Doa yang Dibaca Saat Lailatul Qadar

Pertanyaan:

Saat malam Lailatul Qadar, kita disunnahkan membaca doa “Allahuma innaka….” sampai selesai. Bolehkah kita berdoa dengan doa selain itu sesudah membaca doa ini?

Jawaban:

Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu anha bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

يَا رَسُولَ اللهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ بِمَ أَدْعُو؟

“Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu ketika aku mengetahui suatu malam dari malam Lailatul Qadar, apa yang aku ucapkan?”

قَالَ: تَقُولِينَ: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Beliau menjawab, “Ucapkanlah,

ALLAAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA, FA’FU ‘ANNII

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan menyukai pemaafan. Karena itu, maafkanlah aku.” (HR. Ahmad 6/171 dan at-Tirmidzi no 3013)

Baca juga: Keutamaan Malam Seribu Bulan

Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajari Aisyah untuk berdoa dengan doa yang paling afdal (utama) ketika seseorang berasumsi malam tersebut adalah malam Lailatul Qadar. Sebab, meminta ampunan dan keselamatan merupakan doa yang paling penting.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

سَلُوا اللهَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَالْمُعَافَاةَ الدَّائِمَةَ، فَمَا أُوتِيَ أَحَدٌ بَعْدَ يَقِينٍ خَيْرٌ مِنَ الْمُعَافَاةِ

“Mintalah kepada Allah pemaafan dan kesehatan, serta selalu mendapat perlindungan. Sebab, tidak ada pemberian kepada seseorang—setelah rasa yakin—yang lebih baik daripada perlindungan.” (HR. an-Nasai dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu)

Dianjurkan juga pada malam tersebut untuk banyak berdoa dengan doa selain itu, berupa doa memohon kebaikan dunia dan akhirat. Demikian pula beristigfar.

Baca juga: Saat Pengabulan Doa

Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Bassam rahimahullah berkata,

“Sebaiknya seseorang memperbanyak doa dan istigfar pada malam Lailatul Qadar. Sebab, doa pada malam tersebut mustajab. Sebutkan kebutuhannya dalam doa yang dia panjatkan pada malam tersebut.” (Kitab Taudhihul Ahkam min Bulughil Maram 2/652 terbitan ad-Daar al-‘Alamiyah)

Hidupkanlah malam Lailatul Qadar dan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dengan ibadah dan ketaatan, seperti qiyamullail, berzikir, dan membaca Al-Qur’an, meskipun dia tidak mengetahui bahwa malam tersebut adalah malam Lailatul Qadar.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa menghidupkan malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu)

Baca juga: Tata Cara I’tikaf

Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersungguh-sungguh memanfaatkan sepuluh malam yang terakhir Ramadhan untuk ibadah. Beliau juga menganjurkan demikian kepada para sahabatnya sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits yang sahih.

Wallahu a’lam bish-shawab.

(Ustadz Abu Ishaq Abdullah Nahar)