Puasa Daud Tetapi Tidak Kontinu

Pertanyaan:

Apakah boleh puasa Daud dilakukan jika ingin saja, sehari puasa sehari tidak, tetapi tidak istimrar (kontinu/berkesinambungan)?

Jawab:

Ada sebuah pertanyaan yang diajukan kepada Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah:

“Apakah boleh aku berpuasa sunnah, misalnya puasa Senin Kamis pada suatu bulan, lalu aku tidak puasa setelah itu selama tiga bulan? Ataukah harus kontinu?”

Baca juga: Adab-Adab Berpuasa

Beliau menjawab,

“Semua puasa sunnah, baik puasa Senin Kamis, ayyamul bidh (13, 14 & 15), enam hari di bulan Syawal, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, hari Arafah (9 Dzulhijjah), hari Asyura (10 Dzulhijjah), atau yang semisalnya, Anda memiliki pilihan. Jika Anda menghendaki untuk kontinu, lakukanlah. Seandainya pun tidak kontinu, tidak mengapa. Anda boleh puasa Senin saja atau Kamis saja. Semuanya boleh dan tidak mengapa.

Baca juga: Puasa Tiga Hari Tiap Bulan

Akan tetapi, yang lebih utama ialah jika seseorang melakukan suatu amalan, hendaknya dia mempertahankannya dan tetap kontinu. Ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

وَأَنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

“Amalan yang paling disukai oleh Allah adalah amalan yang kontinu walaupun sedikit.” (HR. al-Bukhari no. 6464 dan Muslim no. 215)

Jadi, ketika Anda ingin menekuni puasa Senin Kamis, berusahalah untuk kontinu. Jika Anda puasa tiga hari di setiap bulan, berusahalah untuk kontinu. Demikian juga (puasa atau amalan sunnah) yang lainnya. Akan tetapi, jika Anda ingin meninggalkannya, tidak ada dosa karena semuanya hukumnya sunnah.” (Fatawa Nur ‘alad Darb dari program al-Maktabah asy-Syamilah)

Baca juga: Tanya Jawab Ringkas – Seputar Puasa dan Hari Raya

Terkait dengan puasa Daud juga demikian, insya Allah.

Wallahu a’lam bish-shawab.

(Ustadz Abu Ishaq Abdullah Nahar)