Arti Nama Allah: Al-Mutakabbir

Dalil Nama Allah Al-Mutakabbir

Al-Mutakabbir adalah salah satu nama Allah azza wa jalla yang agung dan mulia. Allah azza wa jalla telah menyebutkan nama ini dalam beberapa ayat. Di antaranya,

هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡمَلِكُ ٱلۡقُدُّوسُ ٱلسَّلَٰمُ ٱلۡمُؤۡمِنُ ٱلۡمُهَيۡمِنُ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡجَبَّارُ ٱلۡمُتَكَبِّرُۚ سُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشۡرِكُونَ 

“Dia-lah Allah Yang tiada Rabb (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, dan Yang Memiliki segala keagungan. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (al-Hasyr: 23)

وَلَهُ ٱلۡكِبۡرِيَآءُ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ

“Dan bagi-Nya lah keagungan di langit dan di bumi, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (al-Jatsiyah: 37)

Adapun dalil dari hadits ialah hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu. Dia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللهُ: الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي، وَالْعَظَمَةُ إِزَارِي، فَمَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا قَذَفْتُهُ فِي النَّارِ

Allah azza wa jalla berfirman, “Al-Kibriya’ adalah selendang-Ku dan keagungan adalah sarung-Ku. Barang siapa merebut salah satunya dari-Ku, Aku akan melemparkannya ke dalam neraka.” (Sahih, HR. Abu Dawud. Imam Muslim juga meriwayatkan dengan lafaz yang semakna)

Arti Nama Allah Al-Mutakabbir

Arti nama Allah al-Mutakabbir ialah Yang memiliki sifat kibriya’. Sifat kibriya’ biasa diterjemahkan dengan kesombongan. Ketika pertama kali terdengar, ada kesan tidak baik karena Allah azza wa jalla sendiri mengharamkan sifat sombong.

Akan tetapi, pada hakikatnya terjemahan kata kibriya’ dengan ‘sombong’ belum mewakili maknanya.  Hanya saja, keterbatasan bahasa kita menyebabkan kita menerjemahkan dengan sebagian maknanya. Apabila merujuk kepada penjelasan ulama, kita akan dapati bahwa kibriya’ mengandung makna-makna lain yang sangat mulia dan agung. Insya Allah nanti akan kami akan sebutkan.

Di samping itu, apabila sifat sombong disandarkan pada Allah azza wa jalla, sama sekali tidak mengandung sifat negatif. Sebab, Allah itu Mahabaik, Mahamulia, dan Mahabijaksana.

Pantaslah bagi Allah azza wa jalla untuk sombong. Sebab, Allah azza wa jalla adalah Mahakuasa dan tak tertandingi. Allah Mahabesar, Maha Memiliki, Mahakaya. Dialah Pencipta alam semesta, Pemilik, dan Pengaturnya. Segala urusan ada di tangan-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Allah memiliki berbagai sifat kebesaran dan keagungan yang lain sehingga sifat kesombongan yang dimiliki-Nya adalah pada tempatnya.

Baca juga: Arti Nama Allah: Al-Ghani

Adapun makhluk, tidak pantas baginya untuk memiliki sifat sombong. Dia hendak sombong dengan apa? Dengan harta kekayaan yang dimilikinya? Dengan pangkat dan jabatan yang disandangnya? Ataukah dengan nasab nenek moyangnya? Dengan kekuatan yang dia miliki? Apakah dengan banyaknya pengikut yang menuruti titahnya?

Semua itu hanyalah pemberian Allah azza wa jalla kepadanya. Jadi, pantaskah dia sombong dengan sesuatu yang hakikatnya tidak dia miliki?! Sepantasnya seorang hamba justru merendahkan diri dan tawadhu.

Lagipula, kesombongan pada makhluk itu identik dengan sifat-sifat negatif lainnya. Seringkali, kesombongan manusia mengantarkan pada kediktatoran, kezaliman, dan merendahkan orang lain. Kesombongan manusia akan menyebabkan dia tidak mensyukuri nikmat Allah azza wa jalla. Kesombongannya justru akan mengantarkan dirinya menggunakan nikmat yang Allah azza wa jalla berikan tidak pada tempatnya, lupa diri, dan berbagai sifat negatif lain.

Berbeda halnya dengan kesombongan Allah azza wa jalla. Kesombongan-Nya beriring dengan sifat bijaksana, keadilan, syukur-Nya kepada hamba-Nya. Dia menerima tobat mereka. Allah juga memuliakan hamba-Nya. kesombongannya beriring dengan kasih sayang-Nya, kelembutan-Nya, dan berbagai sifat mulia yang lain.

Baca juga: Arti Nama Allah: Ar-Rahman & Ar-Rahim

Lebih dari itu, ternyata nama Allah al-Mutakkabir bukan hanya bermakna sombong.

Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan bahwa ada lima pendapat tentang arti/makna nama Allah al-Mutakabbir.

  1. Yang Mahatinggi dari segala yang jelek. Ini adalah penafsiran Qatadah.
  2. Yang Mahatinggi dari berbuat zalim terhadap hamba-Nya. Ini adalah penafsiran az-Zajjaj.
  3. Yang memiliki sifat kibriya’ yang berarti kerajaan. Ini adalah penafsiran Ibnul Anbari.
  4. Yang Mahatinggi dari menyerupai sifat-sifat makhluk.
  5. Yang Mahasombong terhadap hamba-Nya yang membangkang.

Demikian penafsiran para ulama. Semuanya adalah makna yang baik dan mulia.

Buah Mengimani Nama Allah Al-Mutakabbir

Dengan mengimani nama Allah al-Mutakabbir tersebut, kita semakin mengetahui kelemahan kita selaku makhluk. Oleh karena itu, kita tidak pantas bersikap sombong. Justru sikap merendahkan diri dan tawadhu itulah yang pantas bagi kita.

Dengan mengimani nama Allah al-Mutakabbir, kita juga mengetahui kebesaran Allah azza wa jalla dengan segala sifat mulia-Nya. Dialah yang berhak memiliki sifat sombong dengan makna yang positif sebagaimana penjelasan di atas.

Wallahu a’lam.

(Ustadz Qomar Z.A., Lc.)