Mau Kerja, Ibu Tidak Ridha

Pertanyaan:

Saya ada niatan mau bekerja di suatu tempat. Saya musyawarahkan dengan orang tua. Bapak saya meridhai, tetapi ibu saya tidak meridhai saya bekerja di tempat tersebut. Jadi, pendapat mana yang harus saya ambil? Ridha Allah adalah ridha orang tua, tetapi jika salah satu saja yang ridha, bagaimana?

Jawaban:

Alangkah baiknya pekerjaan tersebut ditunda atau dibatalkan demi mendapatkan ridha dari seorang ibu yang berharap kebaikan yang lebih untuk seorang anak.

Baca juga: Kewajiban Berbakti kepada Orang Tua

Sedikit saran dari kami, apabila pada masa yang akan datang Anda hendak merencanakan suatu pekerjaan, sebaiknya Anda melakukan shalat istikharah dan bermusyawarah dengan kedua orang tua.

Jabir bin Abdullah radhiallahu anhuma berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُ أَصْحَابَهُ الْاِسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا، كَمَا يُعَلِّمُهُمُ السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ يَقُولُ: إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ، ثُمَّ لِيَقُلْ:

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajari para sahabatnya istikharah dalam semua urusan seperti beliau mengajarkan surah Al-Qur’an kepada mereka. Beliau bersabda, “Jika salah seorang dari kalian berencana melakukan sesuatu, hendaknya dia shalat dua rakaat yang bukan shalat wajib, kemudian membaca (doa istikharah),

Baca juga: Sudah Ada Kecenderungan, Tetap Shalat Istikharah?

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الغُيُوبِ، اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ هَذَا الأَمْرَ – ثُمَّ تُسَمِّيهِ بِعَيْنِهِ – خَيْرًا لِي فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ – قَالَ: أَوْ فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي – فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي، ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ، اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي – أَوْ قَالَ: فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ – فَاصْرِفْنِي عَنْهُ، وَاقْدُرْ لِي الخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ رَضِّنِي بِهِ

‘Ya Allah, sungguh, aku meminta pilihan dengan ilmu-Mu, meminta ketentuan dengan takdir-Mu, aku meminta karunia-Mu yang besar. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedangkan aku tidak berkuasa. Engkau mengetahui dan aku tidak mengetahui. Engkau Maha Mengetahui perkara gaib.

Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa urusanku ini (sebutkan urusan Anda) lebih baik bagiku, agamaku, hidupku, dan akhir urusanku, berilah aku kemampuan untuk melakukannya. Mudahkanlah urusanku dan berilah aku berkah padanya.

Namun, jika Engkau tahu bahwa urusanku ini (sebutkan urusan Anda) jelek bagiku dalam hal agama, kehidupan, dan akhir urusanku, palingkanlah urusan itu dariku. Palingkanlah aku dari urusan itu. Tentukanlah kebaikan itu untukku di manapun ia, dan jadikanlah aku ridha dengannya’.” (HR. al-Bukhari no. 7390)

Baca juga: Tata Cara Shalat Istikharah

Para ulama menyebutkan,

لَا خَابَ مَن اسْتَخَارَ وَلَا نَدِمَ مَنْ اسْتَشَارَ

“Tidak menyesal orang yang beristikharah dan tidak kecewa orang yang bermusyawarah.”

Bisa jadi, seseorang merasa khawatir rencananya terhambat karena belum mendapat ridha dari salah satu dari kedua orang tuanya. Dia bisa memohon kepada pihak lain untuk melakukan pendekatan agar keduanya ridha.

Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish-shawab.

(Ustadz Abu Ishaq Abdullah Nahar)