sangat banyak, karena pada Allah Subhanahu wata’ala telah mengutus rasul kepada tiap-tiap umat.

      وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ

      Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah l (saja) dan jauhilah thaghut itu!” (an-Nahl: 36)

      Bahkan, dalam satu negeri bisa jadi Allah Subhanahu wata’ala mengutus lebih dari seorang rasul, sebagaimana Allah Subhanahu wata’ala mengisahkan dalam surat Yasin tentang penduduk sebuah negeri yang diutus di tengahtengah mereka tiga orang rasul-Nya.

      وَاضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ () إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُم مُّرْسَلُونَ

      “Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka; (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata, ‘Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu’.” (Yasin: 13—14)

      Tentang jumlah nabi dan rasul, Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,

      يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ؟ قَالَ: مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًا اَلرُّسُلُ مِنْ ذَالِكَ ثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا

      “Wahai Rasulullah, berapa jumlah para nabi seluruhnya?” Rasul bersabda, “Jumlah seluruhnya 124.000 nabi. Yang termasuk rasul di antara mereka adalah 315 orang, suatu jumlah yang banyak.” (HR. al-Imam Ahmad dalam al-Musnad, dinyatakan sahih oleh al- Albani dalam al-Misykah [3/1599 no. 5732] dan ash-Shahihah no. 2668)

      Riwayat yang menyebutkan jumlah nabi dan rasul juga kita dapatkan dari hadits Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu. Diriwayatkan dalam hadits tersebut, seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, apakah Adam seorang Nabi?” Beliau menjawab, “Ya, beliau seorang nabi yang diajak bicara oleh Allah Subhanahu wata’ala.” Dia bertanya, “Berapa generasikah antara Adam dan Nuh?” Beliau menjawab, “Sepuluh generasi.” “Wahai Rasulullah, berapakah jumlah rasul?” Beliau bersabda, “Tiga ratus lima belas.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya, Ibnu Mandah dalam Kitabu at-Tauhid, Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh Dimasyq, ath-Thabarani dalam al-Ausath, dan al-Hakim dalam al- Mustadrak. Al-Hakim berkata, “Hadits ini sahih menurut syarat Muslim.” Ucapan beliau ini disepakati oleh adz-Dzahabi rahimahullah)

      Ditulis oleh Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc.

      Tags: iman kepada nabi
      Previous Post

      Perbedaan Nabi dan Rasul

      Next Post

      Menghiasi Kalbu dengan Iman Kepada Para Nabi dan Rasul

      Related Posts

      Akidah Ahmadiyah

      Akidah Ahmadiyah

      Oleh Redaksi
      15/02/2021
      0

      Kelompok Ahmadiyah memiliki akidah yang sangat bertolak belakang dengan akidah kaum muslimin pada umumnya. Oleh karena itu, seharusnya mereka tidak...

      Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

      Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

      Oleh Redaksi
      14/02/2021
      0

      Hukum orang yang mengaku sebagai nabi atau rasul adalah kafir. Ia telah dinyatakan keluar dari Islam atau, dengan kata lain,...

      Next Post
      Menghiasi Kalbu dengan Iman Kepada Para Nabi dan Rasul

      Menghiasi Kalbu dengan Iman Kepada Para Nabi dan Rasul

      Hak-Hak Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang Wajib Kita Tunaikan

      Hak-Hak Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang Wajib Kita Tunaikan

      Please login to join discussion

      Aktual

      Menyebut Kata Tuhan di Kamar Mandi

      Oleh Redaksi
      05/03/2021
      0
      Menyebut Kata Tuhan di Kamar Mandi
      Aktual

      Pertanyaan: Bolehkah menyebut kata ‘Tuhan’ (bukan ‘Allah’) di kamar mandi? Jawaban: Kata Tuhan adalah terjemahan dari ilah atau Rabb. Maknanya...

      Selengkapnya

      Apakah Sifat Dayyuts Hanya Bagi Laki-Laki?

