Ikhlas

niat hati yang ikhlas

Yahya bin Abi Katsir rahimahullah berkata,

Pelajarilah niat karena niat lebih sempurna daripada amal.”

Ibnul Mubarak rahimahullah berkata,

“Betapa banyak amal yang kecil menjadi besar karena niat.”

Yusuf bin al-Husain ar-Razi rahimahullah berkata,

“Perkara yang paling berat di dunia adalah ikhlas. Aku sering menghilangkan riya dari hatiku, tetapi seolah tumbuh lagi di hatiku dengan warna yang berbeda.”

Mutharrif bin Abdullah rahimahullah berkata,

“Baiknya hati tergantung pada baiknya amal, dan baiknya amal tergantung pada baiknya niat.”

Sufyan ats-Tsauri rahimahullah berkata,

“Tidak ada sesuatu yang lebih sulit aku obati daripada niatku, karena niatku senantiasa berbolak-balik.”

Seorang ahli cerita yang suka menasihati orang, berdiri di dekat Muhammad bin Wasi’, lalu berkata,

“Betapa aku melihat hati manusia tidak khusyuk, tidak menangis, dan kulit tidak bergetar dengan nasihat. Mengapa?”

Muhammad berkata,

”Hai fulan, aku melihat manusia datang dari sisimu. Sesungguhnya peringatan itu jika keluar dari hati (yakni dilakukan secara ikhlas, –red.), akan diterima oleh hati.”

(Shifatush Shafwah, 4/269, Aina Nahnu min Akhlaqis Salaf)