Pertanyaan:
Izin bertanya. Apa hukum mengadakan majelis ilmu pada hari Jumat?
Jawaban:
Ada riwayat bahwa
وَنَهَى عَنِ التَّحَلُّقِ قَبْلَ الصَّلَاةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ
“… Nabi juga shallallahu alaihi wa sallam melarang mengadakan halaqah (majelis ilmu) sebelum shalat pada hari Jumat.” (HR. Abu Dawud no. 1079 dan Ahmad no. 6676 dari sahabat Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiallahu anhuma. Syaikh al-Albani rahimahullah menilainya hasan dalam kitab Shahih Sunan Abi Dawud no. 650)
Baca juga: Keutamaan Hari Jumat
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah pernah ditanya tentang maksud berhalaqah yang dilarang pada hari Jumat.
Beliau rahimahullah menjawab,
“Maksudnya ialah sebagaimana zahirnya, yaitu (larangan) berhalaqah (bermajelis) untuk pelajaran, faedah (ilmu), dan membaca Al-Qur’an—yakni berhalaqah di hadapan para guru dan qari. Yang seperti ini terlarang. Adapun apabila sendiri-sendiri di shaf atau membaca sendiri dengan bersandar di dinding, ini tidak termasuk halaqah.” (Fatawa Nur ‘alad Darb 13/302 pertanyaan no. 206)
Baca juga: Waktu Shalat Jumat
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah ditanya tentang larangan berhalaqah pada hari Jumat, apakah maksudnya sebelum shalat (Jumat) langsung atau setelah shalat Subuh.
Beliau rahimahullah menjawab,
“Sepertinya, mengadakan halaqah sebelum orang-orang berdatangan ke masjid, itu tidak mengapa. Adapun larangan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berhalaqah adalah supaya tidak mempersempit orang-orang yang datang untuk shalat jumat. Sementara itu, setelah shalat Subuh biasanya belum ada orang.” (Majmu’ Fatawa wa Rasail Ibni Utsaimin 16/157)
Baca juga: Tata Cara Shalat Jumat
Syaikh Ibnu Utsaimin juga pernah ditanya tentang hukum mengadakan halaqah sebelum shalat Jumat.
Beliau menjawab,
“Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarang berhalaqah pada hari Jumat. Sebab, halaqah pada hari Jumat menyebabkan sempitnya masjid bagi jamaah shalat yang datang untuk shalat Jumat. Terlebih lagi manakala halaqah tersebut diadakan mendekati waktu banyaknya orang yang hadir sehingga masjid menjadi sempit. Tentu jelas sekali mudaratnya.
Adapun jika hal tersebut tidak terjadi, tidak dilarang (mengadakan halaqah). Sebab, syariat hanya melarang sesuatu yang benar-benar atau cenderung mendatangkan mudarat.” (Majmu’ Fatawa wa Rasail Ibni Utsaimin 16/159)
Wallahu a’lam bish-shawab.