      Oleh Redaksi
      05/03/2021
      0
      Apakah Sifat Dayyuts Hanya Bagi Laki-Laki?
      Aktual

      Pertanyaan: Apakah dayyuts (tidak adanya rasa cemburu terhadap keluarga yang melakukan kemaksiatan) hanya berlaku bagi laki-laki saja? Bagaimana dengan perempuan...

      Selengkapnya

      Artikel Terbaru

      Akidah Ahmadiyah
      Asy Syariah Edisi 041

      Akidah Ahmadiyah

      Oleh Redaksi
      15/02/2021
      0

      Kelompok Ahmadiyah memiliki akidah yang sangat bertolak belakang dengan akidah kaum muslimin pada umumnya. Oleh karena itu, seharusnya mereka tidak...

      Selengkapnya
      Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

      Hukum Orang yang Mengaku Sebagai Nabi & Rasul

      14/02/2021
      Kemunculan Nabi Palsu, Pertanda Datangnya Hari Kiamat

      Kemunculan Nabi Palsu, Pertanda Datangnya Hari Kiamat

      13/02/2021

      Audio Terbaru

      Cadar & Celana Cingkrang, Simbol Radikalisme?

      Cadar & Celana Cingkrang, Simbol Radikalisme?

      Oleh Redaksi
      31/10/2020
      0

      Pertanyaan: Apakah cadar dan celana panjang di atas mata kaki (cingkrang) adalah simbol radikalisme, atau simbol anti-merah putih NKRI? Pertanyaan...

      takaran 1 sho' zakat fitrah

      Ukuran Zakat Fitrah Sesuai Ukuran Sha’ di Zaman Nabi

      Oleh Redaksi
      22/05/2020
      0

      Tanya: Bismillah Telah beredar luas sebuah potongan video yang berisi penjelasan ukuran zakat fitrah sesuai ukuran sha’ di zaman Nabi,...

      Tolak Bencana musibah dengan Takwa

      Tolak Musibah dengan Takwa

      Oleh Redaksi
      13/05/2020
      0

      Link Download Audio Untuk menolak bala tersebut... Untuk menolak musibah tersebut, solusi yang Allah dan Rasul sebutkan...

      nasihat untuk tenaga medis terkait wabah covid19

      Nasihat dan Dukungan untuk Tenaga Medis Terkait Covid-19

      Oleh Redaksi
      27/03/2020
      0

      Link Download Audio Kepada para tenaga medis yang berkecimpung dalam penanganan pasien virus Corona (Covid-19), saya menasihatkan...

      Majalah Asy Syariah (versi digital)

      Selain versi cetak, tersedia pula Majalah Asy Syariah dalam versi digital, Untuk membaca versi digital, Anda bisa mengunduhnya di Smartphone Android anda dengan menggunakan Aplikasi Google Play Book

      KUNJUNGI MAJALAH ASY SYARIAH DI GOOGLE PLAY BOOK

      AsySyariah edisi khusus 02 Mengapa Teroris Tidak Pernah Habis?

      Kontak

      Redaksi: 0813-2807-8414
      Sirkulasi: 0858-7852-5401
      Layanan: 0823-2741-2095
      Email: asysyariah@gmail.com

      Tentang Majalah AsySyariah

      Majalah AsySyariah adalah Majalah ahlussunnah wal jamaah di Indonesia. Membahas dan menampilkan pembahasan artikel berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah dengan apa yang di pahami oleh generasi awal umat ini.

      Alamat

      Jl. Titi Bumi - Potrojoyo 2 No. 082 (gg. Kenanga 26B) RT 01 Patran, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55599

      • Majalah Islam AsySyariah
      • Pengiriman
      • Daftar Agen

      © 1442 H Majalah Asy Syariah
      Web Desain oleh DakwahStudio.

      No Result
      View All Result
      • Beranda
      • Majalah
        • Tebar Asy-Syariah
        • Daftar Agen
        • Majalah Asy Syariah – Digital
      • Tanya Jawab
      • Artikel
      • Audio
        • Audio Tanya Jawab
        • Audio Kajian
        • Audio Khutbah Jumat
        • Audio Kutipan
      • Ebook

      © 1442 H Majalah Asy Syariah
      Web Desain oleh DakwahStudio.