Waswas dari Setan

Pertanyaan:

Saya sering dikuasai rasa waswas. Apabila saya ingin melintasi sebuah jalan, rasa waswas itu menghantui saya hingga saya merasa bahwa jalan yang saya lalui salah, seharusnya lewat sisi yang lain. Ketika hendak makan, setan juga menyusupkan waswas pada diri saya bahwa makanan saya tidak sehat dan menimbulkan mudarat. Saya mohon nasihat Anda. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan balasan kebaikan kepada Anda.

Jawaban:

Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah menjawab sebagai berikut.

Waswas itu berasal dari setan, sebagaimana firman Allah azza wa jalla,

قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ ١ مَلِكِ ٱلنَّاسِ ٢ إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ ٣ مِن شَرِّ ٱلۡوَسۡوَاسِ ٱلۡخَنَّاسِ ٤

Katakanlah (ya Muhammad), “Aku berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejelekan waswas al-khannas.” (an-Nas: 1—4)

Al-Khannas adalah setan.

Maka dari itu, wahai Saudaraku, Anda wajib bertaawudz kepada Allah azza wa jalla dari waswas tersebut serta berhati-hati dari tipu daya setan. Hendaknya pula Anda berketetapan hati dalam melakukan segala urusan Anda. Jika Anda melewati sebuah jalan, mantapkanlah. Terus Anda lalui hingga Anda memang mengetahui dengan yakin di jalan tersebut ada sesuatu yang akan mengganggu. Jika memang demikian, tinggalkanlah.

Baca juga: Waswas Saat Bersuci

Demikian pula ketika memakan makanan. Jika Anda tidak tahu ada perkara yang membuat makanan tersebut diharamkan, makanlah serta tinggalkan waswas yang ada. Saat berwudhu juga demikian, terus kerjakan dan tinggalkan segala waswas yang mungkin membisikkan, “Anda tidak menyempurnakan wudhu”, “Anda belum melakukan ini dan itu.” Teruskan wudhu Anda selama Anda pandang telah menyempurnakannya. Lalu, pujilah Allah azza wa jalla. Demikian pula saat Anda mengerjakan shalat.

Hati-hatilah Anda dari waswas dalam segala sesuatu. Yakinlah bahwa itu dari setan. Apabila Anda mendapati suatu waswas dalam jiwa Anda, berlindunglah kepada Allah azza wa jalla dari setan serta teruskan apa yang sedang Anda lakukan. Berketetapan hatilah hingga membuat jengkel setan musuh Anda. Hingga akhirnya setan tidak dapat menguasai Anda, yang sebelumnya dia dapat melakukannya karena sikap lembek Anda kepadanya.

Kita mohon perlindungan kepada Allah azza wa jalla dari kejelekan dan tipu daya setan.”

(Fatawa Nur ‘ala ad-Darb, hlm. 76)