Cara Menghindari Acara Bid’ah

Pertanyaan:

Ada orang yang sangat baru mengenal salaf. Dia diminta hadir dalam acara setahun meninggalnya mertua. Dia tahu bahwa itu bid’ah dan sangat ingin menjauhi acara itu. Bagaimana solusi terbaik untuk menghindari acara itu, ustadz?

Jawaban:

Alhamdulillah, di antara yang patut disyukuri ialah ketika seseorang mengetahui suatu keburukan semisal amalan bid’ah sehingga dia dapat menghindarinya. Sahabat Hudzaifah radhiallahu anhu berkata,

كانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ، وكُنْتُ أسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ، مَخَافَةَ أنْ يُدْرِكَنِي

“Orang-orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang kebaikan. Sementara itu, aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena khawatir terjerumus ke dalamnya.”

Baca juga: Menyikapi Kemungkaran dalam Keluarga

Seorang penyair Arab berkata,

عَرَفْتُ الشَّرَّ لَا لِلشَّرِّ لَكِنْ لِتَوَقِّيهِ

       وَمَنْ لَا يَعْرِفِ الْخَيْرَ مِنَ الشَّرِّ يَقَعْ فِيهِ

Aku mengetahui keburukan bukan untuk keburukan, melainkan untuk menghindarinya

      karena orang yang tidak bisa membedakan kebenaran dari keburukan, dia akan terjerumus ke dalamnya

Saran kami, sebisa mungkin kita tidak menghadiri acara-acara yang sudah kita ketahui tentang kebid’ahannya. Sebab, bid’ah adalah kesesatan sebagaimana disebutkan dalam hadits.

Baca juga: Mengikuti Sunnah Rasulullah dan Menjauhi Bid’ah

Menurut hemat kami, solusi yang terbaik untuk menghindarinya adalah dengan berterus terang. Sampaikan kepada pihak keluarga dengan sopan dan hikmah tentang uzur dan alasan ketidakhadiran, tanpa mengurangi rasa hormat kepada pihak keluarga. Insya Allah dengan terus menjalin hubungan silaturahim, kesalahpahaman yang dikhawatirkan muncul bisa diatasi, dengan izin Allah.

Harapannya, dengan berterus terang bisa membuka wawasan ilmu agama bagi pihak keluarga; barangkali ada di antara mereka yang dibukakan hatinya sehingga mendapat petunjuk. Atau, minimalnya pada kesempatan yang lain mereka bisa mengerti sehingga tidak mengundang kita lagi dan tidak mempermasalahkan ketika ada yang tidak hadir.

Baca juga: Cara Manis Menepis Kemungkaran

Bisa juga kita menolak dengan cara lain yang dianggap lebih hikmah dan bisa diterima. Intinya, sebisa mungkin kita tidak menghadiri acara tersebut. Sebab, hakikat dari seseorang mengetahui suatu ilmu adalah mengamalkannya. Mengamalkan ilmu tentang keburukan atau kejelekan ialah dengan meninggalkannya.

Wallahu a’lam bish-shawab.

(Ustadz Abu Ishaq Abdullah Nahar)